• Kolom
  • BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #10: Tetirah di Eropa

BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #10: Tetirah di Eropa

Raden Ayu Sangkaningrat melakukan perjalanan tetirahnya ke sejumlah negara di Eropa pada tahun 1935. Ia sempat bertemu dengan Putri Juliana dari Kerajaan Belanda.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Saat tiba di Tanjungpriok, R.A. Sangkaningrat disambut R.A.A. Wiranatakoesoemah dan anggota keluarga lainnya. (Sumber: Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 17 Oktober 1935)

14 Juni 2023


BandungBergerak.id – Karena sakit, Raden Ayu Sangkaningrat tetirah di Eropa selama beberapa bulan pada tahun 1935. Kabar keberangkatannya ke Benua Biru, saya peroleh dari Sipatahoenan edisi 11 Mei 1935. Di situ ada berita berjudul “Rd. Ajoe Sangkaningrat” disertai foto yang diberi keterangan “Baris niis di Europa” (akan tetirah di Eropa).

Tertulis, “Raden Ajoe Sangkaningrat (Raden Ajoe Wiranatakoesoemah) koe poetoesan doktor ngantet reudjeung oeroesan kasehatanana koedoe titirah di nagara dingin (di Europa)” (Karena keputusan dokter yang berkaitan dengan keadaan kesehatannya, Raden Ayu Sangkaningrat [Raden Ayu Wiranatakoesoemah] harus tetirah di negeri dingin [di Eropa]). Kepergiannya direncanakan pada 15 Mei 1935 dengan menumpang kapal Johan Van Oldenbarnevelt (“Dina tanggal 15 anoe bakal datang andjeunna bakal angkat noenggangan kapal Van Oldenbarnevelt”).

Sementara dari surat kabar Belanda, saya memperolehnya dari De Locomotief edisi 14 Mei 1935. Kabarnya, Sangkaningrat, istri mantan Bupati Bandung R. A. A. Wiranatakoesoemah, akan berangkat ke Eropa tanggal 15 bulan ini untuk pemulihan kesehatan. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie dan De Sumatra Post edisi 15 Mei 1935 memperjelas tempat yang dituju Sangkaningrat, yaitu Prancis Selatan. Katanya, Nyonya Wiranatakoesoemah akan berangkat ke Prancis Selatan (“verlof naar Zuid-Frankrijk”) selama beberapa bulan karena sakit.

Dalam perjalanan menuju Eropa, Raden Ayu Sangkaningrat sempat bertemu dengan Sultan Langkat di Pelabuhan Belawan. Ini terjadi pada Sabtu, 18 Mei 1935. Menurut De Sumatra Post edisi 20 Mei 1935, orang-orang penting akan berangkat dari Belawan dengan menumpang kapal Johan van Oldenbarnevelt. Di antaranya Tuan dan Nyonya Stadt, Tuan dan Nyonya Roodenburch, keluarga Kühr, Tuan dan Nyonya Burger, dan Raden Ayu Wiranatakoesoemah. Orang-orang yang mengucapkan perpisahannya antara lain Gubernur Sultan Deli, Tengkoe Mahkota, dan Sultan Langkat.

Setelah menempuh hampir sebulan perjalanan, kapal Johan van Oldenbarnevelt merapat ke dermaga pelabuhan di Amsterdam pada 11 Juni 1935 (De Standaard, 11 Juni 1935). Dari daftar penumpang kapal tersebut yang disajikan dalam Het Vaderland edisi 7 Juni 1935, saya tahu bahwa tempat mendaratnya Sangkaningrat adalah pelabuhan Amsterdam.

Ketika di Belanda, Sangkaningrat beraudiensi dengan Putri Juliana pada hari Sabtu, 3 Agustus 1935. Saya mendapatkan keterangannya dari Pemandangan edisi 14 Agustus 1935. Sebelum bertemu, konon, ia ditanya oleh Kamerheer H. M. de Koningin F.M.L. Baron van Geen, apakah ia hendak menemui lagi ratu dan putri. Sangkaningrat menjawabnya “ingin melihat Prinses sekali lagi. Toedjoeh tahoen jang laloe, waktoe studiereis jang pertama dari toean Wiranatakasoema, djoega beliau dengan isterinja telah menghadap ke pada Prinses Juliana dan de Koningin”.

Demikianlah, “Hari Saptoe, tg. 3 Augt. Prinses Juliana telah menerima Raden Ajoe Sangkaningrat diitoe istana Noordeinde, disertai dengan Hofdamenja Jonkvrouwe A.M. de Braauw. Prinses itoe berpakaian warna aboe2 dan memakai permata jang Hare Hoogheid itoe waktoe menerima dari Siersteen Slijperij dari Bandoeng”.

Dalam kesempatan itu, Sangkaningrat ditanya Juliana tentang perkembangan pekerjaan sosialnya, terutama mengenai internaat untuk anak perempuan di Binjai, Kesultanan Langkat, yang didirikannya. Setelah mendengar penjelasan Sangkaningrat, konon, “Adalah menjenangkan dan menggirangkan hati Prinses Juliana, bahwa perempuan bangsa [Indonesia M.S.] dengan perlahan-lahan mempoenjai kedoedoekan dalam maatschappij jang lebih baik dari pada doeloe”. Demikian pula saat mendengar kemajuan industri bangsa bumiputra, Juliana menyatakan “menjenangkan kepadanja”.

Selain itu, kondisi kesehatan Raden Ayu Sangkaningrat sudah dikatakan pulih, sehingga surat kabar itu “boleh mempastikan, bahwa R. Ajoe itoe soedahlah semboeh dari sakitnja, hal mana soedah tentoe menggembirakan sekalian jang mengharap dan menoenggoe kedatangan kembalinja beliau itoe”. Dan dari perjalanan ke Eropa itu, kata penulis laporan, “R. Ajoe Sangkaningrat itoe sedatangnja dari negeri Sedjoek, penoeh dengan, kenang2an teroetama terhadap pada doenia isteri, jang akan disebarkannja itoe, oentoek kesentausaan isteri seoemoemnja”.

Baca Juga: BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #7: Jongens Internaat
BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #8: Menggagas Sekolah Asrama bagi Gadis Bangsawan di Binjai
BIOGRAFI RADEN AYU SANGKANINGRAT (1907-1944) #9: Anggota Komisi Sensor Film

Sambutan di Pendopo Cimahi

Kepulangan Raden Ayu Sangkaningrat ke Hindia Belanda antara lain disiarkan dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie edisi 28 September 1935. Di situ dikabarkan akhirnya Raden Ayu Bandung, R. A. Sangkaningrat, akan kembali. Dia sebelumnya pergi ke Swiss untuk memulihkan kesehatannya (“Zij is in Zwitserland geweest voor haar gezondheid”).

Kepulangannya pun menggunakan Johan van Oldenbarnevelt. Kapal ini berangkat dari Amsterdam pada 18 September 1935 dengan tujuan Batavia (Scheepvaart, 19 September 1935), kemudian berturut-turut tiba di Genoa pada 26 September (De T?d, 27 September 1935), Port Said pada 1 Oktober (Scheepvaart, 1 Oktober 1935), melewati Perim pada 4 Oktober (De T?d, 8 Oktober 1935), berangkat dari Kolombo pada 10 Oktober (De Standaard, 11 Oktober 1935), berangkat dari Sabang pada 13 Oktober (Scheepvaart, 15 Oktober 1935), dan berangkat dari Belawan pada 14 Oktober (Scheepvaart, 16 Oktober 1935), dan tiba di Batavia pada 17 Oktober (Scheepvaart, 18 Oktober 1935).

Raden Ayu Sangkaningrat tiba di Tanjungpriok pada 17 Oktober 1935 pagi. Menurut warta Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie dan Bataviaasch Nieuwsblad edisi 17 Oktober 1935, pagi ini dengan menumpang kapal Johan Van Oldenbarnevelt, Raden Ayu Sangkaningrat tiba di Batavia. Ia disambut oleh R. A. A. Wiranatakoesoemah dan banyak orang lainnya.

Sebelum tiba di Bandung, dalam perjalanan pulang, rombongan Sangkaningrat dan Wiranatakoesoemah dijamu di Kewedanaan Cimahi pada pukul 15.30 tanggal 17 Oktober 1935. Sebelum mereka tiba di Cimahi, ribuan orang baik dari Cimahi maupun berbagai desa di sekitarnya datang ke kewedanaan untuk menyaksikan kedatangan rombongan petinggi Kabupaten Bandung itu. Pendopo Cimahi pun nampak kekecilan untuk menampung begitu banyaknya orang dan mobil.

Sebagai bagian dari acara penyambutan itu, anak-anak perempuan murid schakelschool menyanyi secara bersama-sama dan sangat diapresiasi oleh para tetamu yang terhormat itu. Sangat banyak para pemuka bumiputra dari Cimahi dan luar Cimahi yang menunjukkan antusiasmenya. Setelah sekitar satu jam di Pendopo Cimahi, rombongan bupati Bandung berangkat menuju Bandung lagi, ditemani dengan 30 mobil yang mengikuti mereka dari belakang (De Koerier, 18 Oktober 1935).

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//