BANDUNG HARI INI: Mang Ohle Coretan Didin D Basoeni Menjadi Perangko Seri Kartun Indonesia
Didin D Basoeni bukan kartunis pertama yang menggambar Mang Ohle. Namun ia seniman terlama yang menggambar sosok ikonik yang kritis di Pikiran Rakyat.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah13 Maret 2024
BandungBergerak.id - Tak ada momentum berharga dalam hidup ini yang bisa dilupakan, seperti apa yang dirasakan oleh kartunis Didin D Basoeni. Hari ini, tepat dua puluh empat tahun lalu, coretan tangan Didin berupa sosok ikonik Mang Ohle menjadi seri perangko edisi Indonesia Cartoon Character PT. Pos Indonesia.
“Senin, 13 Maret 2000, merupakan hari penting bagi Didin, yang sehari-hari bertugas sebagai Pemred SKM Mitra Bisnis,” tulis sastrawan dan budayawan Sunda Ajip Rosidi, dalam Apa Siapa Orang Sunda (2018), diakses, Rabu, 13 Maret 2024.
Didin D Basoeni bukanlah orang yang pertama kali bertugas menggambar Mang Ohle, sosok sederhana yang menjadi maskot pada surat kabar Pikiran Rakyat. Ajip Rosidi menjelaskan, kartunis di Pikiran Rakyat beberapa kali berganti personel. Didin mulai mendapat kepercayaan sebagai penggambar Mang Ohle semenjak tahun 1984.
“Ternyata, ia mampu mempertahankan karakter Mang Ohle sampai sekarang,” jelas Ajip Rosidi.
Mengenal Mang Ohle
Tokoh kartun Mang Ohle bukanlah hal yang asing bagi orang-orang yang sudah akrab dengan koran Pikiran Rakyat. Hadir setiap hari Sabtu dengan kostum khasnya, memakai sarung dan menggunakan peci. Mulut tokoh yang diberi nama Ohle ini seperti terlihat ‘gatal’ ingin menggomentari segala berita.
Ajip Rosidi menyebut penampilan Mang Ohle yang disertai teks singkat sebagai kartun editorial. “Semacam tajuk rencana dalam bentuk gambar,” sebut Ajip.
Mang Ohle digambarkan sebagai masyarakat Sunda yang bersahaja dan berwawasan luas. Diperkirakan ide ini muncul pertama kali sejak Pikiran Rakyat dipimpin Sakti Alamsyah.
“Entah dari mana Sakti Alamsyah mendapat ide nama Ohle. Sebagai pemimpin redaksi Pikiran Rakyat pada 1955. Mang Ohle diciptakan Sakti Alamsyah saat mencetuskan ide menampilkan tokoh yang dapat hidup di tengah masyarakat Sunda,” jelas jurnalis Pikiran Rakyat Yusuf Wijanarko dalam “Mang Ohle, Riwayatmu Kini dalam Di Sini Cerita Kami Titipkan: Kesaksian Jurnalis Pikiran Rakyat Dari Tengah Disrupsi (2020)”.
Yusuf Wijanarko menuturkan, kartun Mang Ohle sering muncul di tengah masyarakat pembaca Pikiran Rakyat yang menghadapi pelbagai isu sosial dengan kekhasanya melalui celoteh kritisnya. Mang Ohle sejak tahun 1967 hingga 1964 telah melewati cipta karya tangan berbagai perupa.
“Mang Ohle digambar oleh Sutedjo dengan nama pena Teddy MD yang dicantumkan dalam karyanya. Lalu ada Soewardi Nataatmadja dengan inisial SWD yang menggambar pada periode 1964-1982. Berikutnya ada T Sutanto dengan inisial TS pada periode 1982-1984,” jelas Yusuf.
Tahun 1984, selama beberapa bulan Tata Sukmara yang menggambar Mang Ohle. Kemudian sejak tahun 1985 Mang Ohle tampil digambar oleh DIND, nama pena dari Didin D Boseni. Didin sekaligus menjadi kartunis Mang Ohle paling lama, 32 tahun. “Dia menggambar hingga akhir hayatnya,” tulis Yusuf.
Menurut Yusuf, menggambar kartun Mang Ohle bukan hal mudah. Tidak gampang menampilkan Mang Ohle dengan karakter lucu dari sudut pandang rakyat jelata. “Mendesain cara Mang Ohle melontarkan kritik atau menyindir tanpa menyinggung adalah seni tersendiri,” ungkap Yusuf.
Berpulangnya Didin, Mang Ohle di wajah Pikiran Rakyat tetap eksis dan ditangani oleh beberapa kartunis, salah satunya dosen dan budayawan Sunda Hawe Setiawan dan design grafis Pikiran Rakyat Fian Afandi.
“Beda orang, beda pula guratan gambarnya. Meski tetap memetahui pakem anatominya,” kata Yusuf.
Baca Juga: BANDUNG HARI INI: Berdirinya Perkebunan Kina Friesland, Masihkah Bandung Menjadi Ibu Kota Kina?
Bandung Hari Ini: Kolom Asap Setinggi Dua Kilometer dalam Erupsi Tangkuban Parahu
Bandung Hari Ini: Lahirnya Oto Iskandar, Pahlawan yang Mati Dituduh Mata-mata
Perupa tak Mengantongi Ijazah
Jurnalis Pikiran Rakyat Yusuf Wijanarko menceritakan bagaimana awal mula Didin sebagai kartunis terlama menggambar Mang Ohle. Pada tahun 1984 ada kebijakan dari salah seorang Pimpinan HU Pikiran Rakyat untuk mengganti tukang gambar Mang Ohle dengan cara membuka kesempatan kepada sejumlah tukang gambar. “Namun, hasilnya tidak ada yang diterima,” tutur Yusuf.
Dari sanalah, tukang gambar Mang Ohle dipegang Didin. Didin sendiri bergabung di Pikiran Rakyat sejak 1972 dalam grup “PR”, Mitra Bisnis. Ketika bercerita kepada Yusuf, Didin mengatakan bahwa Mang Ohle sering juga tampil seminggu sekali di koran Mitra Bisnis.
Ajip Rosidi dalam buku Apa Siapa Orang Sunda (2018) menyebutkan, lelaki kelahiran Ciparay, 22 September 1943 ini aktif menekuni kegiatan menggambar dan menulis cerita pendek yang dimuat di koran atau majalah. Sering juga terlibat dalam ilustasi buku. Ini tak mengherankan karena ia pernah mengenyam bangku pendidikan di Jurusan Seni Rupa ITB.
“Meskipun tidak sampai mengantongi ijazah,” jelas Ajip Rosidi.
Sebagai orang media, Didin terlibat dalam keredaksiaan sejumlah media massa, seperti di majalah Sunda Langensari, Pitaloka, dan Mandala. Menurut Ajip Rosidi, dari tahun 1993 itulah Didin mendapat kepercayaan memegang Mitra Desa yang berubah menjadi Mitra Bisnis.
“Di dunia kewartawanan, Didin pernah menjadi pengurus Serikat Wartawan Olaharga (Siwo) PWI Jabar,” ucap Ajip Rosidi.
*Kawan-kawan dapat menikmati karya-karya lain Muhammad Akmal Firmansyah, atau juga artikel-artikel lain tentang Bandung Hari Ini