• Pemerintah
  • Data Tingkat Partisipasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung 2008-2024: Terendah Tahun 2013

Data Tingkat Partisipasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung 2008-2024: Terendah Tahun 2013

Tingkat partisipasi masyarakat pada pilwalkot Bandung 2018 mencapai 76,2 persen, yang tertinggi sepanjang gelaran pilwakot. Tahun 2024 ditargetkan 87 persen.

Penulis Reza Khoerul Iman9 Maret 2023


BandungBergerak.id – Pemilihan umum wali kota dan wakil wali kota (Pilwalkot) telah jadi topik perbincangan yang hangat di publik. Sejumlah baliho calon pemimpin Kota Bandung yang bertebaran di jalanan pun jadi penanda bahwa tahun politik telah tiba.Pemilihan kepala daerah yang berlangsung lima tahun sekali menjadi agenda politik yang penting di setiap daerah di Indonesia.

Dulu pemilihan kepala daerah, sejak pencalonan hingga pemilihannya dilakukan oleh DPRD masing-masing. Kemudian di era reformasi sistem pemilihan kepala daerah berganti menjadi pemilihan langsung oleh rakyat dalam ajang pemilu yang dinilai lebih demoktratis. Di Kota Bandung pemilihan langsung wali kota dan wakil wali kota lewat ajang pilwalkot dimulai pertama kali pada tahun 2008.

Tingkat partisipasi menjadi salah satu indikator yang penting dalam menilai kualitas pemilu di satu daerah. Tingkat partisipasi pemilih dihitung dari persentase perbandingkan pemilih yang menggunakan hak suaranya dengan jumlah pemilih yang terdaftar.

Di Kota Bandung, pilwalkot yang dilakukan setiap lima tahun sekali ini menghasilkan tingkat partisipasi masyarakat yang relatif baik. Pada tiga pilwakot terakhir, partisipasi masyarakat selalu melebihi 50 persen atau lebih dari setengah jumlah pemilih di Kota Bandung.

Data yang diunggah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung mencatatkan perkembangan tingkat partisipasi masyarakat dalam pilwalkot dari tahun ke tahun. Pada pilwalkot tahun 2008 mendapati jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya untuk memilih langsung pasangan wali kota dan wakil wali kota Bandung sebanyak 1.061.934 orang dari jumlah pemilih yang terdaftar saat itu 1.537.074 orang. Tingkat partisipasi pemilih pada pilwalkot 2008 mencapai 69,09 persen.

Baca Juga: Data Volume Sampah Plastik Harian di Kota Bandung 2008-2021: Plastik Masih Jadi Kontributor Utama Masalah Sampah
Data Produksi Sampah Harian Berdasarkan Jenisnya di Kota Bandung 2009-2021: Sampah Sisa Makanan Jadi Penyumbang Terbesar
Data Jumlah Penyakit Campak di Kota Bandung 2010-2022: Meningkat Lagi
Data Jumlah Kriminalitas di Kota Bandung 2003-2021: Dalam Setahun tidak Pernah Kurang dari 2.000 Kasus Kejahatan

Kemudian pilwalkot lima tahun selanjutnya, yakni pada tahun 2013 mendapati jumlah pemilih yang mencoblos berjumlah 1.003.207 orang dari jumlah pemilih yang terdaftar saat itu sebanyak 1.663.187 orang. Tingkat partisipasi pada pilwalkot 2013 sebesar 60,31 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pilwalkot sebelumnya.

Selanjutnya pada pilwalkot 2018 mencatatkan jumlah pemilih yang mencoblos sebanyak 1.305.872 orang dari jumlah total pemilih yang terdaftar saat itu yakni 1.704.341 orang. Tingkat partisipasi pada pilwalkot 2018 mencapai 76,2 persen, yang tertinggi sepanjang gelaran pilwakot yang berlangsung di Kota Bandung.

Dalam perhelatan pemilu tahun 2024 mendatang, pemerintah Kota Bandung telah menargetkan sebanyak 87 persen partisipan yang akan menjadi pemilih dalam perhelatan pemilu. Saat ini jumlah penduduk potensial pemilih tahun 2024 diperkirakan mencapai 1.900.000, artinya pemerintah Kota Bandung menargetkan sedikitnya 1.650.000 pemilih diharapkan menggunakan hak suaranya dalam pemilu mendatang.

Data KPU Kota Bandung menunjukkan jumlah pemilih yang terdaftar terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun data juga menunjukkan naiknya jumlah pemilih, belum tentu di ikuti dengan naiknya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu.

Besarnya jumlah pemilih yang terdaftar tidak serta-merta menjamin naiknya partisipasi masyarakat untuk mengikuti ajang pemilihan umum. Terkadang, masih ada pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya atau memilih golput. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilihan umum untuk memperkuat demokrasi.

 

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//