Sebuah Percakapan Dengan Kecerdasan Buatan Mengenai Negara yang Terlambat Hadir
Menguji kecerdasan mesin kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) You.com. Menguji AI dengan pertanyaan seputar negara.
Muhammad Akmal Firmansyah
Mahasiswa Ilmu Sejarah UIN SGD Bandung dan Jurnalis BandungBergerak.id sejak 12 Juni 2022
20 Februari 2023
BandungBergerak.id – Semenjak aku memutuskan menjadi pewarta dan di tempatkan pada desk yang bebas kadang nge-beat ke sana kemari atau terkadang harus juga mencari isu sendiri. Saat meliput kemiskinan, kriminal, sengketa, dan bahkan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh negara mereka selalu telat hadir, dan tampil seperti pahlawan di film hiburan yang berhasil mengalahkan penjahatnya, mengapa negara selalu telat hadir?
Sungguh sangat mengherankan mengapa negara selalu datang terlambat. Entahlah. Tapi saat aku sekolah terlambat itu selalu kena hukuman. Lantas bagaimana rakyat harus menghukum keterlambatan hadirnya negara?
Entah juga karena kita terbiasa dengan hal-hal pencitraan, bahkan di antaranya ada yang leluasa menerima bayaran itu. Sepuluh Elemen Jurnalisme Bill Kovach melucuti diri kita perlahan-lahan dan jauh dari kata ideal, lalu kita mau berdalih apa lagi? Kita jauh dari dawuh yang dituliskan oleh Bill Kovach dan Tom Rosentiel kok, toh bangga ya.
Balik lagi, mengapa negara selalu telat hadir? Hadir pada rakyatnya yang membutuhkan kedamaian, kenyamanan, dan ketenteraman. Hadir untuk menyejahterakan, memberantas kemiskinan, dan memakmurkan rakyatnya agar berkemajuan.
Tapi mengapa negara selalu mengatur dengan berjibun peraturan, sementara ia selalu telat hadir pada hal-hal yang sangat kita butuhkan. Apa jangan-jangan benar kata Tanashagara bahwa tak ada negara yang berbuat baik, kita harus paksa mereka untuk berbuat baik. Apa itu sejenis hukuman pada negara? Tapi memaksa negara berbuat baik dengan seperti apa?
Ada banyak permasalahan hak asasi manusia yang belum diselesaikan, ada banyak konflik yang sebetulnya negara perlu hadir di sana. Ada mereka yang tertidur di trotoar jalanan, negara harus hadir,sebab negara punya program jaminan kesehatan dan pemberdayaan. Bukan peran lembaga nonprofit yang mereka hanya butuh dokumentasi daripada beramal. Jadi apakah negara selalu hadirnya terlambat?
Lalu aku bertanya pada Artificial Intelligence (AI) atau yang biasa disebut kecerdasan buatan, aku bertanya dulu apa itu negara, mengapa hadirnya selalu terlambat, apakah rakyat boleh menghukumnya, bagaimana agar negara tidak hadir telat. Berikut ini wawancara saya dengan AI–sebuah mesin pencari AI yaitu You.com.
“Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu. Negara memiliki tugas untuk melindungi, mengatur dan mengawasi hak asasi manusia, memelihara kedamaian dan perdamaian, dan menciptakan situasi yang aman dan nyaman bagi warga negaranya. Negara juga berperan dalam menetapkan hukum dan menegakkannya, memelihara keadilan, dan menyediakan layanan publik,” tulis mesin AI You.com yang diakses pada Jumat (17/2/23).
Menurut AI, negara hadir terlambat itu karena ada beberapa faktor. Begini katanya.
“Negara hadirnya terlambat karena banyak faktor, termasuk kemampuan teknologi masa lalu yang terbatas, kekurangan sumber daya manusia, kurangnya pemerintahan yang efektif, dan ketidakmampuan untuk mengikuti perubahan di dunia global. Misalnya, kemampuan teknologi masa lalu yang terbatas berarti bahwa orang-orang harus menggunakan cara yang lebih tradisional untuk mengelola pemerintahan, menyebabkan pemerintahan yang lambat dan tidak efisien. Kurangnya sumber daya manusia berarti bahwa pemerintahan tidak memiliki cukup staf untuk menangani tugas-tugas penting, seperti peraturan dan pengawasan, menyebabkan pemerintahan yang lemah. Dan ketidakmampuan untuk mengikuti perubahan di dunia global juga berarti bahwa negara-negara kurang siap untuk melawan tantangan global,” beber AI You.com.
Sayangnya, kata AI, bahwa kita sebagai rakyat tidak boleh menghukum negara walaupun hadirnya telat. Begini ujarnya, “Tidak, rakyat tidak boleh menghukum negara ketika negara telat. Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat, namun hukum dan tata tertib diatur oleh pemerintah. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatur dan menegakkan hukum dan tata tertib, dan rakyat harus mendukung pemerintah dalam melaksanakannya. Namun, rakyat tetap berhak untuk mengekspresikan pendapat mereka melalui cara yang bijaksana dan tidak berbahaya, seperti melalui demonstrasi, dan mengajukan protes dan kritik terhadap pemerintah.”
Tapi AI tetap tidak mewanti-wanti agar negara tidak telat hadir. Alasannya, karena telat itu berbahaya.
“Ketika negara hadirnya telat, ini dapat memiliki berbagai dampak buruk. Pertama, ini dapat menghalangi pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan negara untuk mengelola sumber daya dan mengatur hak asasi manusia. Negara juga dapat mengalami masalah korupsi dan ketidakadilan yang menempatkan kepentingan rakyat kurang diutamakan. Selain itu, ketika negara hadirnya telat, ini berarti bahwa orang-orang tidak memiliki akses yang tepat dan adil untuk pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar AI You.com.
Baca Juga: Sampah di Gunung, yang Mengungkung Tanpa Mengenal Tempat
Mimpi Youtuber
Satu Abad NU, Menagih Keberpihakan Organisasi Pada Rakyat
Kecerdasan Buatan Bekerja dengan Mengumpulkan Data
Jawaban yang disampaikan AI di atas tentu hanya kecerdasan buatan yang mengakumulasi data-data di berbagai website, semoga negara bisa memaklumi, termasuk memaklumi tulisan saya ini. Toh pada dasarnya memang benar adanya. Begini, indeks literasi digital saja kita tinggi, tapi masih banyak penipuan. Bahkan bukan sekali dua kali kita kebocoran data lho. Kemudian indeks kebahagiaan pun gak semua bahagia, masih ada kaum kampung miskin kota yang digusur rumahnya. Memang harus sering mengelus dada, negara selalu hadir terlambat. Banyak yang tidak bisa bayar bayar UKT kuliah, tidak bisa memberikan kesejahteraan guru honorer serta tempat pendidikan yang layak. Banyak yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan bahkan di daerah-daerah terpencil.
Ah, memang kita harus memaksa negara agar tidak hadir terlambat, dengan cara apa? Mari kita tanyakan lagi pada AI, dan mari kita akhiri tulisan ini.
Lagi-lagi AI tidak boleh memaksa negara yang hadirnya telat. “Tidak, tidak boleh memaksa negara yang hadirnya telat. Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat, namun hukum dan tata tertib diatur oleh pemerintah. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatur dan menegakkan hukum dan tata tertib, dan rakyat harus mendukung pemerintah dalam melaksanakannya. Namun, rakyat tetap berhak untuk mengekspresikan pendapat mereka melalui cara yang bijaksana dan tidak berbahaya, seperti melalui demonstrasi, dan mengajukan protes dan kritik terhadap pemerintah,” tutur AI You.com.
Lalu aku terbangun dari tidur semalaman yang pulas, dan secangkir kopi disajikan menuju pagi yang cerah, percakapan dengan AI itu maksudnya adalah negara di serial Avatar The Legend of Aang. Kayak Aang, negara juga telat, Aang juga telat, kumaha atuh Ang ah.
Oh iya, sedikit informasi kadang obrolan dengan AI itu gimana dianya, kadang lagi mood kadang juga enggak. Sekian semangat mencoba.