• Berita
  • Tak Ada Sentuhan Humanis dalam Penertiban PKL Dalem Kaum

Tak Ada Sentuhan Humanis dalam Penertiban PKL Dalem Kaum

Sejumlah orang pedagang kaki lima (PKL) Dalem Kaum, Bandung, menerima kekerasan dari Satpol PP. Bertolak belakang dengan klaim humanis selama ini.

Petugas Satpol PP bersiaga di kawasan Alun-Alun Bandung. Beberapa orang PKL mengalami kekerasan disik dalam upaya relokasi yang berakhir ricuh, Jumat, 22 Desember 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Virliya Putricantika23 Desember 2023


BandungBergerak.id - Kericuhan tersulut di Dalem Kaum ketika Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung menindak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Dalem Kaum, Jumat, 22 Desember 2023. Tak terlihat pendekatan ataupun sentuhan humanis seperti yang ditekankan Pemkot Bandung dalam pernyataan-pernyataan resmi. Kekerasan begitu kentara, bahkan di hadapan anak-anak.

“Aku liat Om Arif diginiin (dipiting),” cerita anak perempuan yang masih berusia 10 tahun. Ia menjadi saksi kekerasan yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terhadap tujuh orang PKL Dalem Kaum.

Nia (32 tahun), pedagang yang meneruskan usaha ibunya sejak 50 tahun lalu, sontak langsung mencari anaknya ketika kericuhan meletus beberapa saat setelah jumatan. Beruntung, Nia dapat dengan mudah menemukan anaknya yang mengenakan baju berwarna merah muda, meskipun dalam keadaan menangis karena ketakutan melihat kekerasan yang terjadi.

Kericuhan tersebut terjadi sekitar 12 menit setelah salat Jumat. Kawasan Dalem Kaum lokasinya berdekatan dengan Masjid Agung dan Alun-alun Bandung.

Dari keterangan pedagang, barisan Satpol PP berlari ke arah lapak-lapak mereka. Pedagang yang tengah bersiap-siap untuk berjualan justru harus terkena tendangan dari sepatu boot korps berwarna khaki tua tersebut. Bahkan, pedagang yang berupaya untuk melerai justru menjadi korban kekerasan.

“Saya melerai maksudnya, pas Satpolnya udah lari ke arah kami, kesenggol, ga sengaja kesenggol. Dia bilang kalau saya nyenggol dia, marah dia. Langsung saya disudutkan ke sana (menunjuk ke area ruko), langsung dipukul sampai jatuh, sampai ini (melihatkan luka di tangan) berdarah,” ungkap Arif (33), pedagang yang masih mengenakan baju koko, saat ditemui BandungBergerak.id

Dari tujuh pedagang yang terluka, ada satu orang pedagang perempuan juga yang terluka. Perempuan yang kesehariannya berjualan sosis itu terluka di bagian pinggang akibat tendangan dari Satpol PP.

“Tangkap, pukul, tangkap, pukul. Itu ada yang perempuan, biadab ga tuh sama perempuan begitu?” jelas Yadi, sesepuh PKL Dalem Kaum.

Para PKL Dalem Kaum usai bentrok dengan petugas Satpol PP, Jumat, 22 Desember 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Para PKL Dalem Kaum usai bentrok dengan petugas Satpol PP, Jumat, 22 Desember 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Menolak Relokasi

Para pedagang Dalem Kaum tetap akan bertahan. Mereka dengan tegas menolak dipindahkan ke basement Alun-alun Bandung. Selain tidak terlihat oleh pembeli, area yang diperuntukan untuk parkir itu merupakan sarang tikus, bukan tempat layak untuk berdagang. Dari 413 pedagang, masih ada 201 pedagang yang bertahan untuk berjualan di Dalem Kaum.

Larangan untuk berjualan jelas mempengaruhi kondisi ekonomi para pedagang. Bahkan salah satu anak dari PKL belum bisa menerima rapor sekolah karena belum bisa menuntaskan pembayaran pendidikan.

Lima pedagang, sebagai perwakilan dari PKL di Dalem Kaum sudah berusaha untuk berdialog mencari solusi terbaik. Namun, sampai kerusuhan terjadi, mereka belum bertemu pegawai dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

Pardiman, Danki (Komandan Kompi) 1 Satpol PP, menerangkan bahwa sudah ada tiga surat peringatan untuk para pedagang. Kedatangan aparat yang jumlahnya tidak kurang dari 50 orang itu berbekal surat perintah untuk penertiban yang dimulai dari tanggal 7-11 Desember 2023 dan dilanjutkan pada tanggal 18-21 Desember 2023.

“Setengah 12 kita jumatan semua, begitu jam 12.45 anggota saya ada yang ngecek ternyata mereka berjualan. Akhirnya atas perintah pimpinan dan sesuai dengan surat perintah akhirnya kita menertibkan,” jawab Pardiman, yang masih berjaga bersama anggotanya.

Namun, kekerasan yang dilakukan jelas tidak pernah tercantum dalam standar operasional prosedur instansi mana pun. Dalam video yang dimiliki salah satu pedagang, dengan jelas terlihat anggota Satpol PP melakukan kekerasan fisik pada para pedagang.

Fahmi (23 tahun) yang tengah menyelamatkan barang dagangan bersama kakaknya, tidak luput dari boots hitam milik personel Satpol PP.

“Saya langsung ditendang bagian ini,” terang Fahmi sambil menunjukan bagian lebam di rusuk dan bahu kanannya.

“Kurang lebih sepuluh orang. Saya mau ngelawan gimana?” tambahnya sambil mengernyitkan mata menahan rasa sakit di badannya. Ia berencana akan melakukan visum untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya.

Dalam video yang diterima BandungBergerak.id beberapa saat setelah ledakan kericuhan tampak puluhan Satpol PP mendominasi Jalan Dalem Kaum. Para pedagang yang terlihat segelintir dibuat kocar-kacir. Salah satu rekaman menunjukkan pemukulan oleh Satpol PP terhadap orang yang diduga pedagang.

Satpol PP juga terlihat menyita kompor, rak, dan barang dagangan lainnya yang disoraki para pedagang. Barang-barang dagangan milik PKL banyak yang tercecer dan acak-acakan.

Baca Juga: PKL, Stigma, dan Ruang Kota
Relokasi PKL Bandung Setengah Hati
PKL Dalem Kaum Menolak Relokasi dan Menuntut Diizinkan Berjualan Kembali

Seorang PKL Dalem Kaum menunjukkan luka karena aksi kekerasan yang dilakukan Satpol PP Kota Bandung, Jumat, 22 Desember 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Seorang PKL Dalem Kaum menunjukkan luka karena aksi kekerasan yang dilakukan Satpol PP Kota Bandung, Jumat, 22 Desember 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Bertolak Belakang dengan Pendekatan Humanis

Satpol PP sudah berulang kali diminta melakukan pendekatan yang humanis dan tidak arogan dalam menjalankan tugasnya. Pesan ini disampaikan sejak masih di era Wali Kota Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial.

"Saya kan membacankan pesan dari mendagri, pesan pertamanya, harus humanis, disiplin, tegas berwibawa, saya tekankan humanisnya" ujar Ridwan Kamil, saat HUT Satpol PP ke-66, Selasa, 19 April 2016. 

Hal serupa juga pernah disampaikan di era Wali Kota Bandung Oded M. Danial (almarhum) yang meminta para petugas di lapangan tetap mengedepankan tindakan persuasif dan humanis. Pesan ini disampaikan pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 2021.

"Mang Oded meminta aparat lapangan Satpol PP, Dinas Perhubungan dan kewilayahan agar tidak arogansi, melainkan harus persuasif dan humanis," terang Oded, Senin 12 Juli 2021. 

Kemudian pada 31 Maret 2023 istilah humanis dan persuasif kembali dilontarkan Pekot Bandung melalui Sekretariat Daerah Kota Bandung Ema Sumarna dalam penanganan PKL di Taman Regol.

Ema mengklaim penataan PKL Taman Regol berhasil karena buah dari pendekatan secara humanis yang dilakukan aparat kewilayahan (Satpol PP kecamatan). Ia juga mengimbau, agar para aparat tetap menjaga wibawa meski pendekatan yang dilakukan secara humanis. Sebab kekuatannya bukan diperlihatkan dengan fisik, tapi dengan komunikasi.

“Harus diperkuat argumentasinya dengan beragam referensi. Harus memberikan solusi juga untuk masyarakat. Jangan sampai pemerintah itu dicap cuma bisa gusur saja,” kata Ema

Meski demikian, faktanya pendekatan humanis tidak terjadi di Dalem Kaum.

*Kawan-kawan bisa membaca reportase-reportase lain dari  Virliya Putricantika, atau tulisan-tulisan lain tentang Pedagang Kaki Lima

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//