RESENSI BUKU: Meninjau Ulang Konsep Manusia Ekonomi
Katrine Marçal dalam buku “Siapa yang memasak Makan Malam Adam Smith?” menunjukkan cara kritis memahami perempuan dan pekerjaan yang melekat dalam posisinya.
Penulis Laila Nursaliha10 Maret 2024
BandungBergerak.id – “Jika anda ingin memahami mengapa kita mengalami kenaikan ketimpangan ekonomi, anda harus memahami perspektif feminis dari ilmu ekonomi: Bagaimana Adam Smith memperoleh makan malamnya dan mengapa bermakna penting bagi ekonomi?” – Katrine Marcal
Sebuah pertanyaan perlu ditanyakan ketika konsep Homo Economicus (manusia ekonomi) yang dipopulerkan oleh penggemar Adam Smith sudah terlanjur mendarah daging selama berabad-abad. Konsep itu tumbuh dalam alam pikir laki-laki yang maskulin –bahkan non gender. Selama itu pula ekonomi mulai menafikan hal-hal yang bersifat feminin seperti perawatan, alam, dan kasih sayang sebagai penentu faktor dari perolehan ekonomi.
Buku ini mengupas tentang bagaimana konsep manusia ekonomi dengan dalil “invisible hand” berdampak. Dalam persepsi Adam Smith, teori Invisible Hand merupakan teori yang akan bekerja sendiri secara otomatis dan rasional. Seperti Apa yang tersedia di meja makan kita sepenuhnya adalah kerja rasional dan transaksional yang menguntungkan. Padahal, menurut Marçal, masih ada aspek lain yang diperlukan ketika berbicara mengenai distribusi suatu makanan.
Katrine Marçal mencoba menggambarkan mengenai hubungan antara pekerjaan apa yang dipandang tidak produktif. Salah satu faktor utamanya adalah karena dikerjakan oleh perempuan, atau sebaliknya: sebab karena pekerjaan perempuan sehingga tidak produktif.
Baca Juga: RESENSI BUKU: Memaknai Hidup yang Ramai Ini dengan Sepi
RESENSI BUKU: Mencari Makna Kehidupan dalam Dunia yang Sibuk
RESENSI BUKU: Mengapa Hantu-hantu Patriarki Dibunuh?
Kesetaraan Gender dalam Ekonomi
Semenjak ekonomi bergerak dengan melakukan saintifikasi, ekonomi dipandang sebagai Ukuran baik atau buruk ekonomi selalu diukur secara matematis. Dengan pola perilaku ini, maka aturan ekonomi lebih kepada game theory ataupun kepada ekonomi perilaku. Dengan kata lain, pemilik modal menghalalkan segala cara untuk memanipulasi berbagai perilaku manusia agar bisa menguntungkan dan menghasilkan uang.
Selama membaca buku ini, dalam 16 bab pembaca akan diajak mempertanyakan seperti apa manusia ekonomi? Apakah ia memang bisa dilakukan oleh segenap umat manusia? Bahkan laki-laki pun bukan manusia ekonomi. Lalu, sebenarnya apa dan bagaimana bentukan manusia ekonomi? Sampai saat ini pun belum memiliki jawaban yang pasti. Ia meniadakan aspek-aspek kemanusiaan. Manusia ekonomi menggambarkan manusia sebagai makhluk yang rasional, egois, dan pencari laba.
Tidak mengherankan, ketika melihat arus ekonomi hari ini lebih menekankan kepada kerakusan dan keserakahan manusia (economy of greed). Keserahakan manusia untuk menghasilkan uang sebagai insentif ekonomi. Mengumpulkan harta, dalam hal ini uang, menjadi sesuatu yang penting. Implikasinya adalah kerja-kerja yang menghasilkan uang menjadi sesuatu penting dan perlu dikejar. Padahal, menurut Pakar Ekonomi Islam, Prof. Ugi Suharto, sebenarnya maksud dari ekonomi adalah cukup.
Biasanya ketika mencari mengenai kesetaraan gender dalam ekonomi, maka yang ada adalah tatanan superfisial yang berbicara tentang jumlah keterlibatan perempuan dan hal-hal yang berkaitan secara langsung dengan perempuan. Buku ini, menyentuh aspek fundamental mengenai manusia ekonomi itu sendiri yang membentuk cara pandang manusia di dunia dan bekerja tentang ekonomi secara bertahun-tahun.
Melalui buku ini, bisa diketahui bagaimana semenjak ekonomi melalui proses saintifikasi dan bergantung kepada matematika mengendalikan dunia dan hasrat manusia. Bagaimana pula hasrat manusia dikaji untuk menghasilkan keuntungan ekonomi.
Marçal mencoba menjabarkan berbagai perspektif dengan data yang banyak dari berbagai negara dan perkembangan ekonomi sejak terbentuknya konsep manusia ekonomi dan cara-cara mengujinya. Sebab dengan latar jurnalis dan komentator ekonomi di surat kabar di Swedia, Marçal berhasil menyajikan berbagai macam kasus yang tersebar di dunia yang menghubungkan mengenai konsep manusia ekonomi dan keseharian kita. Baik yang disadari maupun tidak disadari.
Jurnalis perempuan asal Swedia itu, aktif mempertanyakan mengenai hubungan antara kerja ekonomi dan kerja perempuan. Berangkat dari hubungan kedua kerja ini juga, buku ini menjadi terlahir. Posisinya sebagai perempuan menambah kaya akan pengetahuan pengalaman praktis sebagai feminis. Hal ini bertentangan dengan pertama kali ilmu ekonomi pertama kali dibentuk yaitu oikos dan nomos, ilmu tentang rumah tangga. Masih menurut Prof. Ugi, hal itu karena ekonomi dipandang sebagai ilmu tata kelola rumah tangga. Tentang perilaku manusia yang perlu dikendalikan. Bukan mengamini segala macam keserakahan manusia.
Marçal merujuk buku Freakonomics. Premis utamanya sama, kritik terhadap kerja ekonomi yang meniadakan kerja feminin. Ia juga mulai mengkaji kerja seperti merawat dan kasih sayang dan hal-hal yang bersifat feminin serta pengasuhan dipandang tidak produktif karena tidak menghasilkan uang. Bisa ditebak apa yang terjadi? Anak-anak tidak terurus dengan baik sebab orang tuanya sibuk mencari sesuatu yang produktif: pekerjaan yang menghasilkan uang.
Buku yang Menggelitik
Setuju dengan komentar Margareth Atwood, Marçal menyajikan buku ini secara ringan dan jenaka. Sehingga sesekali pembaca bisa membayangkan cerita fiktif mengenai ekonomi dengan tersenyum tanpa mengerutkan dahi terlalu banyak.
Buku ini memantik bagaimana asal-usul dan secara general bahkan secara fundamental mengenai ilmu ekonomi. Tapi tetap menyentuh kepada akar masalahnya. Meskipun kurang begitu sistematis untuk pembaca awam di bidang ekonomi, namun kasus-kasus yang disediakan relevan dengan keadaan masa kini.
Kemudian pertanyaan yang kemudian muncul adalah, “Apa solusi untuk perempuan dan ekonomi? Apakah perempuan perlu kembali ke rumah atau tetap melakukan pekerjaan domestiknya dan membayar orang lain atau malah justru menuntut upah untuk dirinya sendiri?”
Sayangnya, buku ini tidak menyediakan solusi maupun jawaban yang pasti apakah perempuan harus kembali ke rumah ataupun perlu bekerja di luar seperti yang diharapkan oleh kaum industrialis. Tetapi, buku ini menunjukkan berbagai cara kritis memahami perempuan dan pekerjaan yang melekat padanya dalam posisinya.
Lebih dari sekedar mempertanyakan mengenai posisi pekerjaan perempuan dan femininitas, Jurnalis yang kini menjadi komentator soalan feminis dan ekonomi itu, mencoba memantik pemikiran pembaca untuk mengembalikan kepada konsep awal ekonomi modern: homo economicus. Berawal dari konsep manusia bagaimana yang akan menjadi tujuan sehingga kerja-kerja yang berhubungan dengan ekonomi tidak membuat manusia melampaui batas.
Di dunia yang dikendalikan oleh ekonom, buku yang memenangkan Internasional August Prize dan memenangkan the Lagercrantzen Award menjadi penting dibaca untuk melihat dan mempertanyakan kembali dunia yang sudah berjalan sesuai dengan hasrat-hasrat yang berkaitan dengan ekonomi. Dengan membaca buku ini, setidaknya kita perlu berpikir dan mengkritisi mengenai konsep manusia ekonomi yang selama ini menjadi acuan dalam teori ekonomi kita. Selamat membaca!
Satu lagi. Ternyata yang memasak makan malam Adam Smith adalah ibunya, Margaret Douglas. Adam Smith tidak memiliki istri. Sehingga kasih sayang ibunyalah yang menjadikan makanan itu terhidang di atas meja makan Adam Smith. Sekian.
Informasi Buku
Judul Buku: Siapa yang memasak Makan Malam Adam Smith?
Penulis: Katrine Marçal
Penerbit: Margin Kiri
Cetakan: 1 (Mei, 2020)
Jumlah Halaman: i-vii , 226 hlm.