• Budaya
  • Rengkak Igel Nusantara dari Mahasiswa Unpar sebelum Terbang ke Yunani

Rengkak Igel Nusantara dari Mahasiswa Unpar sebelum Terbang ke Yunani

Ada 18 orang mahasiswa Listra Unpar yang akan berangkat ke Yunani untuk mengenalkan tarian nusantara.

Tari topeng dari mahasiswa Listra Unpar di Auditorium Gedung PPAG Unpar, Bandung, Sabtu (15/7/2023). (Foto: Alysa Reyhan Maharani/BandungBergerak.id)

Penulis Alysa Reyhan Maharani18 Juli 2023


BandungBergerak.idNuansa budaya Indonesia begitu terasa di Auditorium Gedung PPAG Unpar, Bandung, Sabtu (15/7/2023). Alunan gamelan menguasai ruangan berisikan 250-an penonton yang terpaku menyaksikan enam tarian khas nusantara, mulai dari tarian Jawa Barat hingga Aceh.

Para penari yang mengusung tema Rengkak Igel Nusantara tersebut dalam rangka prakonser Gelar Pamit 2023 sebagai persiapan sebelum mereka mengemban program misi budaya di Yunani 18 Agustus nanti. Ada 18 orang mahasiswa Unpar sekaligus penari yang ikut misi ini.

Misi budaya sendiri merupakan salah satu kegiatan yang diusung oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Tradisional (Listra) Unpar yang diadakan hampir setiap tahun. Dimulai sejak tahun 2013, tim misi budaya telah menampilkan tarian tradisional ke lebih dari tiga negara, di antaranya Turki, Filipina, dan Polandia.

Yang menjadikan prakonser ini menarik, sebelum masuk ke dalam ruangan, para penonton diberikan sebuah brosur dengan penjelasan keenam tarian yang akan ditampilkan. Sehingga kita tidak hanya menonton sebuah tarian semata, tetapi juga ikut mengerti makna yang terdapat dalam tarian-tarian tersebut.

Konser dibuka oleh penampilan tarian Rampak Kendang yang dimainkan lima perempuan dan empat laki-laki sambil memainkan alat musik. Sementara Tari Ratoh Jaroe dari Aceh yang dibawakan dengan iringan syair religius sebagai penutup berhasil memukau para penonton. Saking antusiasnya penonton menikmati tarian-tarian tersebut, hampir tidak ada yang sempat memainkan ponsel. Semua terbuai akan keindahan tarian yang disuguhkan.

Penonton yang hadir berasal dari segala usia, kebanyakkan didominasi oleh para orang tua yang sedang melihat pertunjukkan anaknya. Selain para orang tua, terlihat banyak anak muda yang hadir untuk menyemangati temannya yang sedang tampil. Banyaknya penonton yang menggunakan pakaian adat, semakin memperkuat suasana tradisional yang ingin dibangun dalam konser ini.

Tak ketinggalan, Rektor Unpar Tri Basuki Joewono hingga seniman tari Irawati Durban turut menonton pertunjukan ini. Salah satu tarian yang mereka sajikan bernama Tari Topeng Klana Cirebon Gaya Selangit.

Sebelumnya tarian dibawakan oleh beberapa perempuan cantik, dalam tarian ini hanya menyuguhkan satu pria dengan gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Tarian ini lebih mengacu kepada memperlihatkan watak seseorang dibandingkan keindahan tarian seperti pada umumnya.

Bahkan dalam penampilannya, tidak sedikit penari yang menarikan dua tarian, atau sembari memainkan alat musik. “Karena tim misi budaya cuma 18 orang, jadi harus kompak gitu,” ujar salah satu panitia Gelar Pamit, Levina Charisa.

Baca Juga: SEREN TAUN SUNDA WIWITAN 2023: Belajar Menghargai Perbedaan dan Keberagamaan dari Pelestarian Manuskrip Kuno
Kisah Rahwana dan Parikesit Dibandingkan dengan Raja-raja Masa Kini
Merenungkan Pancasila dalam Sebuah Teater Musikal

Pertunjukan tari dari mahasiswa Listra Unpar di Auditorium Gedung PPAG Unpar, Bandung, Sabtu (15/7/2023). (Foto: Alysa Reyhan Maharani/BandungBergerak.id)
Pertunjukan tari dari mahasiswa Listra Unpar di Auditorium Gedung PPAG Unpar, Bandung, Sabtu (15/7/2023). (Foto: Alysa Reyhan Maharani/BandungBergerak.id)

Listra Unpar

Kesuksesan penampilan Gelar Pamit 2023 ini tercapai tidak lain karena kerja keras para anggota Listra Unpar sejak persiapan pada Januari lalu. Mulai dari latihan setiap minggu hingga berjualan untuk membantu biaya yang diperuntukkan untuk konser.

“Latihan untuk tarinya dari Maret sampai Juli tiap minggu, menjelang hari H makin sering, bahkan sampai jam 10 malam, sampai lampu dimatiin,” ucap Levina.

Listra Unpar memainkan peranan penting dalam memotivasi anak muda dalam meningkatkan minatnya terhadap tarian tradisional. Seiring dengan berkembangnya zaman, ketertarikan generasi muda akan kebudayaan Indonesia semakin berkurang. Listra Unpar hadir dan berusaha menjadi wadah bagi para anak muda khususnya mahasiswa Unpar untuk belajar lebih dalam mengenai tari tradisional Indonesia.

Tidak hanya tarian, Listra juga mengajarkan anggotanya mengenai musik tradisional dalam rangka melestarikan dan meningkatkan kesadaran budaya Indonesia. “Semoga Listra ke depannya semakin baik, semakin terkenal, semakin banyak opportunity-opportunity yang bisa dicapai, dan penginnya sih tampil di Gedung Istana Merdeka di depan presiden,” ucap Levina. 

“Listra menunjukkan bahwa cita-cita Unpar menuju ke peradaban baru akan tercapai, karena teman-teman Listra sudah menunjukkan bagaimana usaha keras dalam berlatih dengan segala hal, menyiapkan berbagai hal, dan nanti juga akan membawa kebudayaan Indonesia hingga ke dunia luar,” ujar Rektor Tri Basuki Joewono.  

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//