• Kolom
  • PAYUNG HITAM #31: Kota ini Mau Juara?

PAYUNG HITAM #31: Kota ini Mau Juara?

Berdirinya PT PBB membuat Persib dikelola dan diurus oleh segelintir orang yang memiliki modal besar. Sejak itu hubungan bobotoh dan Persib tak lagi sama.

Rizki Fauzan

Pegiat Aksi Kamisan Bandung

Sepak bola. (Foto: Ilustrasi oleh Arfan Audryansyah)

30 Mei 2024


BandungBergerak.id – “Juara! Juara! Juara!” teriakan ribuan bobotoh setelah Persib mengalahkan Madura United pada final leg 1 Liga 1 2024. Sontak berbagai ruas jalan di Kota Bandung dipadati oleh konvoi ribuan kendaraan bobotoh yang merayakan kemenangan ini, satu langkah lagi Persib menjadi juara Liga 1.

Kegembiraan bobotoh ini tentu sebagai wujud dari kerinduan mereka terhadap prestasi Persib yang telah puasa gelar selama 1 dekade dalam kompetisi teratas di Indonesia. Sejak Persib memastikan diri masuk ke babak semifinal di berbagai gang-gang, pos ronda, lapang olahraga kampung hingga di berbagai cafe selalu diramaikan dan mengadakan acara nonton bareng. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa bahkan lanjut usia, ojol, pelajar, laki-laki & perempuan, semua kalangan berkumpul bersama untuk menonton tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini berlaga.

Namun, langkah Persib pada kompetisi Liga 1 kali ini tak berjalan mudah banyak rintangan dan gejolak yang muncul bukan hanya dari dalam tubuh Persib itu sendiri namun juga hubungan mereka dengan bobotoh yang sempat memanas karena ulah manajemen Persib itu sendiri.

Baca Juga: PAYUNG HITAM #28: Menuju Mahkamah Rakyat Luar Biasa, Menggugat Rezim Presiden Jokowi dan Kroni-kroninya
PAYUNG HITAM #29: Babak Baru Dago Elos
PAYUNG HITAM #30: Brutum Amor Fati

Modern Football Sungguh Menyebalkan!

Manajemen Persib beberapa tahun terakhir seperti kelaparan dan mencoba berbagai cara untuk melebarkan gurita bisnisnya dan mendapatkan pemasukan sebesar-besarnya. Manajemen memanfaatkan fanatisme bobotoh untuk meraup uang dari saku bobotoh.

Fanatisme bobotoh memang tak perlu dipertanyakan lagi, “kujual baju-celanaku untuk menonton permainanmu” penggalan lirik dari lagu Pas Band –Aing Pendukung Persib. Sadar dengan potensi ini, mata manajemen-pun tak ingin menyiakan kesempatan untuk meraup uang dari fanatisme bobotoh.

Berbagai aturan pun dibuat untuk manajemen dalam upaya meraup keuntungan sebesar-besarnya. Untuk dapat menonton pertandingan semifinal & final kemarin saja bobotoh diberi syarat aneh yaitu hanya bobotoh yang sudah menonton pertandingan Persib sebelumnya sebanyak 5 kali yang diprioritaskan mendapat tiket semifinal & final.

Hubungan Persib dan bobotoh tak hanya sekedar pendukung dan tim yang didukung. Persib sebagai satu tim sepak bola nyatanya telah menjadi sebuah identitas yang erat bagi orang Bandung bahkan Jawa Barat. Hubungan ini yang menjadinya bobotoh memiliki keterikatan yang begitu erat dengan Persib, yang nyatanya hari ini oleh manajemen Persib coba dilepaskan dan dijauhkan.

Bobotoh sejak dahulu kerap menyuarakan kritik dan masukannya untuk keputusan yang akan diambil oleh Persib termasuk memilih pelatih & pemain, tak jarang bobotoh melakukan demonstrasi untuk menyuarakan tuntutannya ke dalam tubuh Persib. Hal yang mungkin hari ini sangat sulit dilakukan oleh bobotoh, manajemen memilih menjadi buta & tuli terhadap kritik dan masukan yang disampaikan.

Hubungan bobotoh & Persib kian merenggang karena manajemen tak ingin mendengar dan menerima berbagai masukan dari bobotoh secara terbuka. Di hadapan manajemen Persib hari ini, bobotoh tak ubahnya angka dan lumbung uang yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Kota ini Mau Juara?

Keterikatan bobotoh dan Persib bisa diterjemahkan karena dahulu Persib didanai oleh APBD yang menjadikan bobotoh merasa turut menghidupi Persib dengan pajak yang mereka berikan.

Sejak era sepak bola modern dan berdirinya PT PBB yang menandai Persib tak lagi didanai oleh APBD membuat Persib dikelola dan diurus oleh segelintir orang yang memiliki modal besar. Sejak saat itu pula hubungan bobotoh dan Persib tak lagi sama.

Pengotak-ngotakan kelompok bobotoh pun dilakukan oleh manajemen Persib yang semakin menjauhkan hubungan bobotoh dan Persib yang telah terjalin puluhan tahun lamanya. Bobotoh yang kerap mengkritik manajemen Persib disingkirkan dan dianggap sebagai perusuh, sementara bobotoh yang ikut berbagai program yang dibuat oleh manajemen sering dijadikan sapi perah dengan iming-iming berbagai kemudahan akses. Dititik ini Persib bukan lagi milik warga Bandung dan Jawa barat pada umumnya.

Kini Persib selangkah lagi merengkuh gelar juara Liga 1 2024 setelah puasa gelar selama 1 dekade. Dengan catatan manis ketika merengkuh gelar juara di luar Jawa Barat, rasanya puasa gelar ini akan segera diakhiri. Namun, benarkah kota ini mau juara? Atau justru para pemilik PT PBB lah yang akan juara?

*Tulisan kolom PAYUNG HITAM merupakan bagian dari kolaborasi antara BandungBergerak.id dan Aksi Kamisan Bandung

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//