• Berita
  • Ziarah ke TPU Pandu Menandai Peringatan Satu Abad Perhimpunan Amatir Foto (PAF) Bandung

Ziarah ke TPU Pandu Menandai Peringatan Satu Abad Perhimpunan Amatir Foto (PAF) Bandung

Tradisi ziarah kubur merupakan kegiatan tahunan Perhimpunan Amatir Foto (PAF) Bandung. Klub ini didirikan oleh arsitek Charles Prosper Wolff Schoemaker.

Sejumlah anggota Perhimpunan Amatir Foto (PAF) ziarah di makam arsitek Belanda Charles Prosper Wolff Schoemaker di TPU Pandu, Bandung, Kamis, 15 Februari 2024. Schoemaker adalah pendiri klub foto tertua di Indonesia ini. (Sumber: PAF)*

Penulis Salma Nur Fauziyah22 Februari 2024


BandungBergerak.id - Preanger Amateur Fotograafen Vereeniging merupakan klub foto yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda di Bandung, 15 Januari 1924. Beberapa orang penggagas klub ini merupakan orang-orang tersohor di Technische Hogeschool Bandoeng yang kemudian berganti nama menjadi ITB. Klub ini merupakan cikal bakal lahirnya Perhimpunan Amatir Foto (PAF). Tanggal 15 Februari 2024 kemarin, PAF merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun dengan menjalankan ziarah kubur ke TPU Pandu.

Peringatan hari jadi PAF selalu diwarnai tradisi ziarah kubur. Hal yang unik dilakukan oleh klub fotografi. Soewignyo Kusnadi atau lebih dikenal dengan Kevin Yung, Ketua PAF periode ini, mengatakan tradisi ziarah “tidak banyak dilakukan oleh klub-klub foto lain”.

Beberapa anggota, pengurus, dan mantan ketua datang dalam acara ziarah ke makam arsitektur terkemuka pada zaman Hindia Belanda, yaitu Charles Prosper Wolff Schoemaker. Charles Prosper Wolff Schoemaker merupakan arsitek terkenal di zaman Hindia Belanda. Bangunan yang ia arsiteki memadukan kultur timur dan barat (art deco).

Beberapa bangunan karya Charles Prosper Wolff Schoemaker masih dapat dijumpai sekarang, seperti Gedung Merdeka, Villa Isola, hingga Masjid Cipaganti. Pada masa hidupnya, ia turut mendirikan perkumpulan foto ini bersama saudaranya dan Prof. Schermerhorn.

Di antara orang-orang yang datang, ada Ferry Rumambi mantan ketua PAF beberapa periode sebelumnya. Ketika Ferry menjabat Ketua PAF, klub foto ini baru memasuki usia 75 tahun. Selang 25 tahun, ia bersyukur masih mendapat kesempatan untuk berdoa dan nyekar di makam salah satu pendiri PAF.

“Saya tidak menyangka masih bisa menghadiri ziarah saat hari jadi ke-100 tahun PAF,” ungkap Ferry, dikutip dari siaran pers yang diterima BandungBergerak.id.

Tradisi ziarah PAF ke makam pendiri tidak hanya untuk melakukan doa atau tabur bunga. Kevin Yung menjelaskan, tradisi ziarah kubur bermakna menjaga ingatan tentang pendiri klub.

“Kalau kita tuh pasti, setiap tahun kita ada nyekar gitu-gitu. Supaya member tuh tahu siapa pendiri kita, gitu kan. Tanpa Schoemaker itu, gak akan ada PAF sampai hari ini,” jelas Kevin Yung, dalam sambungan telepon kepada BandungBergerak.id.

PAF tidak membatasai orang-orang yang ingin ikut bergabung dalam acara ziarah kubur tahunan ini. Siapa pun dapat mengikuti kegiatan ziarah meski bukan anggota klub.

Baca Juga: C. P. Wolff Schoemaker sebagai Arsitek dan Seniman, serta Keterlibatannya dalam Partai Sempalan
Sang Arsitek sebagai Objek Studi
Keterangan Arsitek Henri Menalda van Schouwenburg

Rangkaian Lomba Menyambut Hari Jadi ke-100 Tahun

Dalam rangka menyambut hari jadi ke-100 tahun, PAF turut menggelar beberapa perlombaan fotografi. PAF akan menyelenggarakan Salon Foto Indonesia (SFI) ke-44, serta beberapa lomba foto lainnya seperti Photolympic yang bekerja sama dengan toko perlengkapan fotografi DOSS.

“(Tahun) 2021, saya itu sudah mengajukan diri bahwa saya akan mengambil Salon Foto Indonesia pas di ulang tahun PAF yang ke-100,” ungkap Kevin.

Salon Foto Indonesia akan dimulai bulan Maret dan akan berakhir pada Mei mendatang. Penjurian akan dilaksanakan di pertengahan Mei hingga Juni awal. Penghargaan akan dilakukan tanggal 5-7 Juli, yang mencangkup acara lainnya seperti pameran foto hasil karya pemenang. Selebrasi PAF ke-100 pun akan diselenggarakan.

“Saya yakin gak akan diizinin sama pemerintah. Bikin keramaian pas baru beres pemilu, gitu kan,” ujar Kevin saat membicarakan kenapa selebrasi PAF tidak dilaksanakan pada tanggal 15 Februari lalu.

PAF kemudian akan menerbitkan buku berisi karya foto-foto anggota PAF dan perlombaan lainnya yang bekerja sama dengan pihak eksternal, salah satu dengan Photolympic.

“Nanti pas awarding night tanggal 6, paginya kita bikin acara dulu lomba foto. Photolympic itu lomba foto, kayak rally photo,” jelas Kevin.

Sejumlah anggota Perhimpunan Amatir Foto (PAF) ziarah di makam arsitek Belanda Charles Prosper Wolff Schoemaker di TPU Pandu, Bandung, Kamis, 15 Februari 2024. Schoemaker adalah pendiri klub foto tertua di Indonesia ini. (Sumber: PAF)*
Sejumlah anggota Perhimpunan Amatir Foto (PAF) ziarah di makam arsitek Belanda Charles Prosper Wolff Schoemaker di TPU Pandu, Bandung, Kamis, 15 Februari 2024. Schoemaker adalah pendiri klub foto tertua di Indonesia ini. (Sumber: PAF)*

Perhimpunan Amatir Foto (PAF)

Sejarah perjalanan klub foto amatir PAF di Hindia Belanda tertuang dalam sebuah artikel terbitan Kompas yang ditulis oleh Achmad Sunjayadi. Pada zaman itu, fotografer dianggap sebagai sebuah profesi jasa yang dianggap khusus. Hal ini disebabkan oleh perlengkapannya yang bikin repot, sehingga jasa ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertentu (kalangan orang-orang berduit). Meski tetap ada saja orang yang melihat fotografi sebagai hobi dan bukan sekadar mata pencaharian.

Kemajuan teknologi mendorong masyarakat, meski agak terbatas, untuk bisa mencicipi seni fotografi. Meski sempat membuat goyah profesi ini, kemunculan kamera Kodak bagaikan angin segar bagi para fotografer amatir.

Terbentuk tahun 1924 di Bandung oleh orang-orang tersohor dari Technische Hogeschool Bandoeng, menjadikannya salah satu klub foto tertua di Indonesia yang masih beregenerasi. Hal ini membuat sepak terjang PAF tidak bisa dibilang singkat.

Blog resmi PAF menjelaskan, saat Perang Dunia II meletus dan menjelang kependudukan Jepang, dunia fotografer amatir di Hindia Belanda mengalami masa-masa sendu. Meski begitu, PAF berhasil menyelenggarakan Salon Foto Internasional (Salon Foto Van Nederland-Indie) pertamanya pada tahun 1937 di Bandung.

Tahun berikutnya, tepat pada ulang tahun PAF ke-14, lomba salon foto bertaraf internasional tersebut kembali digelar dan diikuti oleh beberapa negara. Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda, seluruh kegiatan PAF dibekukan.

Baru pada tahun 1953 terjadi perpindahan tangan dari pihak Belanda kepada pihak Indonesia. Hal ini mengakibatkan perombakan nama dan logo. Preanger Amateur Fotograafen Vereeniging kemudian berganti nama menjadi Perhimpunan Amatir Foto (PAF). Klub Foto Indonesia yang merupakan bagian dari FIAP (International Federation of Photographic Art) ini juga merupakan pelopor dari terbentuknya Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia (FPSI).

Kini, PAF tetap berdiri dengan anggota yang bergabung dari berbagai macam latar belakang dan kota-kota di Indonesia. Untuk menjadi anggota, tidak ada persyaratan yang membatasi asal dan juga pekerjaan. Asalkan menyukai seni fotografi, siapa pun bisa mendaftar.

“Di kita banyak ibu-ibu, kok. Dokter juga banyak,” kata Kevin, seraya menambahkan anggota PAF juga ada yang masih berusia remaja.

PAF memiliki sejumlah kegiatan menarik, seperti pengadaan lomba foto tiap bulan dengan tema berbeda, hunting foto, dan workshop. Hunting foto dibagi menjadi tiga kegiatan berbeda, seperti hunting foto rutin setiap Selasa, hunting one-day trip, dan hunting akbar. Hunting akbar pun tidak hanya diselenggarakan khusus untuk para anggota PAF, tetapi sekaligus menggandeng komunitas fotografi lainnya.

“Kita justru ingin mempersatukan semua klub foto yang ada di Indonesia,” kata Kevin, saat membeberkan niatnya menggandeng klub-klub foto yang ada di Jawa Tengah ketika klub berencana hunting akbar ke Yogyakarta.

Satu abad bukanlah hal yang sebentar. Sebagai klub foto tertua di Indonesia, PAF memiliki harapan yang lebih dari sekedar terus beregenarasi.

“Saya berharap bahwa PAF itu sebagai klub foto tertua di Indonesia itu mampu tatp menjadi barometer fotografi nasional. Terus, kita bisa merangkul semua-semua klub foto di Indonesia untuk selalu bersatu. Jadi, gak terpecah belah,” ucap Kevin mengenai harapannya untuk PAF ke depannya. 

Jika ada yang berminat atau ingin mengulik informasi terkait PAF dapat mengunjungi website dan media sosial PAF atau datang ke Kantor Sekretariat PAF di Kompleks Banceuy Permai Kav. A-17 Bandung.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Salma Nur Fauziyah, atau artikel-artikel lain tentang Charles Prosper Wolff Schoemaker di Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//