• Kolom
  • SISI LAIN SCHOEMAKER #11: Menjadi Anggota Nederlandsch Instituut van Architecten

SISI LAIN SCHOEMAKER #11: Menjadi Anggota Nederlandsch Instituut van Architecten

Wolff Schoemaker menjadi anggota pertama Nederlandsch Instituut van Architecten (NIVA) dari kawasan Hindia Belanda.

Hafidz Azhar

Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung

Majalah Bouwbedrijf yang resmi menjadi organ Nederlandsch Instituut van Architecten/NIVA. (Foto: Dokumentasi Hafidz Azhar)

28 Agustus 2023


BandungBergerak.id – Pada 21 Juni 1929, majalah Bouwbedrijf yang dikelola oleh Richard Schoemaker dkk. mengabarkan sebuah pertemuan Nederland Instituut van Architecten (NIVA) yang berlangsung di Utrecht pada 8 Juni 1929. Konon,  pertemuan itu merupakan pertemuan tahunan pertama sekaligus menjadi pertemuan umum pertama yang terdiri dari anggota di seluruh penjuru Belanda. Dalam pertemuan akbar itu disebutkan juga bahwa Wolff Schoemaker telah mendaftar menjadi anggota. Berita yang diumumkan secara langsung oleh ketua NIVA, G. A. Schrakamp di tengah-tengah pidatonya, disambut hangat berupa tepuk tangan yang meriah dari para hadirin. Di samping itu, dalam momen tersebut juga, Wolff Schoemaker disebut-sebut sebagai anggota pertama dari kawasan Hindia yang akan bergabung dengan NIVA.

Sebagai agenda tahunan NIVA ketika itu, para pengurus tidak sekadar memanfaatkan acara tersebut untuk saling mengenal sesama kalangan arsitek dari berbagai kawasan, tetapi juga turut melaporkan susunan pengurus dan rincian anggaran dari bendahara untuk kegiatan mendatang. G. A. Schrakamp seorang arsitek dari Hengelo, Belanda, telah terpilih menjadi ketua NIVA dengan didampingi oleh beberapa kalangan arsitek lainnya, seperti A.v.d. Akker dari Enschede sebagai wakil ketua; G. W. E. Wilmink dari Hengelo sebagai sekretaris; J. Klein-Breteler dari Enschede sebagai bendahara; ditambah dengan Prof. Ir. J. G. Wattjes dari Rijswijk, Harry Elte dan Ph. A. Warners dari Amsterdam sebagai anggota (Bouwbedrijf, 21 Juni 1929).

Baca Juga:SISI LAIN SCHOEMAKER #8: Pertemuan Indo Uni Eropa
SISI LAIN SCHOEMAKER #9: Berdebat dengan IEV
SISI LAIN SCHOEMAKER #10: Tentang Urusan Tanah

Perkumpulan Arsitek Belanda

Nederlandsch Instituut van Architecten sendiri dibentuk beberapa bulan sebelum pertemuan itu berlangsung. Tidak disebutkan secara pasti kapan NIVA didirikan. Dugaan sementara bahwa NIVA lahir bersamaan dengan diresmikannya Bouwbedrijf sebagai majalah yang diterbitkan oleh pengurus NIVA. Bila merujuk pada statuten (Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga), Bouwbedrijf sudah menjadi organ resmi NIVA sejak 1 Januari 1929. Sedangkan perkumpulan itu menyandang nama Nederlandsch Instituut van Architecten yang disingkat menjadi NIVA, dengan Hengelo sebagai markasnya (Bouwbedrijf, 1 Januari 1929).

Selain itu, statuten menjelaskan juga tujuan pergerakan NIVA sebagai perkumpulan arsitek. Tujuan dibentuknya NIVA, yakni untuk memajukan kepentingan profesi di bidang arsitektur dan memajukan bisnis arsitektur dalam arti seluas-luasnya. Bukan hanya itu, untuk merealisasikan tujuan tersebut statuten memuat empat upaya yang akan dilakukan oleh para anggota NIVA, antara lain, mengadakan pertemuan; bekerja sama dengan asosiasi atau lembaga lain; memberikan informasi dan nasihat kepada badan pemerintahan, masyarakat maupun lingkungan kerabat; lalu mempelajari berbagai isu penting yang muncul di bidang arsitektur dan praktik profesi arsitektur, yang kemudian mengemukakan pendapat masuk akal terkait isu-isu tersebut (Bouwbedrijf ,1 Januari 1929).

Ihwal keanggotaan, NIVA melingkupi anggota dan anggota kehormatan. Untuk anggota sendiri mesti berusia 25 tahun dan berasal dari Belanda atau negara koloninya. Di samping itu, terdapat karya yang bisa diikutsertakan. Dengan catatan, ia harus menjalani bisnis arsitektur secara eksklusif dan tidak boleh menjadi kontraktor bangunan, pelindung perdagangan, pedagang, industrialis seni dan agen real estat. Syarat lainnya ialah, anggota tidak boleh menjadi mitra pengelola suatu perusahaan atau seorang direktur dalam perusahaan. Kendatipun, seorang arsitek yang dengan permanen bekerja di pemerintah kota, negara bagian dan suatu perusahaan, bisa menjadi anggota NIVA asalkan berdasarkan usulan dari dewan (Bouwbedrijf, 1 Januari 1929).

Selain itu, bagi mereka yang tidak menjalani praktik dalam bidang arsitektur masih dapat menjadi anggota yang sah, asalkan anggota tersebut tidak memegang jabatan sosial atau jabatan yang tidak sesuai dengan keanggotaan. Bahkan bagi mereka yang tinggal di dalam maupun di luar negeri Belanda, bisa memenuhi syarat sebagai anggota kehormatan, dilihat dari kelayakannya dalam bidang arsitektur atau mempunyai hubungan dengan kepentingan profesional kalangan arsitek Belanda (Bouwbedrijf, 1 Januari 1929).

Satu lagi persyaratan yang mesti ditunaikan bila ingin menjadi anggota NIVA. Pertama, calon anggota mesti melapor kepada pengurus dengan menyampaikan sebuah pernyataan yang akan dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga. Setelah itu calon anggota wajib menuliskan informasi terkait riwayat pendidikan, karir, pekerjaan yang sedang digarap, serta hal-hal lainnya yang dibutuhkan untuk penilaian sebagai calon anggota. Adapun untuk penanganan permohonan, ujian, dan penerimaan diatur dengan Peraturan Internal (Bouwbedrijf, 1 Januari 1929).

Concern pada Seni Arsitektur Modern

Usai ceramah yang disampaikan oleh J. G. Wattjes dalam pertemuan di Utrecht tersebut, Wolff Schoemaker mengungkapkan rasa kegembiraannya lantaran telah dapat diterima di NIVA untuk mengadakan berbagai ceramah mengenai topik-topik konstruktif. Salah satu topik yang diusulkannya, yaitu terkait bangunan kuno dan bangunan modern yang lebih menitikberatkan pada persoalan pemahaman struktur. Dari persoalan ini Wolff Schoemaker memberikan judul, Apa yang Bisa Dipelajari oleh Kita dari Struktur Bangunan Kuno dan Modern? (Bouwbedrijf, 1 Januari 1929).

Tentu saja, pada masa-masa selanjutnya, concern Wolff Schoemaker tentang seni arsitektur dilampirkan dalam Bouwbedrijf. Sebagaimana salah satu topik yang diperoleh dari hasil ceramahnya di Aula Technische Hoogeschool Bandung (THB) dalam Peringatan Ulang Tahun THB yang Kesepuluh. Wolff Schoemaker lagi-lagi membahas seni arsitektur dalam ruang lingkup modern. Melalui ceramahnya yang dimuat pada Bouwbedrijf edisi 15 Agustus 1930, Schoemaker mengusung judul De Aesthetiek der Aechitectuur en de kunst der Modernen (Seni Arsitektur dan Seni Modern), yang bertolak pada latar historis abad ke-19 mengenai perubahan radikal pada seni arsitektur modern.

Selain itu Wolff Schoemaker juga menjelaskan ihwal lahirnya pandangan konstruktivisme. Menurutnya, pandangan ini diarahkan pada penilaian keindahan seni dan muncul dari asumsi bahwa keindahan sejati dalam arsitektur bergantung pada tampilan konstruksi tanpa hiasan-hiasan yang tidak penting. Demikianlah apa yang dianggap sebagai sensasi seni, menurut Schoemaker, sebetulnya, berpijak pada titik kepuasan akal budi dan mengandung sedikit kebenaran. Meskipun ia menambahkan bahwa gagasan tersebut dapat menjadi stimulus terhadap kesadaran seni yang sudah terbengkalai, bahkan dapat pula membuka kemungkinan berbagai cakrawala yang baru (Bouwbedrijf, 15 Agustus 1930).

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//