• Pemerintah
  • Data Jumlah Bayi dan Anak di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung 2009-2020, Meningkat 36,6 Persen dalam Kurun 11 Tahun

Data Jumlah Bayi dan Anak di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung 2009-2020, Meningkat 36,6 Persen dalam Kurun 11 Tahun

Dalam kurun 11 tahun, dari 2009 hingga 2020, pertumbuhan populasi anak usia 0-9 tahun di Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung, meningkat sekitar 36,6 persen.

Penulis Sarah Ashilah2 November 2021


BandungBergerak.id - Kecamatan Buah Batu, terletak di selatan jalur Jalan Soekarno-Hatta yang membelah Kota Bandung dari timur ke barat, memiliki lokasi yang strategis karena berjarak cukup dekat dengan jantung kota. Merujuk Profil Kecamatan di situs Bandung City Dashboard, per tahun 2020 jumlah penduduk kecamatan ini 97.792 jiwa penduduk. Dengan luas wilayah 7,48 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduk kecamatan ini adalah 13.109 jiwa per kilometer persegi.

Diketahui, dari jumlah total penduduk 97.792 jiwa, 5,65 persen di antaranya berusia 0-9 tahun. Dokumen Kecamatan Buah Batu dalam Angka 2011-2020 mencatat, dalam kurun 11 tahun, dari 2009 hingga 2020, pertumbuhan populasi anak usia 0-9 tahun meningkat sekitar 36,6 persen. Data juga menunjukkan jumlah bayi dan anak usia 0-9 tahun melonjak luar biasa banyak dari tahun 2018 ke tahun 2019.

Meski pada 2020 terjadi penurunan, yakni sejumlah 15.301 orang anak, namun angka tersebut masih terhitung tinggi jika dibandingkan dengan jumlah di lima tahun sebelumnya.

Baca Juga: Data Jumlah Rumah Sehat di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung 2015-2020, Berkurang 10.231 Unit di Tahun 2019
Data Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Bandung 2014-2020, Kembali Melonjak di Tahun Pandemi Covid-19

Dikenal dengan kawasan pertokoan, restoran-restoran, dan sejumlah permukiman elitenya, Buah Batu diketahui sebagai kecamatan dengan persentase kasus stunting terbesar per 2020, yakni 23,97 persen. Angka ini diperoleh lewat program penimbangan bayi yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19. 

Stunting masih menjadi permasalahan serius di Kota Bandung. Di tingkat kota, prevalensinya melonjak di masa pandemi, ketika banyak layanan kesehatan dipaksa untuk ditunda atau bahkan dihentikan. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//