BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #8: Mendirikan Preanger Telefoon Maatschappij
“Preanger Telefoon Maatschappij” yang berdiri tahun 1897 menjadi perusahaan telepon pertama di Priangan. Dalam dua tahun sudah mengoperasikan 232 telepon pelanggan.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
6 September 2023
BandungBergerak.id – Rintisan lain Jacob Roelof de Vries adalah mendirikan perusahaan telepon pertama di Priangan. Langkahnya ini dimulai pada awal 1896, saat dia dan para pemodal lainnya mendirikan Preanger Telefoon Maatschappij.
Asal-usul usaha tersebut, sebagaimana yang tertulis dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, 1899, Deel 1 (1899: 314), bermula saat Nyonya L. M. E. Hoeke mendapatkan konsesi pembangunan jalur telepon di Priangan yang disahkan dengan keputusan pemerintah No. 20 tanggal 24 Mei 1894. Keputusan itu kemudian di amandemen dengan keputusan No. 9 tanggal 19 April 1896 dan No. 19 tanggal 9 Juli 1897. Namun, konsesinya dialihkan kepada Preanger Telefoon Maatschappij, yang disahkan dengan keputusan pemerintah No. 19 tanggal 9 Juli 1897. Sebelumnya, usaha Nyonya L. M. E. Hoeke itu sudah mulai dijalankan pada 17 November 1895.
Sebagai tambahan informasi, Nyonya L. M. E. Hoeke bernama lengkap Louise Marie Elisabeth Boulet (1844-1924), yang lahir di Semarang pada 1 Februari 1844 dan meninggal dunia di Surabaya pada 28 Oktober 1924. Ia menikah dengan Johan Hendrik Engelbertus Hoeke (1840-1892) di Banda Neira, Maluku, pada 1 Mei 1871. Hoeke sendiri dilahirkan pada 15 Februari 1840 di Banda Neira dan meninggal di Saparua, Maluku, pada 7 Februari 1892. Setelah suaminya meninggal dunia, Nyonya Hoeke terlibat dalam pembangunan jalur-jalur telepon di Pulau Jawa, termasuk di Priangan dan Jawa Tengah.
Lalu, bagaimana proses Jacob Roelof de Vries bisa mendapatkan konsesi dari Nyonya Hoeke? Saya antara lain mendapatkan jawabannya dari laporan dalam Bataviaasch Nieuwsblad edisi 22 Januari 1896. Di situ antara lain dikatakan sebelum mendirikan Preanger Telefoon Maatschappij, J. R. de Vries, yang mengambil alih konsesi untuk instalasi telepon di Keresidenan Priangan dari Nyonya Hoeke-Boulet (“die hesft overgenomen van de weduwe Hoeke-Boulet de concessie voor telefoon-aanleg id de residentie Preanger Regentschappen”), menyebarkan prospektus.
Dalam prospektus, J. R. de Vris mengatakan karena konsesi akan berakhir bila operasi usaha instalasi telepon itu tidak dilakukan sebelum 18 November 1895, maka dia memutuskan untuk membeli stasiun pusat di Bandung sebelum tanggal tersebut. Lalu, di Cianjur, Sukabumi, Cibadak, Parungkuda didirikan dan dioperasikan, sehingga saat itu dia punya jaringan telepon sekitar 215 kilometer dengan 50 pesawat telepon (yang juga dengan menyambungkan beberapa tuan kebun yang telah memiliki sambungan telepon dan mengalihkan jalurnya kepada J. R. de Vries agar nanti dibayar kepadanya).
Karena kondisi itulah dia segera mewujudkan operasinya. Hal tersebut, menurut Jacob Roelof de Vries memberikan dua keuntungan, yaitu dia menawar perusahaan yang sudah beroperasi meski belum sepenuhnya dan kesinambungan usahanya sudah terbukti. Dengan demikian, dalam jangka waktu singkat konstruksinya dimulai dan sejumlah besar pelanggan sudah mendaftar. Menurut perhitungannya, 130 pesawat dengan 800 kilometer jalur dapat dioperasikan pada 1896. Untuk keperluan itu, dia mengeluarkan modal kerja sekitar f. 6.500, yang pada gilirannya menjadi sejumlah saham bernilai sama, dan yang datang berkontribusi sebesar f. 25.000.
Perhitungannya terbilang strategis, karena ia mempertimbangkan jumlah orang Eropa di Priangan terus bertambah banyak, terutama di Bandung dan Sukabumi, juga meningkatnya penyewaan lahan, pendirian barak militer di Cimahi, pembangunan pabrik kina, dan lain-lain. Oleh karena itu, J. R. de Vries ingin mendirikan perseroan terbatas dengan modal f. 100.000, yang saham seri pertamanya sebesar f. 60.000 yang terbagi menjadi 600 lembar yang masing-masing bernilai f. 100.
Preanger Telefoon Maatschappij dikelola dengan struktur para komisaris yang terdiri atas G. Mundt (Parakansalak), F. A. Palm (Batavia) dan C. J. van Haastert (Bandung), dan sebagai direkturnya K. A. R. Bosscha (insinyur elektronik). Bagi yang ingin registrasi seri pertama saham, yang bernilai f. 60.000 yang terbagi menjadi 600 lembar saham dengan masing-masing bernilai f. 100, bisa menemui G. Mundt, di Halte Parungkuda, dan di kantor usaha J. R. de Vries & Co di Bandung.
Baca Juga: BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #5: Perkebunan Panglipoer Galih
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #6: Aktif di Dinas Pemadam Kebakaran Bandung
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #7: Perintis Percetakan di Bandung
Pemegang Saham dan Komisaris
Bagaimana perkembangan Preanger Telefoon Maatschappij selanjutnya? Menurut Java-bode edisi 29 Januari 1896 dan 3 Februari 1896, registrasi seri pertama sahamnya dinyatakan sudah ditutup. Ini artinya, barangkali, jumlah modal sebanyak f. 60.000 sudah terkumpul. Dalam rapat pemegang saham di Bandung tanggal 20 November 1896 kemudian dikeluarkan lagi saham seri B (Java-bode, 3 November 1896).
Dengan bertambahnya modal, perusahaan terus dapat bergerak dengan cepat. Menurut De Preanger-bode edisi 15 Februari 1897, diperkirakan per 1 Maret 1897, daerah Cisolok, Sukabumi, akan tersambung jaringan teleponnya dengan Wijnkoopsbaai (Palabuanratu) di perbatasan Banten, melalui Palabuan. Sementara permintaan untuk berlangganan pun membeludak, khususnya dalam dua bulan terkahir (Maret-April 1897). Oleh karena itu, Preanger Telefoon Maatschappij mengusahakan impor pesawat telepon dari Eropa yang dibawa dengan kapal uap Voorwaarts. Tapi ternyata, pesawatnya akan dibawa dengan kapal Prins Alexander (De Preanger-bode, 10 Mei 1897).
Dengan terbitnya amandemen No. 19 tanggal 9 Juli 1897, Preanger Telefoon Maatschappij diizinkan untuk mendirikan instalasi dan mengoperasikan sambungan telepon yang meliputi antara kantor telepon pusat di Sukabumi, Cianjur dan Bandung; antara kantor telepon pusat di Sumedang, Cicalengka, Garut, Mangunreja, dan Manonjaya; dan antara titik a dan b dan kantor telepon pusat di Sukabumi dan Suniawenang (De Preanger-bode, 15 Juli 1897).
Namun, anehnya dalam struktur pengelola usahanya yang tercantum dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie 1897 Deel 2 (1897: 482), nama Jacob Roelof de Vries tidak tercantum. Di situ yang tertulis adalah sebagai berikut: direktur K. A. R. Bosscha, komisaris G. C. F. W. Mundt, C. J. van Haastert, dan F. A. Palm, kepala kantor di Bandung R. A. E. de Ceuninck van Capelle dan kepala kantor di Sukabumi Max Schulze.
Demikian pula yang tertulis dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie 1898 Deel 2 (1898), nama J. R. de Vries tidak ada. Di situ selengkapnya ada komisaris yang terdiri atas C. J. van Haastert, Jhr. A. A. A. Ploos van Amstel dan K. A. R. Bosscha, direktur merangkap kepala kantor di Bandung J. H. L. E. van Meeverden, dan kepala kantor W. J. Hagenaar.
Lalu, apa posisi J. R. de Vries selanjutnya? Jawabannya ada pada rapat umum Preanger Telefoon Maatschappij yang diselenggarakan di Bandung pada 24 Agustus 1898. Di situ dikatakan pertemuan tersebut dihadiri direktur J. H. L. E. van Meeverden, pengawas K. A. R. Bosscha, komisaris C. J. van Haastert dan pemegang saham J. R. de Vries dan J. Fabricius. Agenda rapatnya antara lain membahas pengunduran diri C. J. van Haastert yang digantikan Adriaan Kerkhoven dan Van Meeverden yang juga mengajukan pengunduran diri (De Preanger-bode, 26 Agustus 1898).
Alhasil dapat dimengerti mengapa nama Jacob Roelof de Vries tidak tercantum dalam struktur pengelola usaha. Ia adalah pendiri dan pemilik modal atau pemegang saham. Namun, ini tidak berarti selalu begitu. Karena dalam berita selanjutnya, J. R. de Vries dikatakan diangkat menjadi salah seorang komisaris Preanger Telefoon Maatschappij. Hal ini mengemuka dalam laporan perusahaan untuk tahun 1898.
Sebagaimana dilaporkan De Preanger-bode edisi 29 Maret 1899, sebanyak 250 saham Seri II yang masing-masing bernilai f. 100 atau lebih per lembarnya diterbitkan pada tahun tersebut dan kebanyakannya diambil para pemegang sahamnya. Dari sisi pengelola, setelah J. H. L. E. van Meeverden mengundurkan diri sebagai direktur pada 1 Oktober 1898, firma Palm & Van Amstel di Batavia bertindak sebagai direktur dan E. H. Waleson, pensiunan mayor infanteri, diangkat menjadi administratur di Bandung. K. A. R. Bosscha, yang asalnya komisaris diangkat lagi menjadi pengawas, sementara C. J. van Haastert dan Jr. A. Ploos van Amstel sebagai komisaris digantikan oleh A. R. W. Kerkhoven (Sinagar) and J. R. de Vries (Bandung).
Berikutnya, jalur telepon telah diperpanjang selama 1898 dengan 37 sambungan baru dan panjangnya per Desember 1898 mencapai 1.554 kilometer. Kantor pusat Sukabumi dan Suniawenang dibuka untuk layanan telepon umum pada 15 Juli 1898 dan Juli 1898. Per Desember 1898, sudah ada 232 telepon yang digunakan para pelanggan, dengan nilai langganan sebesar f. 2.449,30 per bulan.
Satu lagi yang terkait dengan Jacob Roelof de Vries adalah nomor telepon. Dalam pengumuman di De Preanger-bode edisi 6 Februari 1899 dapat diketahui bahwa semula Drukkerij De Vries & Fabricius menggunakan nomor telepon 95, tetapi kemudian kedaluwarsa. Lalu untuk toko buku De Vries & Fabricius dan percetakan Preanger-bode disatukan dengan menggunakan nomor telepon 59.