• Berita
  • Wacana Pembangunan Jalan Layang Bojongsoang, Warga Khawatir Tambah Macet

Wacana Pembangunan Jalan Layang Bojongsoang, Warga Khawatir Tambah Macet

Sebagian warga mendukung wacana membangun jalan layang, namun bergantung titik lokasinya. Jalanan di Bojongsoang memiliki banyak titik kemacetan.

Suasana kemacetan di persimpangan Univeritas Telkom, Bojongsoang, Senin (27/2/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul1 Maret 2023


BandungBergerak.id – Bupati Bandung, Dadang Supriatna memberikan usulan kepada Ridwan Kamil untuk membangun flyover atau jalan layang di Bojongsoang untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di kawasan tersebut. Meski masih wacana, warga dan pengguna jalan Bojongsoang mendorong wacana membangun jalan layang tersebut dengan catatan agar meminimalisir dampak kemacetan saat proses pembangunan.

Salah seorang pemilik warung di Jl. Terusan Buah Batu-Bojongsoang, Lukman menerangkan bahwa kemacetan di Bojongsoang sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Wacana pembangunan jalan layang dinilainya mampu membantu mengurai kemacetan, namun bergantung dari titik mana ke titik mana jalan layang akan dibangun.

Ia meragukan jalanan di Bojongsoang yang sempit bisa menampung jalan layang yang memiliki tiang penyangga yang besar. Ia juga mempertanyakan pengalihan kendaraan atau rekayasa lalu lintas yang dilakukan selama proses pembangunan nanti. Ia tidak bisa membayangkan kemacetan yang akan terjadi selama proses pembangunannya.

 “Kalau bikin flyover lewat jalan raya kayaknya susah, soalnya kan jalannya kecil. Kalau lewat jalan belakang kayaknya mungkin-mungkin aja lebih enaklah gitu. Mungkin bisa jalur yang sana lagi, lewat perumahan atau persawahan gitu,” ujar Lukman kepada BandungBergerak.id saat ditemui di warungnya yang berada tepat di seberang lapangan voli, Bojongsoang, Senin (27/2/2023).

Lukman mengatakan bahwa kemacetan terjadi di Bojongsoang di antaranya karena pembangunan kompleks perumahan Podomoro dan persimpangan menuju kampus Universitas Telkom. Kompleks Podomoro memang belum aktif digunakan karena beberapa rumah di sana belum laku terjual, namun ia memastikan jika sudah efektif digunakan kemungkinan kemacetan semakin bertambah.

“Sekarang kan belum terisi banyak ya jadi belum menambah kemacetan. Apalagi nanti Podomoro udah dipake, itu mah jelas. Kalau menurut saya kalau mau mengurai lebih baik jalan yang ke Telkom dikasih akses, akses khusus lah gitu,” ujar Lukman.

Lukman mengatakan, akses jalan di persimpangan tersebut menjadi satu-satunya akses bagi mahasiswa Universitas Telkom menuju kampusnya. Lokasi tersebut menjadi langganan kemacetan karena antrean kendaraan yang harus berhenti sejenak saat ada kendaraan menyeberang masuk ke jalan menuju kampus Telkom.

Baca Juga: SUARA SETARA: Menstruasi dan Inferioritas Perempuan
Turun ke Jalan, Mahasiswa Bandung Menolak Perpu Cipta Kerja
Menyulap Brandgang Kumuh Menjadi Ruang Publik yang Cantik
Suar Anak Muda soal Cemar Cikapundung

Jalan Layang di Mata Ojol

Pengendara ojek online (ojol) setiap harinya melakukan mobilitas di setiap ruas jalanan Bandung. Namun biasanya para ojol memiliki tempat nongkrongnya tersendiri untuk menerima pesanan dari konsumen. Di depan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Bojongsoang, di salah satu warung di pinggir jalan tersebut menjadi lokasi nongkrong favorit ojol.

Rian Firmansyah salah seorang pengemudi ojol yang rutin selama enam bulan belakangan ini nongkrong di lokasi tersebut menyebutkan, adanya jalan layang akan membantu mencegah kemacetan. Ia membandingkannya dengan jalan layang Kopo yang belakangan bisa mengurai kepadatan. Kemacetan di daerah tersebut dinilai karena banyaknya persimpangan, seperti persimpangan Cikoneng, Ciganitri, komplek Pesona Bali, Transmart, Yogya dan Telkom University.

“Untuk ini ya saya sangat mendukunglah. Tapi itu juga prosesnya nanti pasti memacetkan juga. Itu dari pihak kepolisian sendiri untuk mengatur lalu lintas bagaimana mengurai kemacetan selama pembangunan. Karena gak kebayang akan lebih macetnya itu, wah pasti parah banget lah,” ungkap Ewok, begitu ia kerap disapa kepada BandungBergerak.id.

Persoalan kemacetan pun memang sudah menjadi persoalan harian. Saat jam produktif, pagi dan sore kemacetan tidak bisa dielakkan lagi. Sebab pekerja yang tinggal di Dayeuhkolot, Baleendah dan sekitarannya menuju ke Bandung, begitu pun saat pulang kerja.

Ewok menyebutkan kemacetan lumayan terurai di pukul sepuluh hingga sebelas siang. Ia pun menyebutkan jika tidak ada persimpangan, kemacetan dipastikan tidak mungkin terjadi.

“Iya, jadi gak akan terlalu terhambat kalau yang tarolah mulai perempatan Bojongsoang mau arah ke Buah Batu tu pasti langsung bisa lurus aja. Jadi biarkan mereka yang mau ke perempatan di bawah. Ya mengurai lah kemacetan. Mendukung saya. Untuk saya sebagai pengguna jalanan, hidup di jalan sebagai ojol sangat mendukung kalau itu benar,” ujarnya

Salah seorang pengemudi ojol lainnya, Dendi Ramadhan menimpali bahwa untuk mengurai kemacetan masih bergantung rencana pembangunan jalan layang tersebut dibangun dari titik mana ke titik mana. Sebab jika dibangun dari simpang Cikoneng hingga setelah jalan tol Buah Batu akan terhambat oleh jalan tol, dan jalur kereta api cepat.

“Mau pembangunan fly over di sini, dari mana ke mana dulu. Kalau pembangunan dari sini, misalnya dari Cikoneng sampai Buah Batu kan itu rencananya kalau yang saya tau. Di sini kan terhambat sama jalan tol, terus ada jalur kereta cepat. Gak mungkin kan kita melampaui di atas itu,” ungkap Dendi.

Dendi menyebutkan bahwa kemacetan di Bojongsoang juga terjadi karena jalur yang lebih sempit dibandingkan dengan jalan Terusan Buah Batu yang berlajur dua. Persoalan banjir memang sudah jarang terjadi di jalan Bojongsoang, namun jika terjadi banjir di Dayeuhkolot maka jalanan di Bojongsoang otomatis akan terimbas macet.

 “Kalau di situ udah banjir, semua yang dari arah kota ke arah Majalaya semuanya tumpah ke sini. Soalnya kan akses yang ke Baleendah dan Dayeuhkolot itu ketutup,” tambah Dendi.

Kemacetan juga dipengaruhi oleh pembangunan di kawasan tersebut dan aktivitas mahasiswa di Universitas Telkom. Dhent begitu ia disapa menyebutkan saat mahasiswa sedang libur, jalanan lumayan tidak terlalu macet. Namun saat kegiatan mahasiswa efektif berjalan kembali, jalanan pun sudah pasti mulai macet.

“Kalau saya mah pembangunan fly over di sini emang mendukung, cuma dari titik mana ke titik mana dulu. Terus kalau ojol jarang ambil jalan yang flyover itu, ambilnya di bawah soalnya orderan-nya banyak yang daerah-daerah dekat,” pungkasnya.

Deretan kemacetan mobil-mobil di Jl. Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (27/2/2023). (Foto: Awal Rajul/BandungBergerak.id)
Deretan kemacetan mobil-mobil di Jl. Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (27/2/2023). (Foto: Awal Rajul/BandungBergerak.id)

Usulan Fly Over Bojongsoang

Bupati Bandung, Dadang Supriatna sebelumnya menyatakan bahwa dirinya mengusulkan pembangunan jalan layang untuk mengurai kemacetan di Jl. Raya Bojongsoang. Ia mengaku bahwa usulan tersebut sudah disampaikan kepada Gubernur Jabar, Ridwan Kamil baik secara lisan maupun surat tertulis.

Dadang mengaku, sempat meminta kepada ajudan gubernur untuk mengagendakan pertemuan dengan Ridwan Kamil untuk membahas rencana pembangunan flyover Bojongsoang dan beberapa rencana pembangunan infrastruktur lainnya, namun belum terlaksana. Ia juga mengatakan bahwa Jalan Bojongsoang merupakan jalan provinsi yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi Jabar.

“Saya kemarin benar sempat menyampaikan bahwa jangan Kota Bandung saja yang diurus (Gubernur Jabar). Di Kota Bandung, fly over Kiaracondong sudah selesai. Lantas Kabupaten Bandung apa? Ingat Jawa Barat itu, bukan Kota Bandung saja. Tapi ada 27 kabupaten/kota di Jawa Barat," ungkapnya Selasa (21/2/2023) dikutip dari laman bandungkab.go.id.

Dadang menegaskan bahwa pihaknya sudah membuat tim akselerasi Cekungan Bandung, sehingga persoalan kemacetan menjadi persoalan bersama. Ia juga mengingatkan, karena kewenangan Pemprov Jabar, seharusnya pemprov yang membuat DED (Detail Engineering Design). Bukan malah dikembalikan ke kabupaten. Menyikapi persoalan ini, ia juga berencana untuk mengusulkan pembangunan flyover Bojongsoang ke pemerintah pusat pada bulan Maret mendatang.

 

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//