• Cerita
  • Kawasan Trunojoyo Bandung, Magnet Fesyen Lebaran Anak Muda

Kawasan Trunojoyo Bandung, Magnet Fesyen Lebaran Anak Muda

Kawasan Trunojoyo Bandung sejak lama dikenal sebagai sentra toko-toko distro. Jelang Lebaran akan semakin semarak dengan lapak fesyen pedagang kaki lima.

Suasana lapak pedagang kaki lima di Jl. Trunojoyo, Bandung, Jumat (14/4/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul16 April 2023


BandungBergerak.id – Dua minggu menuju Lebaran, Jl. Trunojoyo menjadi makin semarak. Jalan ini memang sudah dikenal sebagai sentra toko-toko distro lokal. Menjelang Lebaran jalan terebut menjadi makin semarak diramaikan pedagang kaki lima (PKL) yang ikut menjual berbagai jenis pakaian. Jalan Trunojoyo menjadi magnet kuat fesyen anak muda Bandung menjelang Lebaran.

Pantauan BandungBergerak.id pada Jumat sore (14/4/2023) sekitar pukul lima, PKL-PKL di sana sudah ramai dikunjungi oleh calon-calon pembeli. Ada pula beberapa pedagang yang baru membuka lapaknya menggunakan tenda lipat, lantas mengisi etalase-etalase dagangannya.

Salah satu pedagang di sana, Mira (23 tahun) sedang menunggu calon pembeli di lapaknya. Ia menjual pakaian wanita jenis rajut, seperti cardigan, jaket, dan outer. Mira mengaku baru tahun ini berjualan di Trunojoyo, sebelumnya hanya berjualan melalui aplikasi daring seperti TikTok dan Shopee.

“Kabarnya di sini rame. Lumayan, per hari bisa laku selusin,” demikian Mira menyampaikan.

Dagangan pakaian wanita ini merupakan usaha bareng temannya. Mereka memberi nama tokonya Xeria Store. Tahun pertama berjualan di pinggir Jalan Trunojoyo ini diharapkannya dapat memberikan kemajuan untuk usahanya. Sebab jika sesuai target dan harapan, keuntungan dari dagangan ini akan diputar kembali untuk membuka toko.

“Makin maju biar bisa buka toko sendiri,” harap Mira.

Selain Mira, ada Ari (29 tahun) yang menjual pakaian pria. Ia menjual hoodie, crewneck, kaos, dan kemeja. Tahun ini merupakan tahun ketiga ia berjualan dengan PKL menjelang Lebaran di Trunojoyo.

Ari memprediksi keuntungan tahun lalu lebih banyak dibandingkan tahun ini. Tak ada lagi kebijakan pembatasan mudik membuat masyarakat lebih mengutamakan keuangannya untuk mudik daripada membeli pakaian lebaran.

“Biasanya seminggu mulai Lebaran udah padat banget di sini,” ungkapnya.

Meski begitu, Ari berharap dagangan tahun ini bisa laris dan ia bisa mudik ke kampung halamannya, Padang.

Lapak dagangan Mira yang menjual pakaian rajut wanita, di kawasan Trunojoyo, Jumat (14/4/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)
Lapak dagangan Mira yang menjual pakaian rajut wanita, di kawasan Trunojoyo, Jumat (14/4/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Baca Juga: RAMADAN SETELAH PAGEBLUK #6: Kisah Fiona, Transpuan yang Menginginkan Hidup Mandiri
KABAR DARI REDAKSI: Rapat Redaksi Terbuka Pertama
Pengalaman Pahit Mendapat Diskriminasi Nilai Pelajaran Agama di Sekolah
NGADU BUKU BANDUNG #2: Jejak Konferensi Asia Afrika di Lima Buku Bandung

PKL Diizinkan Asal Tertib dan Berjadwal

Rata-rata PKL di jalan Trunojoyo mulai beroperasi mulai pukul tiga sore hingga larut malam sekitar pukul 11 malam. BandungBergerak.id  mendapati mobil Satpol PP dan petugas berjaga di beberapa titik di kawasan tersebut.

Kasi Trantib Satpol PP Kota Bandung, Nono Sumarno menyebutkan bahwa kawasan tersebut merupakan zona kuning bagi PKL. Artinya PKL diizinkan berdagang, dengan catatan tidak boleh menetap. PKL hanya berdagang di waktu-waktu tertentu dan tidak boleh meninggalkan lapak maupun dagangannya di kawasan tersebut.

Nono menyebutkan, kawasan Trunojoyo selalu ramai ketika menjelang Lebaran. Kawasan ini menjadi magnet bagi anak-anak muda untuk mencari pakaian baru untuk berlebaran. Pilihannya banyak dan beragam.

Namun dibandingkan tahun lalu, tahun ini jumlah PKL di kawasan tersebut berkurang. Tahun 2022 ada sekitar 140 PKL, tahun ini tersisa sekitar 60 hingga 70 PKL. Kekurangan jumlah PKL ini ditengarai karena pemberlakuan Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTLL). Sehingga yang dulunya PKL ramai sampai Jl. Sultan Agung, kini terbatasi. Beberapa PKL kemudian menyebar di sekitaran Trunojoyo dan Tirtayasa.

Nono juga mengungkapkan pihaknya berkewajiban untuk menjaga ketertiban di wilayah itu. Makanya saban hari pihaknya akan berjaga-jaga di kawasan itu.

“Kewajiban kami. Kami kalau membubarkan itu khawatir juga, kasihan lah mereka berusaha. Jadi kami atur titiknya yang tidak mengganggu arus lalu lintas dan pejalan kaki,” ungkapnya kepada BandungBergerak.id ketika ditemui di tugu Jl. Trunojoyo, di mobil patroli.

Ia menghimbau kepada pedagang dan pembeli untuk berhati-hati selama beraktivitas di kawasan tersebut. Kepada pedagang ia memberikan catatan agar berjualan dengan tertib dan tidak menghambat lalu lintas. Ia juga berpesan agar tidak terjadi keributan di kawasan tersebut.

“Utamanya tidak merusak fasos dan fasum juga tidak menghambat arus lalu lintas. Karena kalau macet tidak nyaman juga berjualan. Dan jangan ada keributan di tempat ini pokoknya lah,“ himbaunya.

Suasana lapak pedagang kaki lima di Jl. Trunojoyo, Bandung, Jumat (14/4/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)
Suasana lapak pedagang kaki lima di Jl. Trunojoyo, Bandung, Jumat (14/4/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Bangga dengan Produk Lokal

Kawasan ini diminati banyak kalangan. Berbagai jenis pakaian pria dan wanita dijual di kawasan ini, beberapa membuka tokonya masing-masing. Ada pula yang membuka satu kompleks dengan berbagai merek pakaian dijual bersamaan. Menjelang lebaran, kawasan ini semakin ramai dengan kehadiran PKL-PKL yang juga mau meraup keuntungan.

Salah satu konsumen di kawasan itu, Farel (17 tahun) mengaku bahwa ia sudah beberapa kali berbelanja baju lebaran di kawasan Trunojoyo. Ia bahkan menyetujui bahwa kawasan ini merupakan magnet fesyen anak muda di Bandung. Pilihan pakaian banyak dan beragam, serta merupakan produk lokal.

“Barangnya teh emang bener-bener buatan Bandung, sama saya juga bangga pada produk lokal Indonesia,“ ungkapnya usai berbelanja pakaian untuk lebaran.

Ia berharap produk-produk lokal Bandung ke depannya bisa lebih maju serta semakin banyak produk-produk lokal yang membuka store di kawasan ini. Menurutnya, pengembangan kawasan ini penting sebagai magnet fesyen di Bandung.

 

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//