• Kampus
  • Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung: Membangkitkan kembali Ruang-ruang Kosong Gelap Akibat Pandemi

Festival Budaya Nusantara ISBI Bandung: Membangkitkan kembali Ruang-ruang Kosong Gelap Akibat Pandemi

Ranah kebudayaan ikut terpukul pandemi Covid-19. Festival Budaya Nusantara diharapkan menjadi ruang-ruang alternatif di tengah keterpukulan tersebut.

Ritual tahunan masyarakat adat sunda bertajuk Ngertakeun Bumi digelar di Orchid Forest, Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (27/6/2021). Upacara ini tidak bisa digelar di Gunung Tangkuban Parahu yang ditutup sementara karena pandemi. (Foto: Bani Hakiki)

Penulis Iman Herdiana13 September 2021


BandungBergerak.idProdi Antropologi Budaya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menghelat rangkaian acara bertajuk “Virtual Performance Collaboration And Art Exhibition, Celebrating Diversity, Embracing Creativity: Festival Budaya Nusantara IV, 27-28 Oktober 2021. Festival ini sebagai ajang perayaan keragaman budaya nusantara dengan tujuan menggali berbagai pemikiran dan tren keilmuan terbaru di bidang seni budaya, serta menggali berbagai potensi dan kearifan lokal di Indonesia.

Festival diharapkan menjadi momentum membangun semangat dan optimism dalam membangkitkan kembali ruang-ruang kosong yang gelap akibat pandemi, dengan membuka berbagai kemungkinan kreativitas dan pemikiran melalui ruang virtual.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 berdampak luar biasa pada berbagai aspek kehidupan manusia yang menyebabkan perubahan perilaku sosial, ekonomi, dan budaya. Menghadapi situasi itu, ISBI Bandung melihat perlunya keterlibatan semua pihak dalam menciptakan solusi dan meningkatkan solidaritas sosial.

“Di lain pihak, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan daya resilience yang tinggi dan kemampuan beradaptasi yang cepat. Sebagai negara multikultur dengan keragaman etnis, budaya, agama, dan bahasa, ada banyak nilai yang dapat digali bagaimana membangun ketahanan budaya di masa pandemi ini,” papar dosen senior Prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung, Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, melalui keterangan resmi yang diterima BandungBergerak.id, Senin (13/9/2021).

Dampak pandemi, antara lain, sangat dirasakan pada bidang seni pertunjukan. Pertunjukan, panggung, dan penonton merupakan hal yang tak terpisahkan dalam dunia seni pertunjukan. Namun, Covid-19 telah meniadakan ruang-ruang pertunjukan secara konvensional. Banyak seniman yang kehilangan ruang berekspresi sekaligus kehilangan sumber mata pencaharian.

Dalam situasi itu, para seniman berusaha beradaptasi secara cepat di antaranya melalui pentas secara virtual. Tentu, tidak semua komunitas seni mampu melakukan pentas virtual karena terbatasnya akses pada teknologi maupun jaringan.

Di saat yang sama, sejumlah komunitas seni dan penggiat budaya di Indonesia terus melakukan kiprah dan proses kreatifnya dengan memanfaatkan ruang-ruang yang mereka miliki. Beberapa di antara mereka menjadi ‘social agent’ yang melakukan dokumentasi seni buhun dengan mendatangi lokasi-lokasi tempat kesenian itu hidup. Mereka membantu memfasilitasi pentas virtual para seniman tradisi dan kelompok marjinal lainnya melalui ruang keagenan yang bersifat pro-aktif. Selain itu, dokumentasi seni budaya ini berperan penting dalam pelestarian dan pewarisan budaya.

Ruang virtual nyatanya secara tidak terduga menjadi ruang kreatif baru bagi para seniman dan pegiat budaya lainnya. Persebaran kebudayaan melalui ruang virtual dan dipercepat melalui akses jaringan internet memungkinkan proses-proses demokratisasi dan ruang-ruang baru bagi seni pertunjukan tradisi maupun dokumentasi budaya tradisional semakin terbuka dan dapat diakses secara lebih luas.

“Virtual performance collaboration diharapkan menjadi upaya membuka sebanyak mungkin ruang-ruang pertunjukan bersama yang dilakukan secara virtual. Ruang virtual telah memungkinkan terjadinya proses-proses kreatif dan kolaborasi itu terjadi dengan cepat,” terang Neneng Yanti Khozanatu Lahpan.

Baca Juga: Mendiskusikan Lagi Oto Iskandar di Nata, Menyemarakkan Lagi Dunia Buku Bandung
Fenomena Lupa, Pikun, dan Perilaku Aneh Pascasembuh dari Covid-19

Festival Budaya Nusantara sebagai Ruang Pertukaran Gagasan

Festival Budaya Nusantara akan menjadi ruang pertukaran gagasan-gagasan ilmiah dan temuan-temuan baru di bidang sosial dan humaniora berbasis kearifan lokal melalui forum akademik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Menjadi ruang partisipasi dan kolabolasi (collaboration) dalam berkarya, dengan menyajikan beragam pertunjukan di ruang virtual.

Adapun ruang-ruang tersebut terdiri dari:

International Webinar, dengan tema: “Social changes, cultural resilience, and creative industry in the post-pandemic Covid-19”. Keynote speaker: Ministry of Tourism and Creative Economy (to be confirmed)

Call Paper 1st International Conference on Social Science and Humanities Based on Local Wisdom.

International Performance Collaboration, bersama Dwiki Darmawan (Indonesia), Efiq Ethnotik Gamelan (Australia), Prodi Antropologi Budaya, Jatiwangi Art Factory (JAF), Ensamble Tikoro (AustraliaIndonesia), CCL, Komunitas Seni, Unit Kesenian Kampus (UNPAD, UPI, ITB, UIN, ISI, ISBI, dll).

Virtual Performane Collaboration Bandung-Melbourne dengan Herbert Feith Indonesia Engament Center Monash University Australia (November 2021).

Sharing session with practitioners: Efiq Ethnotik Gamelan (Australia), Jatiwangi art Factory (JAF), Ensamble Tikoro (USAIndonesia), CCL.

Talkshow Enterpreuneurship dan Ekonomi Kreatif untuk mahasiswa, bekerjasama dengan Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) dan NHIPreneur.

Pameran virtual seni budaya: etnografi masyarakat lokal dan artefak budaya lainnya.

Lomba Menulis Esai untuk siswa SMA.

Call for Performance Participation

Salah satu agenda terdekat dari rangkaian Festival Budaya Nusantara IV Prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung adalah Call for Performance Participation, yaitu ajakan kepada praktisi, pegiat seni, dan komunitas seni untuk berpartisipasi dalam Virtual Performance Collaboration. Call for Performance Participation berupa video pertunjukan, baik individu maupun kolaborasi.

Nantinya, sebanyak 10 karya terbaik akan ditayangkan dalam rangkaian acara Festival Budaya Nusantara IV, dan Karya lainnya akan ditayangkan melalui Youtube dan web Festival Budaya Nusantara. Syarat dan ketentuan bisa diakses melalui:

Registrasi dan pengiriman karya: https://bit.ly/ArtPerformanceFBN

Syarat dan ketentuan: https://bit.ly/PedomanVACFBN

Call for Performance Participation ini ditangani kurator Ade Rudiana, batas waktu pengiriman: 3 Oktober 2021. 
Informasi lebih lanjut bisa ditengok di Website: https://fbnisbi.com/, Instagram: @fbn_antroisbi, CP/Info Acara:
Andy Waluya: 0822-1719-5102, Ade Daryana: 0813-2241-6123.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//