Bawa-bawa Jokowi, Alat Peraga Kampanye PSI Bertebaran di Tiang Listrik, PJU, dan Pohon di Kota Bandung
Alat peraga kampanye (APK) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bertebaran di banyak tiitk di Kota Bandung. Diduga ilegal.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah14 Desember 2023
BandungBergerak.id – Bandung yang sudah heurin ku tangtung kini semakin tak karuan dengan tebaran spanduk, baliho, dan poster kontestan Pemilu 2024. Para calon legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2024 menjejali kota ini dengan Alat Peraga Kampanye (APK) sejauh mata memandang.
Alat peraga kampanye Pemilu 2024 itu dipasang dengan tiang bambu di perempatan, ditempel dengan cara dipaku di pohon, ditalikan di tiang listrik dan penerang jalan umum (PJU), bahkan ada yang menghalangi rambu-rambu lalu lintas.
Di antara ratusan APK yang tersebar di Bandung, salah satu yang mencolok adalah APK milik Giring Ganesha Djumaryo dari Partai dari Solidaritas Indonesia (PSI).
Giring bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat 1. Alat peraga kampanye Giring di antaranya tersebar di sepanjang Jalan Pelajar Pejuang hingga Jalan Laswi. Dalam salah satu APK jenis baliho, Giring menggambarkan foto dirinya dengan latar belakang foto Presiden Joko Widodo dan putra bungsunya Kaesang Pangarep sebagai Ketua PSI dengan tulisan singkat: “Ikut Jokowi, Pilih PSI”. Di baliho ini mantan vokalis band Nidji tersebut tampak tertawa.
Noviyanti (23 tahun), aktivis keberagaman dari Cibiru menilai kampanye Giring terkesan salah fokus terutama dengan adanya tulisan “Ikut Jokowi, Pilih PSI”. Narasi ini dinilai tidak menawarkan apa-apa untuk menarik masyarakat. Padahal setiap caleg harus menawarkan visi misi dan program kepada masyarakat atau calon pemilih pada Pemilu 2024 nanti.
“Dari gambar baliho tersebut aku cukup salah fokus dengan narasi “Ikut Jokowi, Pilih PSI”, tidak ada representasi dari Giringnya sendiri. Harusnya ada representasi dari dia, seperti misal ajakan buat menarik masyarakat, bahwa dia ini mempunyai sesuatu sehingga dia bisa menjadi caleg,” ucap Noviyanti, kepada BandungBergerak.id, Rabu, 12 Desember 2023.
Beragam tanggapan terhadap baliho Giring juga muncul dari warga, salah satunya Adi Samdani (33 tahun). Warga asal Kopo ini menilai adanya baliho dengan mengandeng nama Presiden Jokowi adalah bagian kerinduan pada semua pihak, termasuk PSI yang kini dipegang oleh anak bungsunya.
“(Presiden) Jokowi kan gak nyalon lagi, jadi banyak pihak yang rindu dan memanfaatkan beliau, apalagi partainya sekarang dipegang oleh anaknya (Kaesang),” kata Samdani, saat ditemui BandungBergerak.id, Selasa, 11 Desember 2023.
Namun Adi mengaku tidak begitu tertarik pada persoalan politik. Pandangan lain muncul dari Agung (39 tahun), warga Laswi. Ia tidak mempersoalkan alat peraga kampanye yang bertebaran di Bandung selama tidak membahayakan. “Tidak ada masalah selama tidak membahayakan,” tandasnya.
Apa Kata PSI?
Giring yang kini menjadi dewan pembina PSI memang getol menggajak para kadernya untuk menggunakan berbagai cara berkampanye mulai dari door to door hingga pemasangan baliho. PSI mentargetkan partainya lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen agar bisa lolos dari jebakan sebagai partai gurem.
Menurut laman resmi giring.id, calon legistatif dari PSI akan serius mengawal isu kerakyatan sampai memperjuangkan RUU Perampasan Aset. “Mereka menyatakan kesiapan untuk mengawal uang rakyat, memperjuangkan RUU Perampasan Aset, dan menyuarakan hak-hak rakyat di kursi Parlemen Pusat maupun Legislatif Daerah,” demikian dikutip dari giring.id pada siaran pers berjudul “Strategi Door-to-Door hingga Baliho: Kaesang Pangarep dan Giring Ganesha Pimpin PSI Hadapi Pileg 2024”, diakses, Rabu, 12 Desember 2023.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia Christian Julianto Budiman menyebutkan, saat ini strategi kampanye partainya masih mengandalkan blusukan dan pertemuan-pertemuan terbatas.
Ditanyai mengenai persoalan PSI dan Jokowi, Christian mengatakan hal itu merupakan bagian sikap dari partai yang berdiri tegak lurus bersama Presiden Jokowi. “Sikap PSI sebagai partai pendukung Jokowi, tegak lurus dengan Jokowi dan kedekatan juga dengan pak Jokowi,” ucap Christian, dihubungi BandungBergerak.id.
Christian menjelaskan, Jokowi banyak menginspirasi mulai dari awal permulaan pendirian partai. Ia juga mengakui sejak awal PSI tidak pernah beroposisi. “Posisi PSI tidak pernah beroposisi karena sosok Pak Jokowi dengan gagasan yang baru inspirasinya Pak Jokowi,” ujar Cristian.
Di awal pendirian lahir tahun 2014, para founding fathers PSI menjadikan Jokowi sebagai inprirasi berpolitik. “Pak Jokowi bukan berasal dari trah politik, darah biru, jadinya itu yang menginspirasi juga, orang biasa harus punya kesempatan. Makanya, sembilan orang (di antara Grace Natalie) mendirikan PSI,” tutur Christian.
Baca Juga: Pilpres 2024 Membutuhkan Orang-orang Muda yang Mewaspadai Politisasi Identitas
Pemilih Muda dalam Peta Kerawanan Pilpres 2024
Geliat Pilpres di SMA-SMA, Partisipasi Orang Muda tidak Boleh Berakhir Usai Pemungutan Suara
Satpol PP Kota Bandung Mengaku Siap Menindak
Apa pun klaim yang diusung setiap partai, kenyataannya dapat dilihat di lapangan. Pemasangan APK tampak tak beraturan alias seenaknya sendiri. Namun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mengaku tak tinggal diam menghadapi bertebarannya APK Pemilu 2024.
Kepala Satpol PP Kota Bandung Rasdian Setiadi mengklaim pihaknya setiap seminggu sekali selalu melakukan penertiban APK. Menurutnya, APK yang menempel di pohon, di penerang jalan umum, serta menghalangi rambu-rambu lalu lintas akan ditindak.
“Tiap minggu ada, sudah dijadwalkan. Tidak sesuai dengan Perda, diikat dengan pohon, di PJU, dan menghalangi rambu lalu lintas pasti kita tindaklanjuti,” ujar Rasdian Setiadi, kepada BandungBergerak.id.
Penertiban APK tersebut berdasarkan Peraturan Kota Bandung no.2 tahun 2017 tentang peyelenggaran reklame, dan relugasi dari Bawaslu mengenai kampanye. “Relugasi dari Bawaslu, KPU, dan Perda reklame, sekarang sudah ditempakan baliho ukuran sekian, di luar itu Bawaslu. Kemudian, ada kawasan khususus yang tidak boleh ada baliho, seperti kawasan sekolah, pemerintah, dan militer,” terang Rasdian.
*Kawan-kawan bisa membaca reportase-reportase lain dari Awla Rajul, atau tulisan-tulisan tentang Pemilu 2024 dan Pilpres 2024