• Kampus
  • Lulusan di Tahun Pandemi lebih Sulit Mendapat Pekerjaan

Lulusan di Tahun Pandemi lebih Sulit Mendapat Pekerjaan

Dampak pandemi Covid-19 belum usai, tidak sedikit para pekerja yang kehilangan pekerjaan karena prusahaan tempatnya bekerja terpukul pagebluk.

Webinar Career Preparation Starter Pack in Pandemic Era yang digelar BEM KM FSI Unjani, Sabtu (16/10/2021). (Dok. Unjani)

Penulis Iman Herdiana26 Oktober 2021


BandungBergerak.id - Sejumlah kampus tahun ini mewisuda para lulusannya. Artinya, ada banyak lulusan baru yang saat ini membutuhkan lapangan pekerjaan. Sementara dampak pandemi Covid-19 masih belum usai, tidak sedikit para pekerja yang kehilangan pekerjaan karena prusahaan tempatnya bekerja terpukul pagebluk.

Terkait isu lapangan kerja, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Fakultas Sains dan Informatika (FSI) Universitas Jenderal A. Yani (Unjani) mengadakan webinar Career Preparation Starter Pack in Pandemic Era, dengan narasumber konselor Rahmat Haqqi Utama, Sabtu (16/10/2021).

Mengutip laman resmi Unjani, Selasa (26/10/2021), Rahmat Haqqi Utama mengatakan kondisi para lulusan (fresh graduate) pascalulus kuliah. Menurutnya, ada 20 persen fresh graduate dapat bekerja dan berkinerja sesuai harapan perusahaan tanpa harus bimbingan. Sedangkan sisanya, 30 persen, sangat lama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, dan 50 persen bekerja tapi tidak optimal.

Melihat persentase tersebut, Rahmat mengingatkan kepada mahasiswa yang belum lulus kuliah agar memperbanyak aktivitas non-akademik selama menjalani perkuliahan. Mahasiswa juga diminta memperbanyak relasi profesional, tentukan minat dan tujuan.

“Jadilah fleksibel, dan kembangkan beberapa skill,” katanya.

Kemudian bagi mahasiswa yang tingkat akhir dan hampir lulus, hal yang harus dipersiapkan dalam memasuki dunia kerja yakni membuat personal branding, kenali perusahaan dan job descriptionnya, membuat CV yang menarik, dan aktif berjejaring di sosial media.

Ia juga memberi bocoran soal wawancara kerja. Menurutnya, job interview berarti proses pertukaran informasi yang dilakukan oleh 2 pihak atau lebih. Tujuannya adalah untuk membantu calon pekerja dan perusahaan saling mengenal dan mencocokkan.

Ada 4 hal yang dinilai dalam interview yakni kemampuan, kepribadian, sikap, dan kesesuaian. Selain itu, Rahmat juga membahas tentang tipe dan tujuan interview dan bagaimana serta apa yang harus dilakukan saat melakukan interview kerja.

Baca Juga: BAYI-BAYI PANDEMI (8): Inisiatif Baik dari Kampung Padat Penduduk Suka Asih
BAYI-BAYI PANDEMI (7): Aqila, Dia yang Lahir di Puncak Gelombang Kedua
BAYI-BAYI PANDEMI (6): Posyandu Terganggu, Buruan Sae Terkendala Lahan

Dampak Pandemi Terhadap Lulusan 

Lensa Driyarkara, program kerja Kementerian Analisis Isu Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sanata Dharma 2021, melakukan analisis berjudul Karier di Masa Pandemi. Disebutkan bahwa pandemi menimbulkan PHK besar-besaran di dunia kerja.

Dalam analisa yang disusun Rofinus Hadu, Patricia Christine Sekeh, Susiani Suprapti, itu terungkap bahwa secara global melalui survei yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional PBB (International Labour Organization/ILO) pada 2020 lalu krisis Covid-19 telah memberikan dampak pada kaum muda di seluruh dunia melalui tiga cara:

Pertama, gangguan terhadap pendidikan dan pelatihan, yang dapat mengurangi potensi peluang kerja dan penghasilan di masa depan; kedua, gelombang hilangnya pekerjaan saat ini dan runtuhnya bisnis dan perusahaan rintisan berdampak pada pengurangan endapatan dan pekerjaan (dan mengancam hak-hak di tempat kerja); dan ketiga, munculnya hambatan yang lebih besar untuk menemukan pekerjaan, memasuki (kembali) pasar tenaga kerja dan mencoba untuk beralih ke pekerjaan yang lebih baik.

Di Indonesia, lanjut analisa dari tim BEM Universitas Sanata Dharma, jumlah penduduk yang bekerja pada akhir 2020 lalu (sebelum pandemi) mencapai 131,03 juta jiwa dari 137,91 juta jumlah angkatan kerja. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum merebaknya pandemi Covid-19 kualitas tenaga kerja di tanah air terbilang lemah.

Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka pada Februari 2020 lalu juga mencapai 6,88 juta orang dengan jumlah penyumbang terbesar yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan total 8,49 persen, diikuti dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 6,77 persen, diploma 6,76 persen, perguruan tinggi/universitas 5,73 persen, Sekolah Menengah Pertama 5,02 persen dan Sekolah Dasar (SD) dengan nilai 2,98 persen.

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang cukup besar pada industri dan membuat angka pengangguran meningkat. Riset SMERU Research Institute menunjukkan jumlah pengangguran akan meningkat sebanyak 2,3 juta orang akibat perusahaan mempekerjakan lebih sedikit orang. Jumlah ini hampir 2 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 137.91 juta orang pada bulan Februari lalu (Rahman, 2020).

Tim dari BEM Universitas Sanata Dharma menyimpulkan, mencari pekerjaan di tengah masa pandemi akan menjadi jauh lebih sulit dibanding sebelumnya. Pemerintah harus menjawab masalah ini di tengah semakin bertambahnya lulusan-lulusan baru baik di perguruan tinggi maupun di sekolah-sekolah.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//