• Kampus
  • Konser Tahunan ITB Student Orchestra Hadirkan Kolaborasi dengan Tohpati

Konser Tahunan ITB Student Orchestra Hadirkan Kolaborasi dengan Tohpati

ITB Student Orchestra bersama permainan gitar yang dibawakan gItaris Tohpati, menghibur penonton yang bisa menyaksikan melalui Youtube channel mediaISO.

ITB Student Orchestra menggelar konser virtual 16 Oktober 2021 dan 30 Oktober 2021. (Dok. ITB)

Penulis Iman Herdiana22 Oktober 2021


BandungBergerak.idITB Student Orchestra (ISO) kembali menggelar konser tahunannya. Pada konser tahunan yang ke-12 ini, ITB Student Orchestra mengusung tajuk Fantasie Cinemucika. Tohpati menjadi musikus yang digaet untuk berkolaborasi dalam konser dalam suasana pandemi Covid-19 ini.

ITB Student Orchestra bersama permainan gitar yang dibawakan gitaris Tohpati, menghibur penonton yang bisa menyaksikan melalui Youtube channel mediaISO. Meski konser di tahun ini diadakan secara daring, diharapkan konser ini tetap memberikan pengalaman terbaik bagi penikmat musik.

Rangkaian konser terbagi menjadi dua, yaitu penampilan gitar dan piano yang diadakan pada 16 Oktober 2021, sedangkan konser kedua berisi penampilan chamber orchestra yang akan dilaksanakan pada 30 Oktober 2021. Fantasie Cinemucika dibuka oleh Pembina ITB Student Orchestra, Baskoro Tedjo, dan Ketua Ikatan Alumni ITB, Gembong Primadjaya (MS ’86).

“Fantasie Cinemucika, berasal dari kata fantasi, cinema, dan musica. Melalui konser ini, kita akan menjelajah film-film terkenal sepanjang masa melalui simfoni lagunya,” ucap Joddi Jonatan Prasetya Rahaju, Ketua Annual Concert ISO 2021 “Fantasie Cinemusica”, mengutip laman resmi ITB.

Penonton diajak menikmati keindahan karya musik instrumen berbagai film dalam durasi dua jam yang terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berisi penampilan tujuh lagu menggunakan alat musik gitar, baik solo maupun grup, sedangkan sesi kedua berisi sebelas penampilan piano tunggal, duet, maupun grup. Seluruh lagu yang dimainkan terbagi menjadi tiga era, yaitu modern era, romantic era, dan classic era.

Pada sesi pertama, pemain musik membawakan lagu Where Do I Begin dari film Love Story (1970); Ghibli Medley (1986-2008); The Good, the Bad, and the Ugly (1966); Light the Fuse dari Film Mission : Impossible (1967); Star Wars Medley (1977); The Avengers (2012); dan Waltz of the Flowers dari film Known from The Nutcracker (1993).

Baca Juga: Bandung PPKM Level 2, Unpas Mulai Buka Asrama Putri
ITB Kaji Temuan Fosil Hewan Purba di Waduk Saguling
Unpas Buka Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 untuk Umum

Ketika konser akan memasuki sesi kedua, Devina C. Tambunan (TF ’17), music director piano ITB Students Orchestra 2020/2021, dan Vincentius Ian W.N., music director gitar ITB Students Orchestra 2021/2022, menekankan bahwa Fantasie Cinemucika tidak hanya menampilkan soundtrack dari berbagai film, tetapi juga karya bersifat sinematik.

Di sesi kedua, terdapat sebelas penampilan piano yang memiliki urutan sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu masa klasik, transisi, dan modern, dengan urutan Danse de la Fée Dragée (Dance of the Sugar Plum Fairy) dari film Muppets Most Wanted (2014); Waltz in D-flat major, Op. 64, No. 1, Minute Waltz dari film Greta (2018); Aquarium from The Carnival of the Animals dari film Days of Heaven (1978); Sleeping Beauty Waltz dari film Sleeping Beauty (1959);
Time Travel dari film Secret (2007); One Summer’s Day (2001); Bella Ciao (2017); Once Upon A December (1997); Lihatlah Lebih Dekat (2000); Those Who Fight (2005); dan Piano Sonata No. 11 in A major, K. 331 / 300i.

Kolom komentar pada saat premier berlangsung dipenuhi oleh ucapan selamat, kekaguman, serta harapan konser tahunan ISO selanjutnya dapat dilaksanakan secara luring kembali. Di lain sisi, ITB Students Orchestra, lewat konser Fantasie Cinemucika, membuktikan, bahwa pandemi bukan penghalang, melainkan tantangan musikalitas dan organisasi dalam bermusik klasik sehingga diperlukan berbagai adaptasi serta kerja keras dalam menjalankannya.

Evaluasi berulang dalam proses berlatih, perekaman, editing dan mixing, hingga penampilan secara daring membuktikan bahwa kerja keras dan passion bermusik klasik masih bisa diupayakan di masa daring.

Intepretasi dan penjelasan setiap lagu pada konser Fantasie Cinemucika dapat dilihat pada tautan berikut ini.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//