BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #11: Berkongsi dengan Jan Fabricius
Jan Fabricius seorang jurnalis kawakan, sekaligus dramawan. Berkongsi dengan J. R. de Vries mendirikan percetakan De Vries & Fabricius di Bandung.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
29 September 2023
BandungBergerak.id – Satu-satunya orang yang pernah berkongsi dengan Jacob Roelof de Vries selama menjadi pengusaha penerbitan dan percetakan di Bandung adalah Jan Fabricius (1871-1964), dramawan dan wartawan Belanda. Dengan J. R. de Vries, jalinan kerja samanya mewujud dengan menjadi pemimpin redaksi De Preanger-bode yang dimiliki J. R. de Vries & Co antara Juli 1896 hingga 1902 dan menjadi mitra firma De Vries & Fabricius sejak 5 April 1897 hingga 9 November 1901.
Kiprah Jan Fabricius sebagai dramawan lebih dikenal dibandingkan rekam jejaknya di dunia jurnalistik. Ditambah pula dia dianugerahi umur panjang, sehingga banyak sekali orang yang menuliskan biodata dan jejak langkahnya selama berkarier di dunia tonil, termasuk keterlibatannya sebagai wartawan kawakan. Bahkan profesinya di dunia jurnalistiklah yang membawanya ke Hindia Belanda.
Dari laman genealogieonline.nl, saya memperoleh gambaran latar belakang keluarganya. Di situ dikatakan, Jan Fabricius dilahirkan pada 30 September 1871 di Assen, Drenthe, Belanda. Ayahnya Johan Fabricius (1835-1906) bekerja sebagai “letterzetter” atau tukang set huruf dan ibunya bernama Engeltje Dik (1834-1892). Jan sendiri dikatakan berprofesi sebagai “Boekdrukker, toneelschrijver, journalist” atau pencetak buku, penulis tonil, dan wartawan. Ia meninggal di Wimborne, Inggris, pada 23 November 1964.
Sementara latar belakang agak rinci, termasuk kepergiannya ke Hindia, antara lain dijelaskan oleh anaknya, Johan Fabricius (1899-1981) yang juga penulis, jurnalis, dan petualang. Ia mendedahkan kehidupan ayahnya dalam tulisan bertajuk “Jan Fabricius (Assen, 30 september 1871 - Wimborne (Dorset), 1964)” yang dimuat dalam Jaarboek van de Maatschappij der Nederlandse Letterkunde (1970: 110-117).
Menurut Johan, ayahnya tumbuh di lingkungan yang sangat bersahaja. Ia satu-satunya anak laki-laki di antara empat saudara perempuan, putra Johan Fabricius, yang bekerja sebagai korektor dan meesterknecht di De Provinciale Drentsche en Asser Courant. Saat berumur 12 dan 13 tahun, Jan Fabricius mulai bekerja sebagai tukang set huruf di percetakan tempat ayahnya bekerja. Setelahnya, dia diizinkan untuk meliput rapat-rapat dewan Kota Winschoter untuk surat kabar dan menulis berbagai laporan.
Pada umur 20 tahun, Jan Fabricius bekerja sebagai chef-d’atelier di Van Dorp & Co, percetakan besar di Batavia. Dia berusaha menyesuaikan dirinya dengan pekerjaan tersebut, meskipun usianya tidak sesuai, dan pekerjaannya diperoleh dari surat lamaran yang dilayangkannya. Kariernya di Hindia terus menanjak, dari percetakan dia beralih ke jurnalistik. Dia pindah ke Bandung dan menjadi editor De Preanger-bode, yang menurut Johan, ayahnya adalah salah seorang pendiri surat kabar tersebut. Dia juga dapat mendatangkan kekasihnya, Minke Dornseiffen, yang berasal dari keluarga pendeta Frisian untuk datang ke Hindia dan menikahinya.
Setelah sepuluh tahun di Hindia, Jan Fabricius mudik ke Belanda karena penyakit liver yang dideritanya. Dia memilih Haarlem sebagai tempat menetapnya dan bekerja sebagai pemimpin redaksi De Wereldkroniek dan De Spaarnebode. Pada tahun 1908, dia pindah ke Den Haag dan menjadi direktur De Nieuwe Courant. Semasa di Haarlem, dia dikunjungi aktor Frits Bouwmeester yang akan berkunjung ke Jawa dan hendak memperoleh informasi dari Jan. Dari Frits-lah, Jan didorong untuk membuat naskah drama yang akan dimainkan oleh Frits.
Setelah menuai sukses sebagai penulis drama di Belanda, pada awal musim semi tahun 1910, Jan kembali ke Hindia. Pada kesempatan kedua ini, dia menjadi direktur Soerabaiaasch Handelsblad yang dieditori Van Geuns. Namun, karena ada masalah antara pihak manajemen dan staf redaksi, akhirnya Jan pindah ke Batavia dan menerbitkan koran sendiri, yaitu Het Bataviaasch Handelsblad, dengan modal awal seadanya. Karena kesibukan kerjanya di dunia jurnalistik, Jan tidak sempat menulis karya drama. Tetapi dorongan berkarya kreatif lebih besar, akhirnya dia memutuskan menghentikan karier jurnalistiknya dan sepenuhnya menjadi penulis drama.
Kepala Pertama Percetakan
Secara rinci, kita dapat mengetahui kehadiran Jan Fabricius di Hindia Belanda dari pemberitaan koran-koran lama. Jan mulai diwartakan dalam Provinciale Drentsche en Asser courant edisi 7 Desember 1892. Di situ dikatakan bekas sesama warga kota, yaitu J. Fabricius, yang sekarang menjadi tukang set huruf di Groningen, diangkat menjadi kepala kedua percetakan Van Dorp & Co di Batavia (“benoemd tot 2de chef ter drukkerij van de heeren van Dorp en Co. te Batavia”).
Kepergiannya ke Hindia dimulai pada 24 Desember 1892, sebagaimana yang dikabarkan Provinciale Drentsche en Asser courant edisi 27 Desember 1892. Saat sudah menumpang kapal laut Bromo dan sudah berada di Laut Utara, Jan mengucapkan selamat tinggal kepada kawan-kawan dan kenalan-kenalannya (“Hartelijk vaarwel aan al myne vrienden en bekenden bij mjjn vertiek op heden naar Batavia. Aan Boord V/D. Bromo, Noordzee, 24 Dec. J. Fabricius Jzn”). Kapal Bromo tiba di Batavia pada 28 Januari 1893 (Sumatra-courant, 27 Januari 1898).
Surat kabar itu mengabarkan lagi keadaan Jan di Hindia. Konon, ia yang pada Desember tahun lalu diangkat oleh H. M. van Dorp & Co di Batavia, penerbit Javabode, sebagai kepala kedua di bengkel kerja perusahaan tersebut, tetapi karena pendahulunya di sana sakit, maka Jan diangkat menjadi kepala pertama percetakan. Pengangkatan tersebut diikuti kenaikan gaji menjadi f. 300 per tahun (Provinciale Drentsche en Asser courant, 3 Juni 1893).
Setahun kemudian, ia diberitakan menikah dengan M. Dornseiffen pada 30 Desember 1894 di Assen (Drenthe). Jan sendiri tidak hadir, melainkan dengan menggunakan wali (“Ondertrouwd bij volmacht”) (Java-bode, 31 Desember 1894). Istrinya menyusul ke Batavia pada 23 Maret 1895 dengan menggunakan kapal laut Burgemeester den Tex yang berangkat dari Amsterdam (Soerabaijasch Handelsblad, 22 April 1895; De Locomotief, 29 April 1895). Hampir persis setahun kemudian, istrinya melahirkan seorang bayi perempuan di Weltevreden pada 3 April 1896 (Java-bode, 4 April 1896).
Baca Juga: BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #8: Mendirikan Preanger Telefoon Maatschappij
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #9: Anggota dan Pengurus Loji Sint Jan
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #10: Menerbitkan De Preanger-bode
Editor De Preanger-bode dan De Vries & Fabricius
Sayang sekali, saya tidak menemukan berita bagaimana Jacob Roelof de Vries menawari posisi editor De Preanger-bode kepada Jan Fabricius. Yang berhasil saya temukan adalah warta pelelangan barang-barang milik Jan di Batavia dan titimangsa mulai menetapnya di Bandung.
Dalam Java-bode edisi 20 hingga 22 Juli 1896, secara berturut-turut disajikan berita pelelangan barang-barang milik Jan Fabricius pada 25 Juli 1896 di Gang Pasar Baroe oleh Van Spanje & Co. Tiga hari setelah pelelangan, Jan mengumumkan lagi dari Batavia pada 28 Juli 1896 bahwa dia sekarang menetap di Bandung (“Ondergeteekende deelt mede dat hij zich metterwoon heeft gevestigd te Bandoeng”). Warta tersebut disiarkan Java-bode edisi 28 dan 29 Juli 1896.
Sementara pengangkatannya sebagai editor De Preangerbode mulai mengemuka pada minggu pertama Oktober 1896. Dalam De Locomotief edisi 7 Oktober 1896 dikatakan saat menerima posisi editor De Preanger-bode, Jan secara terbuka mengungkapkan rasa terima kasih, atas permohonan penerbit surat kabar tersebut, kepada Van Meeverden, editor sebelumnya, atas kerja kerasnya sewaktu merintis penerbitan koran tersebut. Sementara dalam Samarangsch Advertentie-blad edisi 7 Oktober 1896 secara singkat dikatakan De Preanger-Bode mengumumkan bahwa Van Meeverden digantikan oleh Jan Fabricius.
Seiring waktu, setelah sekitar lima bulan Jan Fabricius kemudian berkongsi dengan Jacob Roelof de Vries untuk mendirikan usaha yang disebut sebagai De Vries & Fabricius mulai 5 April 1897. Pembukaan secara resminya dilaporkan dalam De Preanger-bode edisi 5 April 1897.
Di situ dikatakan, hari ini, 5 April, pembukaan resmi bisnis baru dilakukan pada pagi hari. Pembukaannya dihadiri berbagai pihak berwenang dan terkait lainnya. Setelah para tamu melihat berbagai mesin, J.R. de Vries berkata: “Nyonya dan Tuan, hari ini adalah hari yang penting bagi Tuan Fabricius dan saya, karena kami membuka usaha baru, yaitu percetakan. Terima kasih, Nyonya dan Tuan, atas perhatian anda dengan kehadiran anda sekalian pada acara ini. Saat saya menambahkan mesin cetak tangan yang kecil pada usaha toko saya tahun 1881, saya terutama memaksudkannya untuk mencetak iklan-iklan toko dan penjualan”.
“Saya sudah mempertimbangkan hal ini saat itu, dan bahkan bermaksud untuk mencetak dan menerbitkan surat kabar dan iklan pada percetakan kecil itu, yang saya namai Laurens Janszoon Koster. Namun, Bandung saat itu belum siap. Sejak 1881, atau lebih baik sejak 1878, manakala saya menetap di Bandung sebagai pemilik toko, saya melibatkan diri dalam urusan perdagangan. Dengan berkembangnya Bandung, mitra saya bisa berjalan bolak-balik, dan sekarang kebutuhan akan tempat-tempat penting atau di ibu kota-ibu kota di Jawa secara bertahap terasa. Kami harap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan mendirikan percetakan ini,” sambung J. R. de Vries.
J. R. de Vries melanjutkan lagi, dengan mengatakan, “Usahanya akan dikelola oleh ahlinya, Tuan Fabricius, sementara stafnya terdiri atas tukang set huruf dan tukang cetak yang berpengalaman. Maksud pendiriannya adalah untuk menyediakan berbagai hal yang berkaitan dengan bidang tipografi dan tidak ketinggalan De Preanger-bode yang kami terbitkan. Saat itu, saya pribadi punya gagasan untuk menerbitkan surat kabar lokal, tapi tahun-tahun akhir ini kebutuhan pada hal tersebut meningkat secara spontan karena adanya tekanan dari kondisi setempat”.
“Saya akan dengan sudi memberikan nama seperti pendahulunya yang sederhana dan sekarang menjadi mesin cetak yang berkecepatan tinggi, yang dibeli secara pribadi di Eropa oleh Tuan Fabricius, demi tujuan ini bersama dengan mesin-mesin lain serta aksesorisnya yang dipasang di sini,” ujar J. R. de Vries lagi.
Untuk memeriahkan acara pembukaan tersebut, Jacob dan Jan mendatangkan pemusik kuartet Italia dan bagi para pegawainya yang bumiputra digelar pertunjungan wayang. Sedekah bumi juga dilakukan untuk para tetamu sepuh serta kue-kue yang tampaknya dibuat oleh J. R. de Vries demi acara tersebut, dalam berbagai bentuk.
Pada edisi 12 April 1897, De Preanger-bode menurunkan lagi sambungan laporan perayaan pembukaan percetakan De Vries & Fabricius. Kali ini tanggapan dari Residen Priangan. Residen menyatakan, “Tuan De Vries tidak hanya menjaga bisnisnya tetap naik di tengah meningkatnya persaingan, tetapi dia memperluasnya dan mendirikan perusahaan yang baru dan besar, yaitu percetakan ini. Energinya nampak tidak surut-surut. Saya berharap bisnis baru Tuan De Vries dan Fabricius akan berjalan dengan baik”.
Mengenai surat kabar De Preanger-bode, Residen Priangan menyebutkan, “Hari ini De Preanger-bode akan dicetak untuk pertama kalinya pada mesin cetak baru ini. Semoga surat kabar ini meningkat ukurannya, selalu menjauhi bawaan tidak mengenakkan, tetapi selalu menunjukkan dengan pena tajam di mana perbaikan-perbaikan sungguh harus disampaikan.”
Cetakan Surat Kabar dan Buku-buku
Selain mencetak De Preanger-bode, De Vries & Fabricius sempat mencetak beberapa surat kabar lainnya dan buku-buku dalam bahasa Belanda, Melayu, dan Sunda.
Bila membuka-buka Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie untuk edisi tahun 1900 kita akan menemukan fakta De Vries & Fabricius mencetak De Preanger-bode, De Protestant dan De Indische Kindercourant. Sementara pada Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie tahun 1901, selain surat kabar di atas, firma yang dimiliki oleh Jacob Roelof de Vries dan Jan Fabricius itu menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu, Sinar Priangan.
Dari Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie, Vierde Deel (1905) susunan Joh. F. Snelleman, saya mendapatkan dua berkala lagi yang dicetak oleh De Vries & Fabricius, yaitu Archief voor de Kina-Cultuur dan De Indische Pluimgraaf. Archief voor de Kina-Cultuur diterbitkan oleh De Bandoengsche landbouw-vereeniging di bawah redaksi Jan Fabricius dan secara total diterbitkan sebanyak sembilan edisi pada 1898. Sedangkan De Indische Pluimgraaf Archief adalah majalah profesional untuk masalah ternak unggas dan para pecinta anjing dan kuda. Majalah ini berkala terbitan Eerste Nederlandsch Indische Pluimvee-vereeniging. Edisi pertamanya muncul pada April 1901 dan berada di bawah redaktur G. L. La Bastide di Bandung.
Secara rinci, dari rekaman koran sezaman, saya tahu De Indische Kindercourant mulai dicetak De Vries & Fabricius sejak 1 Juli 1897 (De Preanger-bode, 24 Mei 1897). Menurut kabar De Preanger-bode edisi 12 Juli 1897, jadinya De Indische Kindercourant dicetak pada 3 Juli 1897 di bawah redaktur Nona S. Van Lingen. Selanjutnya, De Protestant mulai dicetak pada 31 Oktober 1897. Redakturnya Kerkeraad (dewan gereja) di Bandung untuk urusan resmi dan oleh dr. W. van Lingen, R. Brons Middel dan S. P. Ham untuk hal-hal tidak resmi (De Preanger-bode, 1 November 1897).
Sabtu, 13 November 1897, De Vries & Fabricius mulai mengeluarkan surat kabar berbahasa Melayu Pengadilan. Dalam De Preanger-bode edisi 15 November 1897 diwartakan hari Sabtu lalu, surat kabar Melayu yang disebut Pengadilan muncul untuk pertama kalinya di firma De Vries & Fabricius dan sebagai akibatnya, banyak bumiputra yang telah lama menunggu kehadiran berkala di Priangan akhirnya menemukannya. Nomor pertamanya, terdiri atas sepuluh halaman, disunting oleh editor ahli. Ada sejumlah rubrik. Beberapa kasus di pengadilan dimuat di dalamnya, sehingga nama surat kabarnya cukup terjustifikasi. Ada juga tulisan humor, teka-teki berilustrasi dan berhadiah.
Menurut rencana, De Vries & Fabricius akan menerbitkan surat kabar harian Pewarta Priangan pada 30 Agustus 1898 (De Preanger-bode, 26 Agustus 1898). Dari iklan di De Preanger-bode edisi 7 September 1898 hingga 31 Desember 1898, saya tahu pemilik, redaktur dan administratur Pewarta Priangan adalah R. L. H. A. Overbeek Bloem. Surat kabar ini disebutkan disebarkan dengan menggunakan bahasa Melayu di Bandung, diterbitkan di Jawa Barat dan sekitarnya, dan dibaca setiap bumiputra dan Tionghoa melalui editing yang solid. Di dalamnya antara lain disajikan cerita-cerita wayang dan lainnya yang dipilih secara hati-hati bagi para pembacanya. Pewarta Priangan berhenti terbit bulan Januari 1899 (De Locomotief, 16 Januari 1899).
Rupanya Overbeek Bloem tidak jera. Dia menerbitkan lagi surat kabar lainnya dalam bahasa Melayu, yaitu Sinar Priangan. Menurut Sumatra-courant edisi 17 Mei 1900, edisi pertama Sinar Priangan, surat kabar yang terbit setiap Senin, Rabu dan Jumat, telah dicetak oleh De Vries & Fabricius di Bandung. Redakturnya R. L. H. A. Overbeek Bloem.
Selanjutnya, buku-buku yang diterbitkan oleh De Vries & Fabricius ada yang berbahasa Belanda, Melayu, dan Sunda. Di antaranya Reisgids voor Bandoeng en omstreken met Garoet (1898) oleh R. Brons Middel, Geschiedenis der Preanger-Regentschappen (1898) karya R. A. Kern, Bintang Bethlehem: inilah bebrapa barang riwajat akan masa raja taperanak toehan Jesoes (1898) karya L. Tiemersma, Koeboer jang terboeka: inilah bebrapa barang riwajat pada masa raja bangkitnja toehan Jesoes (1898) karya L. Tiemersma, Polly’s gedenkschriften: de levensgeschiedenis van een poes (1899) karya S. van Lingen, dan Pangatoeran Tjengtjelengan Limbangan (1899) oleh Spaar-, Hulp- en Landbouw-Credietbank Limbangan.
Kepakaran Jan Fabricius di bidang percetakan diakui oleh pendiri A.C. Nix & Co, K.E. Nix dalam Ons bedrijf in het Handelsgebouw Nix, Bandoeng, der Bouw Mij. Ex Undis Sol, 1901-5 dec-1921 (1921). Di situ disebutkan K.E. Nix memperoleh pengetahuan mengenai bisnis percetakan di studio Jan Fabricius yang terkenal, yang kala itu menjadi mitra perusahaan cetak De Vries & Fabricius (“Eenige kennis van het drukkersvak deed hij op in het atelier van den bekenden Heer Jan Fabricius, toentertijd mede-vennoot der drukkersfirma de Vries en Fabricius”).