• Kolom
  • BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #15: Tetap Berkecimpung di Dunia Perkebunan

BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #15: Tetap Berkecimpung di Dunia Perkebunan

Meskipun J.R. de Vreies sudah kembali ke Belanda, bisnis-bisnisnya di Bandung dan sekitarnya masih terus berlangsung melalui perkebunan-perkebunan yang dikelolanya.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Sebelum kembali ke Belanda, 26 Maret 1907, J.R. de Vries menyerahkan usaha Toko De Vries kepada Mevr. Ch. E. De Vries-Ploem dan J. Hulshoff, lalu kepada M.K. de Vries. (Sumber: De Preanger-bode, 2 April 1907)

8 Februari 2024


BandungBergerak.id – “Pesta besar kemarin bagi staf Firma J.R. de Vries untuk merayakan fakta bahwa toko ini yang dimulai di Bandung oleh J.R. de Vries selama 25 tahun. Paginya J.R. de Vries menyampaikan ceramah di hadapan para stafnya, di mana ia menguraikan secara singkat seluruh sejarah perjalanan usahanya. Ia terutama memuji kinerja mandor tua yang tetap loyal kepada De Vries selama 25 tahun dan menganugerahinya dengan arloji berantai serta uang 25 Gulden.”

Demikian berita De Preanger-bode edisi 2 April 1906. Bila koran tersebut menyebutkan kemarin itu artinya perayaan ke-25 tahun Toko De Vries terjadi pada 1 April 1906 yang juga berarti hari lahir Gemeente Bandung yang juga jatuh pada tanggal dan tahun yang sama. Angka 25 tahun juga menunjukkan J.R. de Vries mendirikan usahanya pada 1881 selepas bekerja sebagai agen untuk Toutlemonde & Co. Adapun yang disebut-sebut mandor tua adalah Pa Kromo, seperti disebut-sebut M.K. de Vries dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie (17 Maret 1939).

Sehabis perayaan itu, kegiatan J.R. de Vries masih tetap aktif dalam beberapa lini bisnis lainnya dan organisasi-organisasi yang diikutinya. Antara lain pada 20 Februari 1907, ia mengikuti rapat tahunan De Preanger Wedloop Societeit (PWS) di Concordia. Hasil rapatnya antara lain susunan pengurus baru PWS: G.A.F.I. Oosthout (ketua kehormatan); F.J.H. Soesman (presiden); D.F.S. Mulder, E.H. Hegning, M.K. de Vries (komisaris-bendahara), L.F.H.Bn. van Heeckeren; E. Evans, A.R.W. Kerkhoven, J. Vorkink, W.H. Staverman, J.H. van Blommesteia, Mr. E.C. Godée, E.J.Th. Gobée, J.F. Hildering, B. Vrijburg, J.R. de Vries, J.C. Voorduin, I.N. van Affelen van Saemsfoort, A.G.M. van Heumen, A.C.J. Kroesen, dan para bupati di Priangan (komisaris) (De Preanger-bode, 21 Februari 1907).

Memasuki Maret 1907 tersiar kabar kepergian J.R. de Vries sekeluarga ke Belanda. Hal ini antara lain diwartakan Sumatra-bode edisi 18 Maret 1907. Di situ dikatakan Kapal Laut Oranje akan berangkat dari Batavia ke Belanda pada 28 Maret 1907 dengan penumpang antara lain keluarga J.R. de Vries, B.J. Woesthöff, Nyonya de Haan dan tiga anak, Hamelin dan istri, Keluarga Scher, Keluarga A W. Dupont, Keluarga Vollemans, dan lain-lain.

Saya belum menemukan alasan di balik kepergian J.R. de Vries sekeluarga ke Belanda pada 28 Maret 1907 itu. Apakah ada kaitannya dengan urusan bisnisnya atau ada hubungannya dengan urusan keluarga semata, atau urusan keduanya? Saya belum menemukan titik terangnya. Barangkali inilah yang dimaksudkan salah satu keturunannya, Joyce Hoek-Pula, kepada saya. Katanya, “I found it a strange coincidence that JR de Vries left Bandung straight after (or just before) the opening of the new Department Store (is that true, that conclusion?)”.

Baca Juga: BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #12: Pengadilan, Surat Kabar Berbahasa Melayu Pertama di Bandung
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #13: Marten Klass de Vries, Keponakan Kepercayaan
BIOGRAFI JACOB ROELOF DE VRIES 1847-1915 #14: Komite Dana Pemakaman, Taman Bacaan Rakyat, dan Frobelschool

Kembali ke Belanda

Meskipun pendapat Joyce sebenarnya lebih menunjukkan tahun 1912, kala M.K. de Vries membuka “Warenhuis De Vries” pada 2 Februari 1912 (De Indische Mercuur, jrg 35, no. 11, 1912). Namun, bila demikian, sebenarnya pendapatnya keliru sebab saat itu yang memiliki usaha Toko De Vries bukan lagi J.R. de Vries, melainkan Maatschappij tot Voortzetting der zaken voorheen J. R. de Vries & Co sebagai penerus usaha J.R. de Vries sejak 1907. Artinya, memang sejak 1907 atau sekembalinya J.R. de Vries ke Belanda, usaha Toko De Vries tidak lagi berada di tangannya, melainkan pada keponakannya, M.K. de Vries.

Gelagat kepergian J.R. de Vries yang akan lama ditemukan dari pengumuman Notaris P. Vellema yang menyatakan bahwa berdasarkan dekrit No. 40 tanggal 26 Maret 1907, selama ketidakhadiran J.R. de Vries di Pulau Jawa, perwakilan umumnya telah ditunjuk untuk mengurus bisnisnya. Yang diberi wewenang adalah Mevr. Ch. E. De Vries-Ploem dan J. Hulshoff. Sementara dengan dekrit No. 42 yang ditunjuk sebagai kuasa usahanya adalah M.K. de Vries untuk mengurus manajemen bisnis tokonya (De Preanger-bode, 2 April 1907).

Dua bulan kemudian perusahaan penerus bisnis J.R. de Vries di Bandung dibentuk, yaitu Maatschappij tot exploitatie der zaken voorheen J. R. de Vries en Co. Perusahaan baru ini menurut berita De Locomotief edisi 10 Mei 1907 didirikan dengan terbitnya keputusan pemerintah tanggal 4 Mei 1907 (“Bij gouvernements besluit van 4 Mei 1907 is bewilliging verleend op de akte van oprichting der te Bandoeng [Preanger-Regentschappen] gevestigde naamlooze vennootschap Maatschappij tot exploitatie der zaken voorheen J, R. De Vries en Co”).

Menurut De Indische Mercuur, jrg 30, no. 28 (1907), pembentukan Maatschappij tot exploitatie der zaken voorheen J. R. de Vries en Co sudah diembarkan dalam Javasche Courant van 4 Juni 1907, No. 44. Kedudukan usahanya di Bandung. Tujuan usahanya adalah pengambilalihan dan pelanjutan bisnis yang dilakukan selama ini oleh J.R. de Vries di Bandung dan urusan niaga yang lebih luas. Durasi usahanya selama 50 tahun. Modalnya sebesar f. 100.000, yang dibagi menjadi 20 lembar saham seharga masing-masing f. 5000. Direkturnya adalah M.K. de Vries.

Lalu, apakah J.R. de Vries pernah kembali lagi ke Bandung dan berbisnis lagi? Saya pikir kemungkinan J.R. de Vries kembali lagi setelah kepergiannya ke Belanda tahun 1907 ke Bandung sangatlah besar. Mengingat bisnisnya di Priangan terbilang banyak, terutama dalam kaitannya dengan perkebunan di mana dia menjadi direktur, administrator, dan komisarisnya tidaklah sedikit. Karena setelah ia memperoleh konsesi Panglipoer Galih di Distrik Ujungberung Wetan sejak 3 Februari 1883, bisnisnya di bidang perkebunan terus bertambah.

Hal ini antara lain kentara dari adanya perusahaan Indragiri di Bandung. Sebagaimana yang tertulis dalam Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, Deel 2, 1896, manajemen Maatschappij Indragiri terdiri atas direktur direktur A.J. Ovink dan komisarisnya J. R. de Vries dan Joh. Fürth. Pada Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, Deel 2, 1898, susunan manajemennya berubah menjadi direktur Joh. Fürth, komisaris J.R. de Vries, penjabat direktur E.A.L. Halewijn, dan administraturnya Ch. E. A. Wollweber.

Mengelola Perkebunan

Sejak 6 November 1901, J. R. de Vries terlibat dalam pengelolaan Cultuur-Maatschappij Sedep yang didirikan di Amsterdam pada 6 November 1901 oleh Adolf Marius Joekes, Douwe van der Zee Jr, James van Overzee, Eduard Polak, Lollius van Beyma, Leonardus Theodorus Kleintjes, dan lain-lain (Nederlandsche Staatscourant, 9 Desember 1901). Sejak 1905 ia juga terlibat menjadi direktur Cultuur Maatschappij Tjikasso. Pembentukan perusahaan di Bandung ini diumumkan dalam Javasche Courant van 24 November 1905, No. 94. Garapan usahanya terletak di Distrik Kasawen, Afdeling Sukapura, Keresidenan Priangan berupa budidaya kopra dan lain-lain. Modal usahanya sebesar f. 100.000 yang terbagi menjadi 400 lembar saham seharga masing-masing f. 250. J.R. de Vries menjadi direkturnya, sementara C.E. Ploem dan M.K. de Vries menjadi komisarisnya (De Indische Mercuur, jrg 28, no. 52, 1905).

Sebagai salah seorang tuan perkebunan di Priangan (Preanger Planter), tentu saja J.R. de Vries terlibat dalam pendirian dan pengembangan organisasi-organisasi para tuan kebun. Ia terlibat dalam pembentukan Vereeniging van Kinaplanters (perhimpunan tuan kebun kina) di Bandung pada 9 Desember 1905 saat berlangsungnya rapat para direktur dan administratur perkebunan kina (Der Vergadering van Leden Der Combinatie van Kinaplanters en Belanghebbenden bij de Kinacultuur, gehouden te Bandoeng, op den 19en December 1905: Notulen, 1906).

J.R. de Vries juga menjadi agen atau perwakilan (haren vertegenwoordiger) Cultuur Maatschappij Tjikapoendoeng di Bandung (De Indische Mercuur, jrg 32, no. 17, 1909). Bisnisnya di dunia terus bertambah dengan didirikannya N.V. Cultuur Maatschappij Goenoeng Satria di Amsterdam pada 1912. Pendirian perusahaan ini diumumkan dalam Staatscourant van 11 Januari 1912, No.8. Modalnya sebesar f. 200.000 yang terbagi menjadi 400 lembar saham seharga masing-masing f. 500. Jajaran direksinya terdiri atas J. R. de Vries, J. Vorstelman dan J. Louet. Tujuannya adalah dengan memperoleh konsesi lahan dan budidaya tanaman di Hindia Belanda, kecuali di Surakarta dan Yogyakarta. Durasi usahanya hingga 31 Desember 1986 (De Indische Mercuur, jrg 35, no. 3, 1912).

Daerah usaha N.V. Cultuur Maatschappij Goenoeng Satria antara lain berada di Distrik Singaparna, Keresidenan Priangan. Menurut Staatsblad van Nederlandsch-Indie voor 1911 yang mengatur “Boschwezen. Uitbreiding van de boschreserve in het district Singaparna, residentie Preanger-Regentschappen” atau hutan di Singaparna, yang dijadikan batas sebelah selatannya adalah lahan yang disewa oleh J.R. de Vries melalui Cultuur Maatschappij Goenoeng Satria (“ten Zuiden: aan het voorloopig aan J. R. de Vries toegezegd erfpachtsperceel Goenoeng Satria”). Dalam Lijst van: I Particuliere Ondernemingen in Nederlandsch-Indië op Gronden door het Gouvernement Afgestaan in Huur (voor Landbouwdoeleinden) en Erfpacht etc (1915), diketahui bahwa Cultuur Maatschappij Goenoeng Satria didirikan pada 14 September 1911. Lahan sewanya ada di Singaparna. Di perkebunan tersebut J. R. de Vries menjadi “ondernemer” dan administraturnya.

Dengan demikian, meskipun bisnis Toko De Vries sudah diserahkan kepada keponakannya M.K. de Vries pada tahun 1907, bisnis-bisnis J.R. de Vries terus berlangsung di Bandung dan sekitarnya melalui perkebunan-perkebunan yang dikelolanya. Meskipun J.R. de Vries, misalnya, sudah bermukim di Belanda.

* Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Atep Kurnia, atau artikel-artikel lainnya tentang sejarah.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//