• Kolom
  • SISI LAIN SCHOEMAKER #8: Mengikuti Pertemuan Indo Europeesch Verbond

SISI LAIN SCHOEMAKER #8: Mengikuti Pertemuan Indo Europeesch Verbond

Sebagian anggota Indo Europeesch Verbond ada yang bergabung dalam Vaderlandsch Club. Wolff Schoemaker khawatir intervensi otoritas pada internal organisasi.

Hafidz Azhar

Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung

Brosur Vaderlandsch Club yang terbit pada tahun 1929. (Foto: Dokumentasi Hafidz Azhar)

31 Juli 2023


BandungBergerak.id – Tanggal 15 November 1929, Indo Europeesch Verbond (IEV) afdeeling Bandung menggelar pertemuan di bawah pimpinan A. Chatelin sebagai ketua. Acara tersebut dihadiri sekitar 40 anggota, termasuk Wolff Schoemaker yang datang sebagai tamu undangan. Setelah diputuskan pada rapat sebelumnya, pertemuan tersebut juga akhirnya mengesahkan kongres IEV yang akan berlangsung di Surabaya pada tanggal 18 sampai 21 April 1930. Pertemuan tersebut juga membahas tentang berbagai persoalan pada tubuh IEV, termasuk masalah kursus dan dualisme organisasi yang menyeret perkumpulan Vaderlandsche Club (VC) (De Koerier 16 November 1929, Het Nieuws van Den Dag 18 November 1929).

Acara pertemuan itu dibuka langsung oleh A. Chatelin. Dalam sambutannya, Chatelin menjelaskan problem-problem yang tengah dihadapi IEV di Bandung. Di antara problem itu, Chatelin menyatakan kekecewaannya kepada para anggota IEV lantaran tidak adanya minat terhadap kursus pendidikan yang dibuka oleh Jeugorganisatie (Organisasi Pemuda/JO) (Het Nieuws van Den Dag 18 November 1929). 

Dari 850 formulir yang disebarkan, tidak ada satu pun anggota IEV yang mendaftar. Hal ini disebabkan, antara lain, adanya keberatan mengenai biaya kursus yang telah ditetapkan, termasuk dari seseorang bernama Van Tijn. Menurutnya, biaya yang dikenakan f5 terlalu besar bagi orang yang tidak mampu, sehingga ia mengajukan bahwa pada masa selanjutnya biaya kursus dapat digratiskan. Opsi lainnya, bisa juga hanya dikenakan f0,50 sampai f0,75. Usulan ini tampaknya tidak mudah diterima oleh ketua. Namun ketua IEV Bandung itu akan merekomendasikan usulan tersebut jika Van Tijn mampu berbuat sesuatu (De Koerier, 16 November 1929).

Vaderlandsche Club

Selain persoalan kursus, persoalan penting lainnya yang dibahas dalam pertemuan itu, yakni tentang masuknya anggota IEV ke dalam Vaderlandsche Club. Vaderlndsche Club sendiri didirikan di Batavia pada 20 Oktober 1929. Dalam sebuah brosur yang diterbitkan tahun 1929, di situ tercatat bahwa Vaderlandsche Club didirikan untuk jangka waktu 29 tahun. Di samping itu, organisasi tersebut, konon, lahir atas dasar ikatan yang tidak terpisahkan dengan Kerajaan Belanda. Bahkan dalam anggaran dasar yang termuat pada brosur itu, VC memiliki tujuan untuk mempererat ikatan dengan melindungi kepentingan negara serta kepentingan semua kelompok penduduk di Hindia Belanda, dengan perhatian utama untuk kelompok orang Belanda (Vaderlandsche Club, 1929: 10).

Sementara itu, A. Chatelin menjelaskan posisi IEV terhadap Vaderlandsche Club. Sebagai ketua afdeeling Bandung, ia tidak melarang anggota IEV bergabung dengan VC. Dalam pernyataannya A. Chatelin mengembalikan kebijakan sepenuhnya kepada dewan pengurus pusat, meskipun, sebetulnya, Chatelin sendiri tidak merekomendasikan jika anggotanya ikut bergabung dengan VC karena akan menghabiskan tenaga di dalam IEV. Jawaban ini serupa dengan dewan pengurus pusat. Berdasarkan kebijakan yang ada, hoofdbestuur IEV tidak melarang anggotanya untuk bergabung dengan Vaderlandsche Club. Yang menjadi persoalan ialah, bahwa di dalam tubuh IEV sendiri banyak urusan yang mesti dilakukan. Sehingga dewan pengurus pusat juga merasa bahwa dualisme organisasi yang mengacu pada Vaderlandsche Club akan mengurangi kinerja dalam internal IEV (Het Nieuws van Den Dag 18 November 1929, De Koerier 16 November 1929).

Dari pembahasan tersebut, akhirnya terjadi perdebatan di antara ketua dengan beberapa anggota yang hadir.  Pernyataan A. Chatelin itu didasarkan karena VC berfokus pada kepentingan Belanda. Lalu, Van Tijn mempertanyakan ihwal tidak dibukanya akses IEV terhadap VC. Ia bahkan membandingkan akses pada beberapa organisasi seperti Politiek Economische Bond, Christian Ethical Party dan Indische Katholieke Partij yang seharusnya sama dibatasi. Lebih lanjut Van Tijn mengatakan bahwa bila persoalannya bertujuan untuk kepentingan Belanda, hal itu serupa dengan tujuan untuk kepentingan Hindia Belanda. Pernyataan ini langsung dibantah oleh Chatelin. Lantas dari sini keduanya saling berdebat dan mengemukakan pendapatnya masing-masing yang bersama beberapa anggota lain yang juga ikut terlibat (Het Nieuws van Den Dag 18 November 1929, De Koerier 16 November 1929).

Baca Juga:PENDEKAT SISI LAIN #5: Profil Kandidat Dewan Kota
SISI LAIN SCHOEMAKER #6: Mendukung AID de Preangerbode untuk Politics Economic Bond
SCHOEMAKER SISI LAIN #7: Menjadi Panitia Pameran Kebersihan

Perdebatan

Merespons perdebatan itu, Wolff Schoemaker lalu berpendapat bahwa adanya anggota IEV yang turut bergabung dalam Vaderlandsche Club, bukan hanya soal kepentingan Belanda, tetapi mengenai kepentingan otoritas dalam internal organisasi IEV. Schoemaker menjelaskan lebih lanjut jika dirinya sependapat dengan A. Chatelin terkait ancaman yang bukan datang kepada orang Belanda, melainkan terhadap penduduk Bumiputera. Hal ini, menurut Schoemaker, merujuk pada perkembangan Vaderlandsche Club yang mulanya dibentuk sejak tahun 1919  lambat laun kian bertambah, bahkan bisa berkembang lebih masif dari IEV sendiri (De Koerier, 16 November 1929).

Akhirnya, perdebatan tersebut ditutup oleh ketua, setelah ia menjelaskan kembali posisi Indo Europeesch Verbond atas kelompok Vaderlandsche Club. Karena merasa belum tuntas, ketua mengusulkan agar pembahasan tersebut ditunda pada pertemuan selanjutnya. Kemudian ia mengalihkan pembahasan itu pada agenda selanjutnya mengenai penunjukan komite keuangan. Seraya memimpin sesi itu, A. Chatelin mengumumkan jika komite keuangan bertanggung jawab untuk mengatur ulang keuangan yang berada di internal IEV. Sementara dalam sesi ini juga dinyatakan bahwa tiga orang bernama De Jager, Barkhausen, dan Plantema diangkat menjadi pengurus, sedangkan satu orang lagi bernama Van Baluseck hanya menjadi anggota biasa (De Koerier, 16 November 1929).

Usai pengangkatan tersebut ketua memfokuskan pada bahasan pembentukan komite keuangan. Seorang pengurus IEV afdeeling Bandung bernama Mager mengajukan pembentukan panitia verifikasi. Lalu Van Tijn mencoba merealisasikan usulan Mager tersebut dengan usulan yang berasal dari dewan pengurus. Perdebatan pun kembali terjadi antara Van Tijn dengan ketua. Tetapi, seorang pengurus lain bernama Smit mengusulkan pembentukan dua komite secara terpisah, yakni komite keuangan dan komite verifikasi. Kemudian, ketua mengajukan usulan untuk menunjuk komite yang bertanggung jawab untuk memverifikasi dan melangsungkan penyelidikan terkait langkah untuk memperbaiki persoalan ini, serta menunjuk dua anggota lagi. Akhirnya, usulan ini pun disetujui oleh forum, yaitu menunjuk Sleboom dan Van Staden ten Brink mengurusi komite tersebut, meskipun terdapat satu orang yang menolak (De Koerier, 16 November 1929).

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//