• Kolom
  • BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #14: Komite Dana Pemakaman, Taman Bacaan Rakyat, dan Frobelschool

BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #14: Komite Dana Pemakaman, Taman Bacaan Rakyat, dan Frobelschool

Jacob Roelof de Vries juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia terlibat dalam komite pengumpulan dana untuk pemakaman, kegiatan literasi masyarakat, dan pendidikan.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Gedung Fröbelschool di Bandung. (Sumber: Gedenkboek van de vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-Indië, 1767-1917 [1917])

18 November 2023


BandungBergerak.id – Sejarah menunjukkan Jacob Roelof de Vries tidak melulu berurusan dengan bisnis untuk mengeruk keuntungan. Ternyata ia juga terlibat dalam beberapa kegiatan sosial bersama elemen masyarakat lainnya, dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Hanya saja, yang penting dicatat semua kegiatan sosial atau kegiatan amal yang dilakukan oleh J.R. de Vries itu secara khusus ditujukan bagi kepentingan masyarakat Eropa di Bandung, bukan untuk bangsa bumiputra.

Saya menemukan J.R. de Vries terlibat dalam pembentukan Burgerlijk Uitkeeringsfonds bij Begrafenissen atau komite pengumpulan dana untuk pemakaman pada 15 September 1897, termasuk menjadi salah seorang pengurusnya pada 1899. Ia juga pernah menjadi komisaris untuk Volksleesbibliotheek atau taman bacaan masyarakat di Bandung pada 1902. Satu lagi, dia menjadi komisaris dan presiden dari Frobelschool pada 1905.

Dalam tulisan kali ini, saya akan menelusuri jejak-jejak keterlibatan J.R. de Vries pada ketiga kegiatan sosial tersebut. Bahan-bahan pendukungnya saya peroleh dari koran lama De Preanger-bode dan buku tahunan pemerintah Hindia, yaitu Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie.

Komite Dana Pemakaman

Pemakaman untuk orang Eropa di Bandung ternyata sudah ada sejak lama. Dalam tulisan “Onze begraafplaatsen” (De Preanger-bode, 22 Februari 1897) diketahui di Bandung hingga saat itu sudah ada dua kuburan untuk orang Eropa, yaitu pemakaman lama di Kampung Suniaraja dan kuburan baru di Cicendo. Pada pemakaman pertama, nisan paling lama yang ditemukan berangka 1842. Sementara kuburan baru di Cicendo mulai dioperasikan pada 1878.

Bagi pengurusan makam-makam Eropa di Hindia sudah dibentuk komite yang mengurusnya. Ini dilakukan pada abad ke-19 yang terbukti dengan terbentuknya “Kommissiën voor het beheer der begraafplaatsen voor lijken van Europeanen en met dezen gelijkgestelden” (komite untuk manajemen pemakaman jasad orang Eropa dan orang yang dipersamakan), seperti yang terlihat dari Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1869.

Di Bandung, manajemen pengelolaan makam diatur oleh residen Priangan sejak 1869, yaitu berupa “verordening van den resident der Preanger Regentschappen dd. 12 October 1869” (De Preanger-bode, 9 Desember 1897) yang kemudian diamandemen pada 18 Agustus 1879 dan 7 Desember 1897 oleh Residen Priangan C. W. Kist (De Preanger-bode, 30 Desember 1897). Perubahan memang diperlukan, mengingat setahun sebelumnya, pada 1896, ada pembaca yang menulis dalam De Preanger-bode bahwa perawatan pemakaman lama di tengah kota kurang baik (De Preanger-bode, 3 Agustus 1896). Kemudian hal ini ditindaklanjuti De commissie voor het beheer der begraafplaatsen untuk mengganti tembok-tembok pemakaman yang lama dan membuat bangunan di bagian depan pemakaman yang baru, setahun kurang kemudian (De Preanger-bode, 28 Juni 1897).

Bahkan pada 8 September 1897, C.J. van Haastert, J. Fabricius, J.R. de Vries, H.W. G.L. Doeve, R. Brons Middel dan F. Razoux Schultz, menyebarkan edaran mengenai pembentukan Burgerlijk Uitkeeringsfonds bij Begrafenissen (De Preanger-bode, 9 September 1897). Realisasi pembentukan komite penghimpunan dana pemakaman tersebut terjadi pada 15 September 1897 di gedung Braga (De Preanger-bode, 16 September 1897). Para pengurusnya terdiri atas van Haastert sebagai presiden, sekretarisnya Wegener, dan para direktur serta komisarisnya adalah Doeve, de Vries, Simon, Razoux Schultz dan Fabricius (De Preanger-bode, 18 November 1897).

J.R. de Vries tetap menjadi salah seorang direktur dan komisaris Burgerlijk Uitkeeringsfonds bij Begrafenissen. Bahkan antara 1909 hingga 1911, dia terpilih menjadi presiden perhimpunan tersebut (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1909 dan voor 1911).

Iklan tentang komite dana pemakaman pada tahun 1897. (Sumber: De Preanger-bode, 22 November 1897)
Iklan tentang komite dana pemakaman pada tahun 1897. (Sumber: De Preanger-bode, 22 November 1897)

Baca Juga: BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #11: Berkongsi dengan Jan Fabricius
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #12: Pengadilan, Surat Kabar Berbahasa Melayu Pertama di Bandung
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #13: Marten Klass de Vries, Keponakan Kepercayaan

Taman Bacaan Rakyat

Menurut Bataviaasch Nieuwsblad edisi 29 September 1909 dan De Preanger-bode edisi 29 Oktober 1910, Volksbibliotheek atau taman bacaan masyarakat dibuka pertama kali di Bandung pada 10 Oktober 1891.

Lebih jauh dalam Bataviaasch Nieuwsblad edisi 29 September 1909 disebutkan seperti di tempat lain, di Bandung banyak warga Eropa yang tidak sanggup menyisihkan uangnya sebesar 4 atau 5 per bulan untuk bergabung menjadi anggota kelompok belajar, tetapi masih suka membaca. Oleh karena itu, untuk memberi mereka kesempatan membaca, beberapa pemuka Eropa di Bandung, yaitu dr. Pool (pendeta), J. Bouwens (chef van de 2e afdeeling van de Stastsspoor), J. Spaarwater (ingenieur bij het kadaster), W. Veer (gepensioneerd ambtenaar bij de posterij), dan C.J. van Haastert (guru), berusaha untuk mendirikan perpustakaan yang para anggotanya dapat membaca novel dan bacaan lainnya dengan kontribusi urang sedikit.

Dalam praktiknya, daftar berlangganan disebarkan ke masyarakat (Eropa) di Bandung, dan didapat uang sekitar 100 gulden. Uang tersebut antara lain digunakan untuk membeli novel, sementara warga terkemuka mendonasikan stok buku di rumahnya. Dengan demikian, pada awal beroperasinya,Volksbibliotheek sudah memiliki sekitar 250 jilid buku, dengan tempat mula-mula di ruang kecil kantor Veer. Karena sesuatu dan lain hal, ketika loji Freemason dididirikan, maka taman bacaan tersebut dipindahkan ke tempat tersebut sehingga berada di bawah perlindungan Loge St. Jan.

Keterangan tentang perpindahan tersebut sejalan dengan yang dilaporkan De Preanger-bode edisi 18 Januari 1897. Di situ disebutkan Volksbibliotheek dipindahkan dan koleksinya setelah dikembangkan oleh Dr. Pool berjumlah 1804 (De Preanger-bode, 18 Januari 1897). Pada tahun 1899, Loge Sint Jan membeli lahan di Desa Merdika untuk mendirikan Fröbelschool dan tempat Volksbibliotheek (De Preanger-bode, 29 Agustus 1899). Hingga akhir 1910, koleksi Volksbibliotheek sudah membengkak menjadi 6.578 jilid yang terdiri atas 5.851 novel Belanda, 285 novel Prancis, 170 novel Jerman, 185 novel Inggris, 43 karya ilmiah, 27 karya tentang Hindia Belanda, 13 karya tentang sejarah dan 4 buku catatan perjalanan (reisbeschrijvingen) (De Preanger-bode, 4 Januari 1910).

Sebagai tambahan, dari Gedenkboek van de vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-Indie?, 1767-1917 (1917: 397), saya tahu pembukaan taman bacaan tanggal 10 Oktober 1891 itu adalah atas inisiatif anggota Maconnieke Societeit St. Jan. Tempat pertamanya di gedung Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzer (sekarang menjadi Gedung Mapolwiltabes, Jl. Merdeka No. 18-22). Setelah perhimpunan dibubarkan, manajemen Volksbibliotheek dipindahkan ke para anggota Freemason di Bandung. Selanjutnya, setelah perhimpunan dihidupkan lagi, pengelolaan taman bacaan diambil lagi oleh Loge St. Jan pada Januari 1897. Saat itu koleksinya berupa 2500 jilid. Karena ruangan di Kweekschool tak cukup lagi, maka pada 1912, Volksbibliotheek dipindahkan ke belakang Loge St. Jan.

Keterlibatan J.R. de Vries dalam pengelolaan Volksbibliotheek dapat dilihat dari Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1902. Di situ tercatat yang menjadi presidennya adalah C.J. van Haastert, sekretaris merangkap bendahara A.F. Razoux Schultz, para komisaris J.R. de Vries, F.W. Groot, E. Verstift, J. Fabricius, E.H. Carpentier Alting, dan J. Bouwens.

Frobelschool

Menurut data dalam Gedenkboek van de vrijmetselarij in Nederlandsch Oost-Indie?, 1767-1917 (1917: 398), Frobelschool di Bandung mulai dibuka atas inisiatif Loge St. Jan pada 1898 dan mula-mula diselenggarakan di Paseban, yang merupakan bagian dari Pendopo Kabupaten Bandung, dengan jumlah murid pertama sebanyak 13 orang. Melalui berbagai upaya, sebuah bangunan dapat didirikan untuk gedung Frobelschool dan Volksbibliotheek di seberang gedung Loge St. Jan, yang disepakati oleh keputusan pemerintah No. 30 tanggal 21 Oktober 1901. Bangunan barunya dibuka secara resmi pada 25 Agustus 1900.

Sementara dari berita sezaman, sudah mengemuka bahwa Frobelschool di Bandung sudah ada pada 1897. Dalam De Locomotief edisi 10 Februari 1897 yang menyiarkan kembali tulisan karya R.B.M di De Preanger-bode dapat diketahui bahwa Frobelschool sudah ada di Bandung pada awal tahun 1897. Konon, di sekolah tersebut hanya ada 20 orang murid dan dikepalai oleh Nona Casparsz, yang merupakan lulusan Kweekschool Leiden, Belanda. Biaya sekolah yang besarnya 5 gulden per bulan, disebutkan terlalu mahal untuk sekolah di Frobelschool.

Pada berita berikutnya, dalam De Preanger-bode edisi 30 Juni 1898 diketahui bahwa Fröbelschool akan dibuka lagi pengajarannya pada 4 Juli 1898. Kepala sekolahnya masih Nona C. Casparsz. Setahun kurang kemudian, kepala sekolahnya diganti oleh Nona Warnsinck (De Preanger-bode, 10 Maret 1899).

Kepengurusan Fröbelschool di Bandung tahun 1900 terdiri atas presiden J. A. Velders, dengan anggota D.A. Berkhout dan sekretaris A. F. Razoux Schultz. Sedangkan sekolahnya masih tetap Nona Warnsinck (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1900). Pada tahun 1902, presiden dan sekretarisnya masih sama, tetapi kepala sekolahnya sudah berubah menjadi Nona Casparz (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1902).

Pada tahun 1904, nama J.R. de Vries masuk dalam kepengurusan Fröbelschool. Saat itu dia diangkat menjadi komisarisnya bersama D.H. Engelberts. Sementara presidennya C.J. van Haastert, sekretaris merangkap bendahara W. Molenaar, dan kepala sekolahnya masih tetap Nona Casparz (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1904). J.R. de Vries bahkan diangkat menjadi presiden Fröbelschool pada tahun 1905, sementara komisarisnya terdiri atas A.J.A. Hoorweg dan W.H.C. van Deutekom, sekretaris-bendahara D.H. Engelberts, dan kepala sekolahnya Nona Broese van Groenou (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1905). Namun, tahun 1906, istilah presiden dengan ketua (voorzitter), yang dijabat oleh C.J. van Haastert, sementara J.R. de Vries menjabat sebagai penjabat ketua (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie voor 1906).

* Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Atep Kurnia, atau artikel-artikel lainnya tentang sejarah.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//