• Berita
  • Panitia Jumaahan Menggelar Doa untuk Almarhum Array, Komikus Mata Merah Bandung

Panitia Jumaahan Menggelar Doa untuk Almarhum Array, Komikus Mata Merah Bandung

Komikus dan aktivis zine Kota Bandung Heri Herdiansyah Suhandi alias Array berpulang. Dikenal banyak ide-ide segar dan mencintai komunitas.

Panitia Jumaahan menggelar acara Doa Bersama Mengenang Sosok & Karya Heri Herdiansyah Suhandi (Array) di Kedai Jante, Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut 2 Bandung, Jumat, 29 Maret 2024. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BanudungBergerak.id)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah2 April 2024


BandungBergerak.id - Mengulas Bandung Zine Fest tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan sosok-sosok penting di balik perhelatan media alternatif ini, salah satunya seniman komik Heri Herdiansyah Suhandi atau akrab dipanggil Array. Kini seniman Mata Merah Komix ini telah tiada. Ia meninggal dunia Senin, 25 Maret 2024.

Memaknai sosok sang seniman kelahiran tahun 1992 itu, Panitia Jumaahan menggelar acara “Doa Bersama Mengenang Sosok & Karya Heri Herdiansyah Suhandi (Array)” di Kedai Jante, Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut 2 Bandung, Jumat, 29 Maret 2024.

Kepergian Array bukan hanya kehilangan bagi komunitas komik di Bandung melainkan akademisi dan penulis asal Jepang, Risa yang turut hadir di acara Panitia Jumaahan.

“Mata Merah Komik, dia (Array) kasih beberapa karya kepada saya, beberapa karya waktu Bandung Zine Fest,” tutur Risa, saat ditemui BandungBergerak.id di acara Panitia Jumaahan.

Perkelanan Risa dengan Array dimulai tahun 2015. Peneliti asal Jepang ini fokus berkunjung pada kegiatan seni dan sastra yang mengusung do it yourself di Indonesia. “Waktu saya jalan-jalan berkunjung ke Yogya bertemu komunitas D.I.Y, teman-teman di Yogyakarta menyarankan kalau ke Bandung harus bertemu Array,” ujar Risa.

Perjumpaan dengan komunitas seni, musik, dan sastra di Indonesia menjadi hal yang baru bagi penulis asal negeri Sakura ini. “Sesudah itu pulang ke Jepang, pengalaman saya di Indonesia selalu terharu, saya sangat excited. Saya berbagi cerita di Indonesia, salah satu teman di Jepang, melakukan projects dokumenter DIY di Asia dan mereka sangat mau tahu komunitas DIY di Indonesia, termasuk mewawancari Array,” beber Risa.

Array mewarisi spirit untuk selalu teguh dengan apa yang dilakukan serta peduli terhadap komunitas. Menurut Risa, Array mengajarkan bahwa kita harus percaya dengan apa yang sedang dan harus dilakukan. Array juga sosok yang sangat peduli pada komunitas.

Baca Juga: BANDUNG ZINE FEST 2024: Orang-orang Muda Bertemu dalam Isu Konflik dan Penggusuran
Zine yang tak Lekang Ditelan Zaman
Zine bagi Orang-orang Muda Bandung

Di Balik Bandung Zine Fest

Penggiat zine Deden menuturkan bagaimana ide-ide segar dari Array berkontribusi pada awal-awal Bandung Zine Fest digelar tahun 2012. Di tahun ini Deden pertama kali bertemu almarhum.

Tahun tersebut geliat musik di Kota Kembang sedang ramai. Deden dan Array kemudian terlibat mengorganisir festival.

Flashback beberapa tahun ke belakang, saya bersama teman-teman Bandung Zine Fest, kita sebelumnya nongkrong sebagaimana lazimnya para penghobi musik. Teman-teman di Balkot, almarhum punya band. Kita intensif berkomunikasi. Dari mulai situ, kita mulai tukeran nomor kontak, langsung ke 2012 karena kita sudah mengenal secara personal,” tutur Deden.

Festival zine merupakan mimpi Array yang terwujudkan. Menurut Array, kata Deden, festival ini harus diorganisir oleh teman-teman komunitas yang ada di Bandung.

Ketika teman-teman komunitas merasa buntu memikirkan cara mengundang peserta dan pengunjung, Array hadir dengan saran-saran segarnya. Ia mengusulkan agar panitia membagikan selembaran Bandung Zine Fest di Car Free Day Dago, membuat pemetaan.

Deden mengenang pertemuan terakhir dengan Array ketika berjumpa di helatan festival zine Jakarta. “Bertemu di Jakarta Zine Fest. Dia coba memetakan bagaimana di tengah belantara Jakarta, dan membuka banyak akses teman-teman di sana,” kenang Deden.

Helmi, salah satu pegiat zine, menuturkan di Bandung Zine Fest 2024 Array terlibat dan menjadi pembicara. Array mengusulkan agar membuat website Bandung Zine Fest yang menghimpun zine dari mana saja.

“Itu ide pertamanya dari Array, itu saya sampaikan ke teman-teman,” beber Helmi yang menjadi panitia Bandung Zine Fest 2024.

Kehilangan Array dirasakan juga dari teman sealmamater di Universitas Pendidikan Indonesia. Rico Obos menyebutkan, Array merupakan sosok penuh ide. Ide-idenya banyak yang terwujud maupun mengguap.

“Kalau di mata saya, energik dan selalu banyak ide, sampai-sampai punya ide banyak ide mengguap dan tidak kejadian, kita mungkin selanjutnya yang mewujudkannya,”ujar Obos.

Rico Obos yang juga komikus mengatakan, perkenalan dengan Array dipelantarai komik. Dari sana perkawanan dengan pemilik instagram matamerahcomix itu terjalin lama.

“Saya dekat di Array sama-sama senang komik. Saya bikin komik nakal dengan beberapa kawan, Array gabung sebagai tim konak juga. 2013-2014 kita bikin pameran, itu nama pamerannya bordung, setelah pameran itu kita bikin komunitasnya bordung,” ungkap Rico.

*Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain dari Muhammad Akmal Firmansyah, atau artikel-artiikel lain tentang Bandung Zine Fest

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//