BUNGA-BUNGA DI GUNUNG BANDUNG RAYA #1: Dari Saliara hingga Soga
Berbagai tanaman bunga menjadi bagian keanekaragaman hayati di kawasan pegunungan. Ada yang bermanfaat untuk melindungi lahan, hingga bahan obat tradisional.
Gan Gan Jatnika
Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika
27 Maret 2024
BandungBergerak.id – Saat mendaki gunung banyak keanekaragaman yang bisa ditemui, baik itu keanekaragaman hayati, geologi maupun budaya. Hal-hal tersebut akan memberi nilai lebih jika kita memiliki ketertarikan terhadapnya.
Salah satu hal menarik yang termasuk keanekaragaman hayati adalah banyaknya spesies bunga yang biasa dijumpai dan tumbuh di kawasan pegunungan.
Berikut ini beberapa bunga yang sering dijumpai.
Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #52: Mendaki Gunung Batu Ciwidey, Menyusuri Dua Perkebunan Teh Bersejarah
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #53: Gunung Nini Ciparay dengan Pemandangan 360 Derajat nan Memikat dari Puncaknya
Bunga Saliara (Lantana Camara)
Salah satu bunga yang mudah ditemui hampir di semua gunung adalah bunga ini, bentuk dan warnanya khas. Di daerah Sunda selain dikenal dengan nama saliara, dikenal pula dengan nama katek atau tikotok, di daerah Jawa dikenal dengan nama tembelekan,
Saliara merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh tegak. Bunganya berwarna putih, kuning, merah, merah muda, dan jingga . Buahnya seperti buah buni yang berwarna hitam mengkilap jika sudah matang.
Tumbuhan ini juga memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Akarnya berkhasiat untuk pereda demam, penawar racun dan penghilang nyeri. Daunnya berkhasiat mengobati gatal-gatal dan mengempiskan bengkak. Sedangkan bunganya berkhasiat untuk menghentikan pendarahan.
(Sumber: Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem)
Puspa (Schima wallichi)
Pohon puspa merupakan pohon kayu yang bisa dimanfaatkan kayunya untuk berbagai keperluan seperti tiang bangunan atau perabotan rumah lainnya. Tingginya bisa mencapai lebih dari 12 meter.
Pohon ini juga memiliki nama lain yaitu cikoru atau cekru, ada juga yang menyebutnya sebagai medang gatal. Penamaan demikian karena ada miang (bulu halus) di balik bagian kulitnya, yang jika tersentuh kulit akan mengakibatkan gatal.
Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan Denmark yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya Kalkuta.
(Sumber : Wikipedia)
Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
Pohon kaliandra sangat mudah dijumpai di ketinggian 800-1.700 mdpl, biasanya tumbuh di lereng gunung. Bunganya ada yang berwarna merah, dan ada juga yang berwarna putih. Saat menyusuri jalan menanjak yang curam, seringkali batang pohon kaliandra menjadi pegangan yang sangat membantu.
Pohon ini memiliki banyak kegunaan yaitu untuk kayu energi, pakan ternak, pengontrol erosi dan perbaikan tanah karena kemampuannya mengikat nitrogen serta memproduksi seresah. Seresah adalah sampah-sampah organic yang berupa tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai sisa vegetasi.
(Sumber: Situs Desa Tepakyang Kebumen)
Hareuga (Biden pilosa)
Pohon ini memiliki nama lain yaitu ketul dan ajeran. Bunganya berwarna putih dan di tengahnya kuning.
Hareuga dapat dimanfaatkan terutama daun-daunnya digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Rebusan atau perasan daun dimanfaatkan untuk mengatasi batuk , angina (sakit dada), sakit kepala, demam, diabetes, sembelit, mencret, dll. Daunnya dapat dicampurkan dalam air mandi untuk menyembuhkan gatal-gatal dan nyeri reumatik
Di beberapa daerah di Jawa Barat, daun-daun dan pucuk ketul yang muda dikunyah sebagai obat sakit gigi. Pucuk yang dilayukan di atas api digunakan untuk mempercepat pematangan bisul.
Ciri lain dari tumbuhan ini adalah bunga keringnya yang seperti duri sering menempel pada pakaian.
Wedelia (Sphagneticola trilobata: wedelia)
Tumbuhan herba dengan bunga berwarna kuning yang tumbuh dan berbunga sepanjang tahun, alias tidak mengenal musim fungsi utamanya menjaga kesuburan tanah.
Nama wedelia diambil dari nama ilmiah, yakni Wedelia trilobata (L) Hitchc untuk menghormati Georg Wolfgang Wedel (1645-1721), profesor botani dari Jena, Jerman, yang menemukannya. Dikenal pula dengan nama Sphagneticola trilobata (L) Pruski .
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan wedelia sebagai upaya fitoremediasi bisa memulihkan tanah yang tercemar kadmium. Berbagai penelitian lainnya juga telah membuktikan jika tumbuhan ini toleran dan mampu menyerap logam berat seperti kadmium, kromium, tembaga, mangan, nikel, timbal, merkuri, dan seng dalam tanah. Sehingga tumbuhan ini berpotensi memulihkan kualitas tanah yang tercemar logam berat .
(Sumber: Forest Digest)
Orok-orokan (Crotalaria juncea)
Bunganya tampak menarik dilihat, berwarna kuning dan tersusun vertikal. Di daerah Sunda selain dikenal dengan nama orok-orokan, dikenal pula dengan nama bunga kekecrekan.
Tumbuhan ini bermanfaat sebagai penutup tanah dan pengembali kesuburan tanah.
Orok-orokan juga digunakan untuk membuat pupuk kandang, dan menghasilkan pupuk berkualitas baik karena jumlah nitrogennya yang tinggi. Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman tumpangsari pada tanaman serealia atau tanaman komersial lainnya.
(Sumber: housing.com)
Harendong (Melastoma malabathricum)
Bunganya berwarna ungu cerah dan pada daunnya terdapat bulu-bulu tipis, bagian batangnya berwarna kemerahan , sedangkan pohonnya tumbuh dengan tinggi sekitar 1 meter hingga 3 meter. Di beberapa daerah disebut juga dengan nama senduduk , ada pula yang menyebutnya dengan nama senggani.
Tanaman ini juga memiliki khasiat sebagai obat luka. Caranya, daun dikunyah, ditumbuk, dan dioleskan pada luka sebagai pasta, atau dicincang halus dan diperas. Air perasan dioleskan pada luka untuk menghentikan pendarahan. Sedangkan air rebusan daunnya dapat digunakan untuk mengobati luka bekas cacar dengan cara membasuh luka tersebut.
Selain itu juga dapat mengobati: Disentri & sakit perut. Daun muda dibersihkan kemudian dikonsumsi secara mentah. Sakit gigi: Air rebusan akar digunakan sebagai obat kumur.
Tanaman ini telah lama digunakan masyarakat lokal Indonesia maupun negara lain sebagai bahan pangan dan pewarna.
Selain harendong yang biasa, ada juga saudara kembarnya yang disebut dengan nama kemunting atau harendong sabrang (Rhodomyrtus tomentosa).
(Sumber: p2k.stekom.ac.id)
Kipait (Tithonia diversifolia)
Salah satu bunga berukuran besar yang sering dijumpai di gunung dan juga hutan tropis. Bunganya seperti bunga matahari yang kelopaknya berwarna kuning dan inti bunga berwarna jingga. Bunga ini disebut juga sebagai Mexican sunflower atau bunga matahari Meksiko karena berasal dari Negara Meksiko .
Sesuai dengan namanya yaitu kipait dipercaya bisa menurunkan kadar gula bagi penderita diabet. Menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga sangat bermanfaat bagi penderita diabetes atau kencing manis. Oleh karena itu, Kipait disebut juga sebagai tanaman insulin.
Bisa juga Mengobati gatal-gatal dan kudis, dengan cara merebus daun kipait kemudian air digunakan air mandi, sedangkan daun sisa digosokkan pada area yang gatal.
(Sumber: Wikipedia)
Kupea /Taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia)
Tanaman ini memiliki daun kecil, sempit dan berwarna hijau tua. Buahnya berupa kapsul yang berisi biji bulat kecil yang tumbuh sepanjang tangkai tanaman. Tanaman ini juga memiliki warna bunga yang beragam, tapi paling banyak ditemui adalah warna ungu dan putih. Tumbuh setinggi 30 - 50 cm sehingga masuk kategori tanaman penutup tanah (ground cover).
Mampu menyerap racun (polutan) dan CO2 di udara serta menghasilkan oksigen sehingga udara menjadi lebih segar.
Babadotan (Ageratum conyzoides)
Salah satu tumbuhan berbunga yang paling banyak tumbuh di hutan dan gunung, serta yang paling banyak dikenali oleh para pendaki karena bentuk bunganya yang khas, bahkan seringkali diplesetkan sebagai bunga edelweiss bagi yang belum tahu bunga abadi tersebut. Bunganya ada yang berwarna ungu da nada juga yang putih. Selain bunga yang khas, daunnya juga mempunyai aroma yang cukup menyengat.
Nama lain dari babadotan adalah bandotan, ada juga yang menyebutnya bedusan. Ternyata banyak manfaat dari tumbuhan ini, tidak hanya pada bagian daunnya saja, akar, dan bunga babadotan juga banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal.
Salah satu kegunaan daun babadotan adalah mengobati kulit yang terluka, dapat mempercepat proses pembelahan sel kulit yang baru.
Kandungan etanol dalam ekstrak daun juga akan memperkuat daya tarik antarjaringan kulit.
Selain itu, daun babadotan yang dioleskan pada kulit yang terluka juga mengandung kolagen. Dengan begitu, kulit yang terbentuk memiliki tekstur halus.
(Sumber: helosehat.com)
Jarong (Stachytarpheta jamaicensis)
Bunga yang sangat menarik dan bisa menarik perhatian para pendaki gunung ini memiliki nama lain, yaitu pecut kuda. Wajar saja karena kalau diperhatikan bentuknya memang bisa menyerupai sebuah pecut. Jarong sendiri merupakan tanaman yang memiliki bunga berwarna ungu atau ungu kebiruan, ada juga yang berwarna putih. Tanaman ini bisa berbunga sepanjang tahun, meski ada periode tertentu jumlah bunganya lebih sedikit.
Walau terlihat sederhana, tapi banyak manfaatnya, Salah satu manfaatnya sebagai obat tradisional untuk mengatasi radang tenggorokan.
Studi yang dilakukan Jurusan Teknologi Pangan, FPP Universitas Muhammadiyah Malang menunjukkan bahwa daun pecut kuda dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes yang menjadi penyebab penyakit radang tenggorokan.
(Sumber: cnnindonesia.com)
Soga (Peltophorum pterocarpum)
Tumbuhan berbunga anggun dan berwarna kuning ini mempunyai bentuk habitus pohon, dengan ketinggian batang mencapai ukuran 50 meter dan diameter batang mencapai 70 sentimeter. Buah berbentuk polong, tapi jika tua maka berwarna cokelat merah keunguan. Setelah tua buah akan pecah dan biji terlempar ke luar.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari pohon Soga adalah sebagai upaya rehabilitasi lahan kritis. Selain itu dengan sistem tajuknya yang rimbun, Soga dapat bermanfaat untuk perindang jalan dan tanaman hias di taman. Selain itu kulit batang bagian dalam dapat berfungsi sebagai pewarna alami, bisa digunakan sebagai pewarna coklat kekuningan pada batik tulis alami .
(Sumber: greeners.co)
Demikianlah tulisan tentang bunga-bunga di gunung bagian pertama, tentunya masih banyak bunga lainnya yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
*Tulisan kolom Bunga-bunga di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)