• Narasi
  • Membaca Ci Tarum dan Ci Manuk dalam Peta VOC MS VEL 1161

Membaca Ci Tarum dan Ci Manuk dalam Peta VOC MS VEL 1161

VOC memanfaatkan peta sebagai alat navigasi dasar dan alat intelijen geografis. Peta buatan François Valentijn menggambarkan bentang alam Ci Manuk dan Ci Tarum.

Karguna Purnama Harya

Penulis, pengembara dan pegiat sejarah. Tengah studi magister di Arkeologi UI.

Gambar 1 Peta Pulau Jawa buatan François Valentijn tahun 1728 (Foto: Wikipedia, CC0 1.0)

5 Desember 2025


BandungBergerak.id – Peta adalah satu dari karya jenius manusia yang dapat membuat suatu wilayah seolah hadir dalam genggaman. Begitu pula VOC, ketika mereka memetakan suatu wilayah, maka peta itu dapat digunakan untuk berbagai kepentingan strategis, sehingga akhirnya VOC pun menguasai wilayah itu. Mereka datang ke Nusantara dengan berbekal peta Portugis, lalu mendata pelabuhan-pelabuhan sehingga dapat mengetahui big picture Nusantara dengan lebih baik. Lihatlah peta pulau Jawa buatan François Valentijn (Gambar 1): terperinci dan akurat pada masanya (tahun 1728).

Gambar 2 Ci Tarum dan Ci Manuk. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Gambar 2 Ci Tarum dan Ci Manuk. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

Peta itu bukanlah upaya Valentijn sendirian, melainkan upaya panjang. Seiring bergantinya Gubernur Jenderal VOC, maka beragam survei pemetaan pedalaman pun dilakukan. Sehingga, pada peta itu, khususnya di wilayah Priangan, dua sungai jalur transportasi utamanya yaitu Ci Tarum (disebut juga Rivier Carawang) dan Ci Manuk (disebut juga Riv.[ier] Indramaja), tergambar secara terperinci (Gambar 2).

Sebagai kontrasnya, mari kita lihat peta pesisir utara Jawa Barat era VOC buatan 50 tahun sebelum peta Valentijn. Kita selidiki bagaimana area Ci Tarum dan Ci Manuk digambarkan. Sebelumnya, saya sajikan terlebih dahulu identitas peta VOC tersebut, diikuti dengan gambaran umum elemen peta, dan kemudian gambaran wilayah di sekitar Ci Tarum dan Ci Manuk.

Gambar 3 MS VEL 1161 (Foto: NA Belanda, CC0)
Gambar 3 MS VEL 1161 (Foto: NA Belanda, CC0)

Baca Juga: Pengobatan Paha Robek dan Lengan Buntung ala Priangan Abad ke-19
Saat Suara Meriam Menggema di Puncak Gunung Gede Abad Ke-19
Kompleks Kalidam, Lokasi Danau Buatan di Cimahi Tempo Doeloe

Identitas Peta: MS VEL 1161

Judul peta adalah Kaart van Een Deel van het Eiland Java van de Hoek van Bangay tot aan de Grens van het Cheribonse Gebied (Peta Bagian Pulau Jawa dari Tanjung Bangay Hingga Perbatasan Wilayah Cheribon). Terdapat pada katalog peta P.A. Leupe. kemudian hadir pada Atlas Induk VOC Vol. I, yang disusun oleh G. Knaap. Peta tersebut (diperkirakan buatan tahun 1677-1678) saat ini menjadi koleksi NA (Nationaal Archief) Belanda dengan kode arsip VEL 1161. Dikarenakan bentuknya manuskrip, maka peta itu saya sebut MS (manuscript) VEL 1161.

Membedah MS VEL 1161

Saya telah membedah peta itu dengan metode Dennis Reinhartz, (penulis buku Art of the Map), yaitu dengan menyajikan sembilan elemen peta: subject matter (subjek utama peta), cartouche (label peta), compass rose (mawar kompas), scale (skala), inset (sisipan), legend (legenda peta), coordinates (koordinat), commentary (catatan pembuat peta), dan  neatline (bingkai/garis tepi). Elemen subject matter akan saya sajikan terakhir untuk dapat melihat gambaran Ci Tarum dan Ci Manuk.

Cartouche

MS VEL 1161 ​tidak memiliki cartouche, semacam bingkai dekoratif berisi judul, pembuat, atau tahun pembuatan peta. Peta ini sangat bersifat praktis dan minim dekorasi. Informasi judul dan tahun pembuatan peta (1677–1678) tidak terdapat pada badan peta itu sendiri, melainkan saya dapatkan dari katalog peta P.A. Leupe.

Compass Rose (kiri) dan Skala (kanan). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Compass Rose (kiri) dan Skala (kanan). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

Compass Rose

Compass rose berada di sudut kanan atas peta yang berorientasi Utara. Namun mawar kompas tersebut sangat sederhana yang hanya berfungsi menunjukkan empat arah mata angin. Arah Utara-nya ditandai hiasan fleur-de-lys (simbol bunga lili khas Perancis). Kemudian, mawar kompas tersebut tidak memiliki garis-garis yang memancar dengan angka derajat.

​Scale

​Skala terdapat di tengah bawah peta, yang menggunakan Duytsche mylen (mil Belanda, ± 7,4 kilometer). Garis skala terbagi 12 satuan. Skala yang lebih kecil, membagi satuan garis menjadi ¼, ½,  ¾, dan 1. Keberadaan skala ini menunjukkan bahwa pada masa itu surveyor telah mengukur jarak di lapangan, sehingga memungkinkan pengguna peta memperkirakan jarak antar lokasi.

Gambar legenda untuk simbol Sungai (kiri atas), Gunung (kanan atas), Pantai (kiri bawah), serta Pemukiman (kanan bawah). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Gambar legenda untuk simbol Sungai (kiri atas), Gunung (kanan atas), Pantai (kiri bawah), serta Pemukiman (kanan bawah). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

Legend

​MS VEL 1161 tidak memiliki legenda. Simbol-simbol peta diberikan seadanya. Garis merah bata berbayang biru pudar untuk garis pantai. Simbol garis merah bata untuk jalur sungai. Selain itu ada pula simbol pemukiman serta formasi pegunungan.

​Coordinates, neatline, dan Inset

​Tidak terdapat coordinate, neatline, maupun inset.

Contoh Commentary. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Contoh Commentary. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

​Commentary (Catatan Tambahan)

​Peta ini memiliki beberapa catatan tulisan tangan era VOC untuk lebih menjelaskan suatu area. Contoh I: Carang Sondalang chilla maja of schadelijke hoek (Carang Sondalang chilla maja atau tanjung [yang] berbahaya). Kemudian contoh II Duisverre Strekt t’ gebied van het Cheribon (Wilayah Cirebon panjang membentang dan luas).

Subject Matter (Materi Pokok)

Peta ini menggambarkan garis pantai berliku, muara sungai, jalur sungai menuju pedalaman, maupun sungai yang tidak dapat dijelajahi. Garis pantai yang digambarkan merupakan Pesisir Utara Jawa Barat.

Contoh penulisan di peta untuk: moordenaars R.[ivier], Hoek van Bangay, dan Blatvians Spruyt. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Contoh penulisan di peta untuk: moordenaars R.[ivier], Hoek van Bangay, dan Blatvians Spruyt. (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

a. Sekilas Gambaran Pesisir

Di sepanjang pesisir yang melintang dari Barat ke Timur, diawali oleh muara Ci Tarum, diikuti oleh Blatsians Spruyt (Sungai kecil Blatsian?), Hoek van Bangaij (Menurut Knaap Tanjung Bungin), Packis (Tanjung Pakis?), moordenaars R.[ivier] (Sungai Para Pembunuh?) Barakan (Pantai Sarakan?), Sedare (Pantai Sedari?), terus menuju Cirebon melewati Tsiparagi (Ci Parage? Sungai sekaligus pemukiman), Chillamaja (Ci Lamaya), Ci Asem (belum dinamai), Ci Punagara (belum dinamai), dll., hingga akhirnya sampai di Cheribon (Cirebon), lalu berakhir di sebuah sungai (Kali Cimanis?) yaitu jalur menuju Tsiavi onder gabang (Ciawigebang?), atau pedalaman Kabupaten Kuningan.

b. Gambaran Ci Tarum dan Ci Manuk

Walaupun Ci Tarum dan Ci Manuk di sana belum tercantum namanya, akan tetapi kedua sungai itu dapat diidentifikasi dengan cara membandingkannya dengan Peta Valentijn.

Contoh penulisan pada peta penciri Ci Tarum di antaranya: Tsiekordul (Cikundul?), Wrijugpettoe, serta Tanjoungpoura (Tanjungpura). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Contoh penulisan pada peta penciri Ci Tarum di antaranya: Tsiekordul (Cikundul?), Wrijugpettoe, serta Tanjoungpoura (Tanjungpura). (Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

Penciri Citarum adalah Tanjoungpoura (Tanjungpura) yaitu pemukiman pertama dari arah muara. Diikuti Wrijugpettoe (?), Goedegoedok (?), hingga Bandon (Bandung era VOC?). Kemudian anak sungai Ci Tarum, mungkin itu Ci Sokan, sebagai jalur transportasi menuju pedalaman sekitar Karawang-Cianjur-Sukabumi-Bogor. Dapat dilihat nama-nama pemukimannya sekilas jika dilafalkan mirip dengan toponimi di area itu: Tsiengintis (Cigentis?), Tsiekordul (Cikundul?), Tsiemapak (Cimapag?), Chelintsie (Cileungsi?).

Contoh penulisan pada peta penciri Ci Manuk di antaranya: Indermajoe, Sammagang, dan Deberg Tonponmaas.(Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)
Contoh penulisan pada peta penciri Ci Manuk di antaranya: Indermajoe, Sammagang, dan Deberg Tonponmaas.(Foto: Dokumentasi Karguna Purnama Harya)

Ci Manuk di sana dapat pula diidentifikasi yang pencirinya adalah Indermajoe atau Indramaja. Pemukiman di kanan dan kirinya sangat banyak yang tercatat. Di sekitar arus utama-nya saja ada sekitar 50-an pemukiman. Belum termasuk anak sungai. Dari muara, dimulai dari Passehan (Pasekan), Sindang (Sindang?), Indernajoe (Indramayu?), terus berjajar pemukiman hingga berujung agak jauh terdapat Talaga (Talaga?). Dan melalui anak-anak sungainya, jalur trabsportasi tersebut dapat pula mencapai Samaggang (Sumedang?) yang berada di kaki Deberg Tonponmaas (Gunung Tampomas?).

Kesimpulan

MS VEL 1161 dapat disimpulkan sebagai peta survei pantai–daratan yang fungsional bagi VOC. Sebuah representasi visual garis pantai berliku, muara-muara sungai yang menembus pedalaman, penamaan lokasi-lokasi penting di sepanjang pantai, serta beberapa jalur sungai yang menghubungkan pantai dengan dataran pegunungan di pedalaman, sehingga berfungsi sekaligus sebagai alat navigasi dasar dan mungkin pula digunakan sebagai alat intelijen geografis yang menampilkan rute pergerakan sungai, serta potensi hubungan antara garis pantai dan pusat-pusat lokal dari Karawang hingga Cirebon pada akhir abad ke-17. Di sana juga dapat terlihat bahwa pada tahun 1677-1678, VOC belum mengenal banyak area kiri peta, yaitu area sepanjang Ci Tarum hingga ke pedalaman. Hal tersebut sangat timpang saat melihat area arus utama Ci Manuk yang tercatat sangat terperinci.

 

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//