LARI DULU, UPLOAD NANTI: Pelari Kalcer Disokong Sponsor dan Event, Waspada Lomba Bodong
Event berpengaruh besar dalam mendukung ekosistem pelari kalcer. Memantik para pelari untuk konsisten latihan dan menciptakan gaya hidup baru.
Penulis Awla Rajul23 Desember 2025
BandungBergerak - Derap langkah sol karet menapaki aspal terdengar riuh. Tak beraturan. Suasana jalanan Ir. H. Djuanda (Dago), Minggu pagi sekitar pukul tujuh, 26 Oktober 2025 terlihat ramai. Di jalanan utama itu, para pelari terlihat di kiri dan kanan. Orang-orang yang mengenakan pakaian seragam hitam-hitam merupakan peserta event lari yang diadakan oleh salah satu supermarket. Banyak pula rombongan pelari lain, berpakaian warna-warni, melintasi jalan itu.
Pemandangan menjadi semakin semarak ketika di sebelah kiri dari arah Cikapayang-BIP, fotografer FotoYu berbaris, siap memotret dari trotoar. Seruan sapa “Pagi Pagi” antara pelari dan fotografer terdengar jelas. Beberapa rombongan pelari bahkan ada yang sudah siap berpose ketika dibidik dari jauh oleh fotografer.
Minggu pagi itu, BandungBergerak menemui empat event lari. Ada yang terpusat di Jalan Dago. Adapula yang start dan finisih dari lokasi lain, namun melewati jalan itu sebagai rutenya. Car Free Day Dago yang sudah kembali diaktifkan, menambah semarak suasana pagi itu.
Event memang punya pengaruhnya tersendiri terhadap tren lari yang sedang menjamur, di samping pemanfaatan media sosial yang mendorong tren ini tetap hangat. Namun begitu, event lari, berperan sebagai pemantik motivasi bagi pelari untuk konsisten latihan, meningkatkan kebanggaan, dan menciptakan gaya hidup baru. Ini pun didukung oleh event-event bergengsi yang diadakan di berbagai daerah, termasuk di Bandung.
Tiga komunitas lari yang ditemui BandungBergerak, sepakat bahwa event lari punya peran kuat mempertahankan tren lari. Di media sosial, event-event ini menunjukkan daya tariknya. Seperti paket lomba (racepack) yang menggiurkan, medali dengan ukiran indah, serta penyemangat (cheering) dari warga yang mengesankan. Tambah lagi berebut slot untuk mendapatkan tiket event.
Sementara bagi individu, para pelari mesti menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi event race. Mereka harus rutin latihan dalam periode waktu menjelang lomba. Beragam menu latihan pun harus dilahap, mulai dari interval, fartlek, tempo, hingga lari jarak jauh.
Dukungan dari Komunitas
Komunitas menjadi salah satu aktor yang menjaga nyala api tren lari di Bandung. Masing-masing komunitas punya caranya tersendiri mewadahi dan mendukung anggotanya dalam event-event lari. Komunitas, event, dan brand bahkan punya hubungannya tersendiri untuk membentuk sebuah ekosistem suportif bagi olahraga lari. Di Bandung, ada event Pocari Sweat Run, yang sudah konsisten diadakan setiap tahun sejak 2013. Selain itu, sepanjang tahun, berbagai komunitas, brand, hingga pemerintah mengadakan event lari.
Captain Tawarun, Fauzi, 26 tahun), mengamini bahwa event punya pengaruh besar menjaga hype tren lari. Event-event besar seperti Pocari Sweat Run Bandung, Borobudur Marathon, Jakarta Internasional Marathon, Jakarta Running Festival, dan Maybank Marathon Bali menjadi motivasi supaya konsisten lari.
“Itu (event) penting karena biar ketika orang ikut tuh ada motivasi,” ungkap Uji, Minggu, 30 November 2025. “Nah itulah untuk memanage orang biar motivasinya terus ada, itu penting banget.”
Uji mencontohkan salah satu anggota Tawarun yang baru saja mengikuti Jakarta Running Festival di kategori 21KM (Half Marathon). Anggota yang baru pertama kali mencapai jarak sejauh itu harus melewati persiapan panjang. Proses itu pun membuat tren lari terus hangat. Setidaknya bagi individu dan di internal komunitas.
Salah satu pendiri Tawarun ini juga melihat event sebagai pendorong keseriusan. Yang mulanya berlari hanya untuk bersenang-senang, kini ada yang “ketagihan”. Tawarun sempat bekerja sama dengan beberapa event untuk memberikan benefit diskon harga hingga tiket gratis bagi anggota.
Berawal dari momen seperti itu, beberapa anggota terdorong menseriusi lari supaya bisa mengikuti event besar bergengsi. Mereka kemudian memberi usul ke komunitas supaya mewadahi latihan dengan menu-menu tertentu, sebagai persiapan ikut event.
“Sekarang ada usulan dari anak-anak mau menuju ke sana (tidak hanya fun run). Kemarin kita kerja sama dengan beberapa acara, kita dapat tiket gratis, beberapa orang terpacu ingin serius lari. Makanya nanti kita bakal bikin program kayak strength, interval, dan lain lain,” ungkap Uji.
Sementara komunitas Babaturun sudah memberikan dukungan kepada anggotanya untuk mendukung kesuksesan dalam event. Babaturun punya tiga agenda lari dalam sepekan, setiap Rabu, Sabtu, dan Minggu. Rabu biasanya agenda lari dengan menu tertentu untuk persiapan race, misal lari interval atau tempo. Sabtu jadwalnya lari santai (fun run) berjaral 5 KM. Sementara Minggu dijadwalkan untuk lari jarak jauh (longrun).
Co-founder Babaturun, Haidar, 27 tahun, membeberkan komunitasnya bahkan mencoba mencari sponsor untuk memfasilitasi para pelari dalam sebuah event. Metode ini pertama kali dicoba untuk wondr ITB Ultra 2025, September lalu. Babaturun mengirimkan 10 orang untuk menuntaskan lari dengan jarak 100KM. Dengan adanya sponsor, pelari Babaturun bisa fokus mempersiapkan diri untuk latihan.
“Kalau event-event kita coba fasilitasi, kemarin dari sponsorship kita cari. Sampai akhirnya ya cukup enaklah buat pelarinya gitu. Kita enggak perlu ngeluarin biaya sama sekali jadinya, udah dihandle semua sama sponsor. Makanan ada, minuman ada, baju ada. Ya tentu kalau udah bisa kasih feedback yang oke juga gitu ke sponsor,” kata Haidar, Sabtu, 29 November 2025.
Babaturun memandang pola macam ini dapat menumbuhkan ekosistem suportif antara pelari dan brand. Pola komunitas yang bekerja sama dengan kafe atau restoran sebagai tempat lari juga dinilai mampu menumbuhkan ekonomi lokal. Babaturun juga memposting anggotanya yang akan mengikuti event di platform media sosial komunitas, sebagai bentuk penyemangat, motivasi, dan kebanggan.
Baca Juga: Rendahnya Kualitas Ruang Publik Kota Bandung Berpengaruh Buruk pada Kesehatan Masyarakat
Mengenai Akar Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Menanganinya
Waspada Event Bodong
Banyaknya event lari memang menawarkan benefit dan menimbulkan kebanggaan pagi pelari. Namun demikian, para pelari harus awas dan waspada dengan “event lari bodong” yang kerap mengelabui di media sosial.
Salah satu anggota komunitas Tiba Tiba Lari, Theo, 28 tahun menyebut, event mendorong tumbuhya kebiasaan positif. Sebab event lari selalu diadakan pada pagi hari sebelum matahari terbit. Ini memaksa pelari untuk terbiasa bangun lebih awal. Ia juga menyebutkan, event bergengsi yang menawarkan isi racepack banyak jadi incaran tersendiri bagi pelari, misal YoRun 2025 yang diadakan awal November lalu, di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat.
“Perhatiin event-event larinya, jangan sampai ikut lari bodong. Sekarang ada beberapa event lari yang bodong istilahnya. Itu samalah kayak penipuan-penipuan lain ciri-cirinya,” kata Theo, Selasa, 11 November 2025.
Theo membeberkan, Tiba Tiba Lari memberi apresiasi kepada anggotanya yang mengikuti event, dengan memposting keikusertaannya di media sosial komunitas. Benefit khusus itu didapatkan jika sudah mengikuti kegiatan lari bersama Tiba Tiba Lari minimal tujuh kali dalam tiga bulan.
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp Kami

