• Kolom
  • CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #27: Menagih Janji Realisasi Pojok Baca Terminal Cicalengka (Sebuah Surat Terbuka)

CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #27: Menagih Janji Realisasi Pojok Baca Terminal Cicalengka (Sebuah Surat Terbuka)

Sejak 2021 mulai dari Dishub, Bappeda, sampai Bupati Kabupaten Bandung setuju dengan pendirian Pojok Baca Terminal Cicalengka. Hingga kini belum terealisasi.

Nurul Maria Sisilia

pegiat literasi di Rumah Baca Kali Atas yang tergabung dalam komunitas Lingkar Literasi Cicalengka, bisa dihubungi di [email protected]

Ruangan di lantai 2 terminal Cicalegka ini sudah disurvei oleh Dispusip Kabupaten Bandung pada 2021 dan direncanakan menjadi pojok baca. (Sumber Foto: Nurul Maria Sisilia/Penulis)

6 April 2023


BandungBergerak.id - Pada 6 Juni 2021, digelar pertemuan di kantor Dispusip Kabupaten Bandung yang dihadiri oleh saya dan Pak Agus Sopandi (alm). Kami merupakan perwakilan dari Rumah Baca Kali Atas dan juga pegiat di Lingkar Literasi Cicalengka serta Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Bandung. Selain kami, terdapat pula beberapa pihak seperti Dishub, Bappeda, dan Penerbit Sarana Panca Karya Nusa. Dalam pertemuan tersebut, dibahas sebuah program bernama Pojok Baca di Terminal Cicalengka. Program tersebut merupakan salah satu program 100 hari masa kerja Bupati Bandung periode 2021-2026, tepatnya di bawah Bunda Literasi dan TP PKK. Berdasarkan riungan tersebut, diketahui bahwa pemilihan terminal Cicalengka sebagai lokasi pojok baca adalah karena dirasa representatif dan strategis. Pertemuan tersebut pun kemudian menghasilkan keputusan untuk terus berkoordinasi merumuskan Pojok Baca di Terminal Cicalengka.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu, pertemuan atau pembahasan lanjutan terkait program tersebut tidak jua terjadi. Saya berasumsi bahwa pandemi adalah salah satu penyebab terkendalanya realisasi tersebut. Selain itu, terdapat pergantian kepemimpinan yang terjadi di tingkat pemerintah daerah maupun di dinas. Belum lagi, kepergian Pak Agus Sopandi pada Juli 2021 setelah berjuang melawan Covid-19 yang juga membuat kami kehilangan bara.

Pada Juli 2022, saya kembali mengkonfirmasi kelanjutan program ini kepada Dispusip Kabupaten Bandung. Diperoleh kabar bahwa program ini tidak akan berjalan baik bahkan ada kecenderungan tidak akan terlaksana karena masih terkendala izin. Sesungguhnya ini berita yang sangat mengejutkan sebab pertemuan awal pada 2021 sungguh penuh dengan optimisme akan terwujudnya Pojok Baca Terminal Cicalengka.

Pada 30 Maret 2023, Bupati Bandung beserta jajaran hadir ke Kecamatan Cicalengka tepatnya ke Desa Cicalengka Wetan dalam acara Rembug Bedas, sebuah forum dengar pendapat antara bupati dan masyarakat. Di forum tersebut saya menyinggung kelanjutan program Pojok Baca Terminal Cicalengka secara langsung kepada bupati. Secara singkat, bupati meminta jajarannya untuk kembali meneruskan program ini dan menelusuri izin yang tersendat. Arahan tersebut tentu saya sambut baik sebab harapan terwujudnya program tersebut mendapat titik terang. Oleh sebab itu, surat ini saya buat sebagai tindak lanjut dari forum tersebut.

Mengapa ini Penting?

Sungguh sangat disayangkan jika program Pojok Baca Terminal ini kembali batal terealisasi. Terlebih jika mengingat bahwa ini adalah salah satu program 100 hari masa kepemimpinan Bupati Bandung 2021-2026. Setidaknya ada dua hal yang membuat program ini sesungguhnya layak diwujudkan. Pertama, potensi SDM yang mumpuni terutama potensi kaum mudanya. Hal ini tampak pada hidupnya komunitas-komunitas kreatif di Kecamatan Cicalengka. Berdasarkan penelusuran Lingkar Literasi Cicalengka per Maret 2023, terdapat sembilan taman baca masyarakat (TBM) yang tersebar di Kecamatan Cicalengka. TBM tersebut terdiri atas 7 taman baca mandiri yakni Rumah Baca Kali Atas, TBM Pohaci, TBM Cikahuripan, Rumah Peradaban Bumi Kapungkur, TBM Pelita Hati, TBM Bahera, dan TBM Balarea. Terdapat pula 1 perpustakaan desa (Perpusdes) yakni Perpusdes Pustaka Asih dan 1 kedai literasi yakni Kedai Literasi Nugenah.

Dari total 12 desa di Kecamatan Cicalengka, jumlah 9 TBM ini tentu berpotensi baik sebab artinya hampir menyentuh 90 persen. Selain taman baca, terdapat pula komunitas-komunitas kreatif seperti Lingkar Kopi Cicalengka, pegiat seni keroncong, dan pegiat teater. Taman baca dan komunitas ini dikelola oleh anak-anak muda usia produktif.

Dengan semua kegiatan kreatif dan cakupan yang beragam, ruang publiklah yang kemudian menjadi kebutuhan kami, para pegiat literasi serta komunitas. Sebagai catatan, pada 2022, diselenggarakan Festival Buku Pasar Biru. Kegiatan ini merupakan kegiatan literasi perdana yang dilaksanakan di timur Bandung, khususnya Cicalengka, setidaknya pascapendemi. Kegiatan tersebut mendapat dukungan luar biasa dari berbagai pihak terutama Kecamatan Cicalengka. Hal tersebut merupakan bukti gerakan bahwa kami memerlukan ruang-ruang kreatif untuk kegiatan serupa itu. Lebih jauh, sebagai titik pertemuan (meeting point) beragam komunitas. Oleh sebab itu, ibarat gayung yang bersambut, kami sangat antusias saat mendengar kabar mengenai Pojok Baca Terminal. 

Kedua, manfaat bagi masyarakat. Selama ini, sudut terminal Cicalengka terutama di lantai dua tidak terawat seutuhnya. Di tiap sudut tercium bau pesing. Sering terlihat juga remaja-remaja yang mojok dan ngelem. Hal ini tentu menjadi pemandangan yang tak menyenangkan. Salah satu alasannya adalah tidak adanya ruang publik yang mampu mengarahkan masyarakat terutama anak dan remaja untuk berkreasi. Tentu lain rasanya jika ruangan di sudut lantai dua terminal ini dioptimaliasi menjadi pojok baca, sebuah ruang publik yang edukatif dan literat. Selain menyajikan arena baca untuk anak hingga remaja, tempat ini juga berpeluang menjadi ruang kreatif yang hidup dengan kegiatan positif sebab didukung oleh potensi SDM berupa komunitas-komunitas yang telah dijabarkan di poin pertama.

Letak terminal yang berada di pusat kota yakni di alun-alun pun membuat masyarakat mudah mengakses tempat ini. Terdapat beberapa sekolah di sekitar alun-alun yakni SMP 1 Cicalengka, SMP dan SMA Maarif, SMA Bina Muda, SDN 8, SDN 10, TK IPIMAC, TK Al-Muhsinat, dan TK Al-Huda. Keberadaan sekolah-sekolah ini mesti dipandang sebagai poin pendukung terlaksananya Pojok Baca Terminal. Terutama, penunjang dan pendorong bagi kegiatan literasi di Pojok Baca lewat kolaborasi Gerakan Literasi Sekolah. Anak-anak dan remaja ini kelak akan mendapat ruang yang edukatif di luar sekolah sehingga mereka mendapat pengalaman bergerak dan berkegiatan di masyarakat.

Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #24: Memaknai Kembali Arti Belajar bagi Seorang Guru
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #25: Kawasan Tidak Ramah Lingkungan
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #26: Melebarkan Gerakan Literasi Cicalengka

Sebanyak sembilan taman baca  tersebar di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, per Maret 2023. (Desan dan olah data: Reza Khoerul Iman/BandungBergerak.id)
Sebanyak sembilan taman baca tersebar di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, per Maret 2023. (Desan dan olah data: Reza Khoerul Iman/BandungBergerak.id)

Pandangan yang Telanjur Visioner

Di awal kemunculan ide megenai Pojok Baca, kami begitu antusias menghidupkannya sebagai ruang kreatif. Kami membayangkan bahwa ruang bernama Pojok Baca Terminal Cicalengka ini kelak bukan sekadar memajang buku atau lebih sempit sekadar gudang buku melainkan sebagai ruang yang hidup dengan kolaborasi kreatif. Akan terwujud ruang publik yang menampung kerja-kerja kreatif dan kolaboratif antara berbagai pihak seperti masyarakat, komunitas, dan pemerintah.

Kami bahkan memproyeksikan program ini sebagai sebuah program percontohan. Maksudnya, pelaksanaan Pojok Baca Terminal Cicalengka dapat digodok sedemikian rupa menjadi sebuah prototipe gerakan literasi di tingkat Kabupaten Bandung. Jika program ini terlaksana dengan optimal di Cicalengka, Pojok Baca Terminal dapat diadaptasi dan dikembangkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung. Dengan demikian, kebermanfaatan Pojok Baca Terminal dapat dirasakan merata tidak hanya di Kecamatan Cicalengka tetapi juga Kabupaten Bandung.

Namun, sekali lagi, sungguh disayangkan sebab visi terkait ruang publik yang edukatif ini terbentur dengan ini dan itu kemudian tergantung di udara. Pandangan kami terhadap program ini rupanya terlampau jauh mendahului realitas yang disuguhkan. Kami memang tak patah arang, namun kami pun sungguh menyadari keterbatasan kami. Kami tidak bisa melakukan audiensi kepada begitu banyak pihak yang terlibat dalam sekali jalan. Oleh sebab itu, keluhan ini kami layangkan sebagai pengingat terhadap program Pojok Baca Terminal Cicalengka serta sebagai sebuah dorongan untuk segera merealisasikan program tersebut.

Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Lingkar Literasi Cicalengka

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//