SISI LAIN SCHOEMAKER #1: Sang Arsitek sebagai Objek Studi
Banyak buku dan penelitian tentang Wolff Schoemaker berfokus pada sumbangan pentingnya di dunia arsitekur. Masih sedikit kajian tentang kiprahnya di bidang lain.
Hafidz Azhar
Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung
28 Mei 2023
BandungBergerak.id - Sejauh ini sudah terdapat berbagai studi mengenai Charles Prosper Wolff Schoemaker yang difokuskan pada bidang arsitektur. Studi-studi tersebut bisa berupa buku, penelitian skripsi, maupun jurnal. Pada tahun 2010, misalnya, C.J. van Dullemen menulis buku yang berjudul Tropical Modernity: Life and Work of C.P. Wolff Schoemaker dan telah diterjemahkan oleh penerbit Komunitas Bambu menjadi Arsitektur Tropis Modern: Karya dan Biografi C.P. Wolff Schoemaker tahun 2018. Buku itu berisi riwayat hidup Schoemaker secara komprehensif, mulai dari karya-karya monumental di bidang arsitektur hingga perjalanan hidup sang arsitek yang tidak banyak disoroti. Salah satu sisi lain Schoemaker adalah sepak terjangnya dalam dunia pergerakan.
Ada juga buku yang ditulis oleh Dr. Salmon Priaji Martan tahun 2016. Diberi judul Wolff Schoemaker: Karya dan Lingkup Sekelilingnya, buku tersebut mengulas hayat dan karya Wolf Schoemaker dalam bidang seni arsitektur. Meski tidak ditulis secara komprehensif, inilah karya kedua setelah Tropical Modernity: Life and Work of C.P. Wolff Schoemaker yang fokus menceritakan kehidupan dan karya CP Schoemaker. Ada sedikit penjelasan tentang buku yang ditulis sang arsitek bersama Mohammad Natsir tahun 1936 dengan judul Cultuur Islam.
Buku lain yang bisa disebut adalah Masjid Raya Cipaganti Bandung: Arsitek C.P. Wolff Schoemaker karya Denny Santika. Diterbitkan pada tahun 2021, buku ini berisi pembahasan tentang Masjid Cipaganti sebagai salah satu karya Wolff Schoemaker. Ada informasi tentang sejarah pembangunan Masjid Cipaganti, karakter bangunannya, serta hubungan interaksi masjid tersebut dengan masyarakat. Cukup jelas bahwa buku itu difokuskan pada bidang arsitektur yang digeluti seorang Charles Prosper Wolff Schoemaker, meski ditampilkan juga sedikit latar historis Kota Bandung dan permukiman kolonial Belanda di Bandung.
Baca Juga: BUKU BANDUNG (13): C. P. Wolff Schoemaker sebagai Arsitek dan Seniman, serta Keterlibatannya dalam Partai Sempalan
NGULIK BANDUNG: Masjid Cipaganti
Wolff Schoemaker Perias Wajah Kota Bandung
Studi-studi Arsitektur
Selain buku, kajian tentang Wolff Schoemaker juga disajikan dalam bentuk skripsi atau jurnal. Sebagian besar menempatkan aspek arsitektur sebagai objek penelitian. Karya skripsi pada program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia yang ditulis oleh Indah Greice Tandibua tahun 2019, berjudul Perancangan Informasi Karya Arsitektur Wolff Schoemaker di Wilayah Bandung Melalui Media Kartus Pos, menyoroti dua identifikasi masalah terkait kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Wolff Schoemaker sebagai tokoh arsitektur kesohor di Kota Bandung dan juga kurangnya informasi mengenai karya-karya Wolff Schoemaker yang sekarang masih dapat dilihat secara kasat mata. Penelitian juga menampilkan analisis terhadap Kartu Pos Wolff Schoemaker berseri, dengan mengacu pada font, gambar, serta visualisasi yang berhubungan dengan karya sang arsitek.
Hasil penelitian lain, berjudul Karakter Bangunan Kolonial Belanda (Indisch) di Indonesia (Karya Wolff Schoemaker), ditulis oleh Moh. Fachrudi Suharto dan dipublikasikan pada Jurnal Sains dan Teknologi Universitas Manado (2019). Lima karya Wolff Schoemaker di bidang arsitektur, yakni Gedung Villa Isola, Gereja Protestan Bethel, Hotel Preanger, Societeit Concordia (Gedung Merdeka), dan Gereja Katedral menjadi objek analisisnya. Masing-masing karya ditinjau dari berbagai segi, mulai dari corak atap hingga karakter dinding. Kesimpulannya, kelima bangunan karya Wolff Schoemaker memiliki karakter formal yang beragam dari site plan, denah, sampai fasadnya.
Sampai tahun 2021, penelitian yang berhubungan dengan C.P. Wolff Schoemaker masih terus dilakukan. Dalam Jurnal Arsitektur Terracotta, misalnya, Meta Riany, Rio Nuryadi, Ilham Apriyandi, dan Aidil Akbar mengkaji Gedung De Majestic dari sudut karakteristik fasad. Penelitian berjudul Karakteristik Fasad Gedung De Majestic Braga Karya C.P. Wolff Schoemaker ini menyimpulkan bahwa gedung yang dibangun pada tahun 1920-an tersebut memadukan unsur lokal arsitektur tradisional di Indonesia dengan gaya arsitektur Eropa. Ciri dari karakter Eropa terwakili oleh ukuran, bentuk geometris bangunan, dan penempatan pintu jendela yang dibuat menjadi simetris antara bagian bangunan di sebelah kanan dan kiri. Sementara itu, unsur lokal ditunjukkan antara lain lewat Kala berukuran besar serta warna emas yang terletak pada bagian fasad bangunan sebagai aksen. Bahkan Meta Riany dkk. menilai bahwa Gedung Majestic merupakan representasi karakteristik karya lainnya yang dihasilkan Wolff Schoemaker, terutama karya-karya yang dibangun dari tahun 1922 sampai tahun 1925.
Ada juga penelitian lain mengenai Schoemaker yang dimuat dalam Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia tahun 2021. Ditulis oleh Dewi Retno Prameswari, Arif Sarwo Wibowo dan Fauzi Mizan Prabowo Aji, hasil riset yang dijuduli Inventarisasi Bangunan Cagar Budaya: Masjid Raya Cipaganti Karya Wolff Schoemaker ini memfokuskan analisisnya pada bentuk denah Masjid Cipaganti. Dengan menganalisis rancangan denah Masjid Cipaganti dan rancangan eksterior Masjid Cipaganti, para peneliti memperoleh temuan berupa modul-modul kelipatan yang digunakan oleh Wolff Schoemaker dalam proses perancangan. Pada denah bangunan Masjid Cipaganti, dibuat rancangan menggunakan dua modul utama dengan kelipatan 2,5 meter dan 3 meter, sedangkan pada ketinggian elemen bangunan yang tampak pada fasadnya didominasi oleh modul kelipatan 1,5 meter.
Demikianlah beberapa studi yang difokuskan pada karya dan kehidupan Charles Prosper Wolff Schoemaker sebagai arsitek terkemuka. Tentu saja masih banyak penelitian lain tentang karya Schoemaker yang tidak dapat diulas lebih terperinci dalam tulisan ini.
Sayangnya, sampai sejauh ini belum ada studi mendalam mengenai kiprah Schoemaker dalam bidang lain di luar arsitektur. Kita belum banyak tahu tentang kiprah Schoemaker saat berposisi sebagai mentor Sukarno. Atau tentang keterlibatannya dalam organisasi pergerakan Islam. Ada sisi-sisi lain Schoemaker yang tak kalah penting untuk dikisahkan.