SISI LAIN SCHOEMAKER #5: Profil Kandidat Gemeenteraad
Koran AID de Preangerbode 26 Juli 1924 menyebutkan Charles Prosper Wolff Schoemaker menjadi kandidat anggota Gemeenteraad Bandung termuda.
Hafidz Azhar
Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung
3 Juli 2023
BandungBergerak.id – Sebelum Wolff Schoemaker resmi menjadi anggota Gemeenteraad Bandung, AID de Preangerbode edisi 26 Juli 1924 memberitakan profil beberapa orang kandidat. Di halaman paling awal koran berbahasa Belanda itu tercantum salah satu tulisan dengan judul Gemeenteraadverkiezing (Pemilihan Dewan Kota). Tulisan tersebut bahkan hanya menampilkan beberapa nama kandidat yang pada halaman berikutnya tersaji gambar-gambar wajah dan juga profil masing-masing kandidat itu. Sebut saja antara lain: GJ Gerritsen, JE van Gogh, Ir. FRL Nauta, Prof. CP Wolff Schoemaker, E Smith, Darna Koesoemah dan R. Prawira Koesoemah.
Orang yang paling pertama ditampilkan, yaitu Ir. FRL Nauta. Fotonya berada di sebelah kanan disertai penjelasan profil di bagian kiri. Menurut keterangan AID de Preangerbode, Ir. Nauta merupakan seorang insinyur kereta api. Tahun 1917 ia tiba di Bandung. Lalu sejak tahun 1919 sampai 1921 ia bekerja di sebuah perusahaan teknik di Makassar untuk urusan perkeretaapian. Di masa-masa selanjutnya proyek pembangunan rel kereta api di Sulawesi terhenti. Ia kemudian kembali ke Bandung untuk pengangkatan anggota Dewan Kota. Bahkan Ir. Nauta telah menjadi anggota Gemeenteraad lebih dari dua tahun sebelum diadakan lagi pemilihan untuk Dewan Kota.
Selama menjadi Dewan Kota tidak ada bidang yang tidak diminati Ir. Nauta. Sejak menduduki Gemeenteraad Ir. Nauta pernah menangani berbagai urusan, dari mulai urusan administrasi sampai soal organisasi jasa dan perusahaan. Dalam bagian ini ia mengurus masalah pajak, soal-soal pertanahan dan politik keuangan. Di samping itu Nauta juga membantu mempersiapkan eksekusi penting dalam bidang pekerjaan umum pada bagian teknis yang ia sendiri menjadi ketuanya.
Baca Juga: SISI LAIN SCHOEMAKER #2: Dari Banyubiru ke Kota Kembang
SISI LAIN SCHOEMAKER #3: Menjadi Ketua Bandoengschen Kunstkring
SISI LAIN SCHOEMAKER #4: Menjadi Anggota Dewan Kota Bandung
Kandidat Anggota Dewan Kota Termuda
Orang kedua yang ditampilkan ialah Charles Prosper Wolff Schoemaker. Menurut versi AID de Preangerbode, Wolff Schoemaker merupakan anggota dewan termuda. Ia datang ke Hindia Belanda pada bulan November 1905 sebagai letnan insinyur. Pada tahun 1911 ia meninggalkan dinas militer dan bekerja untuk suatu perusahaan konstruksi swasta di Weltevreden. Setelah itu Schoemaker mendirikan asosiasi pertamanya dengan Pieter Adriaan Jacobus Moojen yang berujung dengan kekecewaan. Kemudian selama tiga tahun Schoemaker menjadi direktur pekerjaan kota di Batavia dengan melakukan perbaikan lalu lintas jalan baru serta membuat rencana perluasan kota. Di sana ia memperoleh kesuksesan besarnya dalam memperbaiki serta membangun kembali jalur jalan raya.
Pada tahun 1917 sampai 1918 Schoemaker menjalani studi ke Amerika untuk suatu perusahaan teknis. Bahkan di Amerika ia mengambil kursus sekolah perdagangan hingga dirinya bekerja pada sebuah proyek pembangunan gedung pencakar langit di Chicago dan New York. Lalu pada tahun 1921 Schoemaker menjalani perjalanan ke Eropa, Mesir dan India Britania. Dari perjalanan tersebut ia bisa membandingkan kondisi Eropa dan India dalam bidang pekerjaan kota. Pada akhir penjelasannya, AID de Preangerbode menilai bahwa Wolff Schoemaker mempunyai wawasan ilmiah yang telah diakui lewat pengangkatannya sebagai profesor Technische Hoogeschool Bandung. Selain itu AID de Preangerbode juga menjelaskan bahwa Schoemaker merupakan salah satu tokoh dari orang-orang yang akan dibanggakan oleh Dewan Kota, lantaran ia rela melepaskan diri dari pekerjaannya demi kepentingan Gemeenteraad. Konon, menurut laporan AID de Prengaerbode, Schoemaker juga menginginkan dirinya terpilih untuk menjauhkan para pendukung yang memiliki kepentingan terhadap Dewan Kota (AID de Preangerbode, 26 Juli 1924).
Kandidat Dewan Kota ketiga yang diulas profilnya ialah E Smith. Menurut keterangan AID de Preangerbode, E Smith mempunyai pekerjaan spesialis pada bidang urusan kepegawaian. Sejak di Belanda E Smith telah menjadi anggota panitia negara untuk persiapan rencana pemberian upah bagi pegawai kereta api dan staf kereta api Belanda. Dari sini ia memperoleh pekerjaan pertamanya sebagai sekretaris hukum pada Departemen Perusahaan Pemerintah berupa tugas yang berhubungan dengan urusan sosial. Bahkan AID de Preangerbode melaporkan bahwa E Smith merupakan anggota sekretaris Komite Status Hukum Pegawai Negeri Sipil Hindia.
Selain itu E Smith juga telah bekerja secara intensif sebagai anggota Gemeenteraad. Selama menjadi anggota Dewan Kota, E Smith sempat berada pada empat komisi, termasuk menjadi anggota komisi keuangan yang dijalankannya dengan berbagai kesulitan. Penampilan pertamanya pada Dewan Kota disambut dengan baik dan mendapatkan pujian karena dapat menghemat pengeluaran untuk pegawai f 80.000 per tahun. Dari sinilah E Smith kemudian diklaim sebagai orang pertama yang berhasil di Hindia Belanda, terutama dalam urusan konsultasi di pemerintahan. Sementara pada kalangan borjuis E Smith juga dikenal sebagai ketua komite sewa dengan menekankan aspek sosial untuk kepentingan umum.
Kandidat Dewan Kota selanjutnya ialah Darna Koesoemah. Menurut keterangan koran berbahasa Belanda itu, Darna Koesoemah merupakan politisi tertua di Dewan Kota. Kiprahnya dalam organisasi dimulai pada perkumpulan Budi Utomo, lalu menjadi anggota Sarekat Islam dan membantu mendirikan Indische Partij. Darna Koesoemah juga menjadi ketua komisi urusan pedalaman di Dewan Kota, anggota komisi kebersihan dan sekolah kejuruan. Dari berbagai jabatannya, Darna Koesoemah tidak memosisikan diri berada paling depan, tetapi ia menaruh minat yang besar ihwal urusan publik.
Profil Kandidat Dewan Kota lainnya, yakni JE van Gogh. Sebagai kandidat ia dijuluki oleh AID de Preangerbode sebagai le bon pere (ayah yang baik). Ini karena sikapnya yang santai serta pandangan yang tajam dan jelas dalam mengamati berbagai persoalan. Dalam catatan AID de Preangerbode, van Gogh lahir di kawasan Priangan lalu dididik di Willemsoord untuk dinas angkatan laut. Pada usia 24 tahun ia belajar untuk ujian dinas sipil dan lulus pada tahun 1905. Dari tahun 1906 sampai tahun 1911 van Gogh bekerja untuk Dewan Urusan Dalam Negeri. Meski demikian pada tahun sebelumnya ia dipindahkan ke Perusahaan Garam dan menjadi ketua dinas di tahun itu.
Setelah van Gogh profil Kandidat selanjutnya ialah GJ Gerritsen. AID de Preangerbode menyebutkan bahwa Gerritsen dididik dan dibesarkan pada administrasi kota di dua daerah yang berbeda. Daerah pertama di Zwolle. Di sana ia diangkat sebagai pegawai negeri dalam Gemeenteontvanger. Lalu kedua di Overijssel, sebagai wakil panitera di kantor panitera provinsi. Pada masa selanjutnya Gerritsen berpindah ke bidang audit dengan bekerja untuk afdeeling verificatie di Utrecht, Dordrecht serta di Kantor Pusat untuk urusan verifikasi dan nasihat keuangan Vereeniging voor Nederlandsche Gemeenten. Lalu pada tahun 1920 ia tiba di Hindia dan bekerja sebagai inspektur keuangan. Pada bulan Januari tahun 1924 Gerritsen masuk menjadi Dewan sebagai kandidat pertama dari gabungan empat asosiasi pemilihan. Dalam catatan AID de Preangerbode ia berhasil menuntaskan pekerjaannya dalam Dewan. Sebagai anggota Komisi Keuangan Gerritsen bisa memberikan pengarahan untuk klarifikasi administrasi. Selain itu, ia juga menjadi penasihat kota yang dianggap mempunyai sikap tenang dan beralasan. Kemudian dalam catatan lainnya, Gerritsen sempat menjadi anggota legislasi untuk rumah sakit dan pemakaman, bahkan pada awal tahun 1924 ia melakukan tugasnya sebagai anggota panitia untuk memeriksa anggaran tahun 1924.
Profil Kandidat Gemeenteraad terakhir yang ditampilkan dalam AID de Preangerbode, yaitu Raden Prawira Koesoemah. Dalam keterangan de Preangerbode Raden Prawira Koesoemah merupakan Patih Bandung yang terikat dengan Binnelands Bestuur (Pemerintah dalam Negeri). Selain itu ia juga merupakan saudara dari mantan Bupati Lebak sekaligus menantu Bupati Garut dan saudara sepupu dari Bupati Cianjur. Sejak bulan Januari tahun 1924 Raden Prawira Koesoemah baru ditempatkan di Bandung. Bahkan menurut AID de Preangerbode, Raden Prawira Koesoemah mempunyai tugas yang sulit, di antaranya, memimpin penyelidikan kasus sabotase yang terjadi di Rancaekek dan mesti menggantikan tugas Bupati Bandung, Muharam Wiranatakoesoemah V. Di samping itu, Raden Prawira Koesoemah juga dapat menempatkan kultur para pejabat administrasi yang setia, sehingga ia memiliki reputasi yang baik di kalangan Binnelands Bestuur.
Sebagai surat kabar yang pro terhadap pemerintah Hindia Belanda dan juga para pejabat Bumiputera, AID de Preangerbode memberikan gambaran terhadap Raden Prawira Koesoemah, bahwa “Patih (Raden Prawira Koesoemah) merupakan seorang yang, berdasarkan asal, reputasi, dan karir, bisa dianggap sebagai perwakilan terbaik untuk kepentingan Bumiputera di Bandung. Dengan menjaga loyalitas ini secara baik, tentu saja dia juga akan melayani orang Eropa dan orang Tionghoa”.