• Budaya
  • Pesan Solidaritas dari Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung

Pesan Solidaritas dari Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung

Tahun ini ada pandemi Covid-19 di mana penyelenggaraan dilakukan secara virtual. Teknis pelaksanaan mengandalkan teknologi yang menjadi tantangan tersendiri.

Para penari membawakan tarian kolosal Pencug Ewag pada perhelatan Hari Tari Dunia di hutan Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/10/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana27 Oktober 2021


BandungBergerak.id - Festival Budaya Nusantara (FBN) IV yang dihelat prodi Antropologi Budaya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung mulai berlangsung hari ini dan besok, Rabu dan Kamis, 27-28 Oktober 2021. Festival ini membawa pesan solidaritas kebudayaan ketika dunia tengah dirundung pagebluk.

“Melalui festival ini kami ingin menyampaikan pesan tentang membangun optimisme dan solidaritas yang harus terus ditumbuhkan dalam situasi pandemi ini. Festival ini ingin mengirimkan pesan positif bahwa di tengah berbagai keterbatasan dan situasi sulit karena pandemi, kita dapat terus bangkit, bergerak, berkarya melakukan apa yang kita bisa,” ungkap Ketua Panitia FBN IV, Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, kepada BandungBergerak, Selasa (27/10/2021) malam.

Festival Budaya Nusantara merupakan kegiatan tahunan prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung. Tahun 2021 ini merupakan pelaksanaan FBN yang keempat, sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2017, festival ini menjadi ajang perayaan keragaman budaya nusantara.

Neneng menjelaskan, secara umum tujuan FBN ingin menggali berbagai pemikiran dan tren keilmuan terbaru di bidang seni budaya, serta berbagai potensi kreativitas seni dan kearifan lokal di Indonesia. Namun FBN tahun ini diselenggarakan dalam situasi yang berbeda.

Tahun ini ada pandemi Covid-19 di mana penyelenggaraan dilakukan secara virtual. Teknis pelaksanaan mengandalkan teknologi yang menjadi tantangan panitia penyelenggara.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah berdampak luar biasa pada berbagai aspek kehidupan masyarakat yang menyebabkan perubahan perilaku sosial, ekonomi, dan budaya.

“Menghadapi situasi itu, perlu ada keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama menciptakan solusi dan meningkatkan solidaritas sosial,” kata Neneng Yanti Khozanatu Lahpan.

Di lain pihak, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dikenal memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat. Sebagai negara multikultur dengan keragaman etnis, budaya, agama, dan bahasa, ada banyak nilai yang dapat digali bagaimana membangun ketahanan budaya di masa pandemi ini.

Untuk itu, Festival Budaya Nusantara diharapkan menjadi ruang pertukaran gagasan-gagasan ilmiah dan temuan-temuan baru di bidang sosial dan humaniora berbasis kearifan lokal melalui forum akademik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Festival juga menjadi ruang partisipasi dan kolabolasi dalam berkarya, dengan menyajikan beragam pertunjukan dan hasil karya seni lainnya; serta menjadi ruang dibangunnya kerjasama dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional dan internasional.

Neneng pun mengajak masyarakat untuk hadir di festival ini, khususnya generasi Z untuk mengapresiasi dan mencintai kekayaan budaya Indonesia yang amat kaya dan indah.

“Tidak ada yang tak mungkin jika kita punya keinginan dan terus menyalakan harapan,” katanya.

Dari sisi tema, Festival Budaya Nusantara tahun ini mengangkat “Celebrating Diversity, Embracing Creativity” yang lebih mengangkat pentingnya menggali budaya lokal yang mampu beradaptasi dan berdialog dengan budaya global.

Baca Juga: Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung: Membangkitkan kembali Ruang-ruang Kosong Gelap Akibat Pandemi
Festival Monolog se-Jawa Barat: Ketika Seniman harus Akrab dengan Youtube
Melawan Pandemi dengan Festival Virtual

Ada 7 Acara Unggulan

Terdapat 7 (tujuh) mata acara pada festival yang diselenggarakan, yakni:
1. International Webinar dengan tema: "Social Changes, Cultural Resilience, and Creative Industries in the Post Covid19 Pandemic of Indonesia", yang mendatangkan Keynote Speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan para pembicara tamu Prof. Made Mantle Hood (Tainan National University of Arts, Taiwan), Dr. Sharyn Graham Davis (Monash University, Australia), dan Drs. Bambang Sundayana (Asosiasi Antropologi Indonesia);
2. International Conference yang menghadirkan para pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang akan mendiskusikan temuan-temuan terbaru berbagai persoalan sosial budaya pada masa pandemi;
3. Performance Collaboration antara Indonesia-Australia yang menghadirkan Dwiki Darmawan, Ensamble Tikoro, Ethotik Gamelan Australia, Katro (Karinding Antro), WAJIWA, dan Dosen Antropolgi Budaya;
4. Virtual Art Exhibition yang mengangkat berbagai artefak budaya dan seni;
5. Sharing Session with Practitioners menghadirkan Arief Yudi (JAF), Imam Soleh (CCL), Robi (Ensamble Tikoro), Efiq (Ethnotik Gamelan) dan Alfiyanto (WAJIWA);
6. Talkshow Enterpreneurship yang menghadirkan Kawendra Lukistian (Ketua GEKRAFS) dan Indriyani Handyastuti (enhaiipreuneur);
7. Lomba Menulisa Esai Tingkat Nasional untuk Siswa SMA.

Hari Pertama

27 Oktober 2021 09.00 WIB, Zoom Meeting: https://bit.ly/FBNAntroDay1

Performing Collaboration:

Dwiki Darmawan, Dosen Antropologi Budaya ISBI Bandung, Ethnotik Gamelan Australia, Ensamble Tikoro, WAJIWA dan Karinding Antropologi

International Webminar:

Prof. Dr. Made Mantle Hood (Tainan National University of the Arts, Taiwan)
Dr. Sharyn Graham Davies (Monash University, Australia)
Drs. Bambang Sundayana (Asosiasi Antropologi Indonesia)

Hari Kedua

28 Oktober 2021 pukul 08:00 WIB, Zoom Meeting: https://bit.ly/FBNAntroDay2

Opening Virtual Art Gallery

Talkshow Enterpreunership:

Kawendra Lukistian (GEKRAFS)
Indriyani Handyastuti (Enhaiipreuneur)

Sharing Session with Practitioners:

Robi Rusdiana (Ensamble Tikoro)
Alfiyanto (Wajiwa)
Arief Yudi Rahman (Jatiwangi Art Factory)
Iman Soleh (Celah Celah Langit)
Efiq Zulfiqar (Ethnotik Gamelan Australia)

Live Performance:

Ethnotik Gamelan Australia
Ensambel Tikoro
WAJIWA

Youtube: https://youtube.com/channel/UC7GxL3DEaa77Oqqomiucw4g

Editor: Redaksi

COMMENTS

//