RESENSI BUKU: Menyelaraskan Hubungan Batin Manusia
Robert Frager dalam buku Sufi Psychology (2023) menawarkan pandangan untuk memahami agama bukan sebagai alat penghakiman terhadap kondisi mental seorang manusia.
Penulis Laila Nursaliha8 Juni 2024
BandungBergerak.id – “Hati menyimpan kecerdasan dan kearifan kita yang terdalam. Ia lokus makrifat, gnosis, atau pengetahuan spiritual. Cita-cita para sufi adalah menumbuhkan hati yang lembut dan penuh kasih sayang, dan juga menumbuhkan kecerdasan hati.” – Robert Frager.
Tren kesehatan mental meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selain meningkatnya jumlah pengidap gangguan mental, semakin banyak pula manusia yang rentan mengalami gangguan mental. Sepertinya, kesadaran akan kesehatan mental belum berbanding lurus dengan kesadaran untuk mengenali diri dan hakikat dirinya sendiri secara utuh. Salah Satunya adalah pendekatan spiritual.
Akibat pengaruh dari metode ilmiah yang sangat material, menjadikan unsur spiritual jarang dibahas. Sejak 1970-an, mulai muncul cabang psikologi transpersonal yaitu cabang psikologi yang membahas mengenai spiritual dan transendensi. Jika membahas aliran ini, maka akan dinisbatkan kepada William James sebagai bapak psikologi aliran transpersonal. Termasuk Robert Frager yang mendalami aliran spiritual ini sebab ia banyak membahas mengenai spiritualitas Islam, dan kebijaksanaan Islam.
Sekurang-kurangnya, Frager mengemukakan sembilan poin perbedaan cara pandang dan asumsi antara psikologi sufi dan psikologi barat. Poinnya terdiri atas asumsi unsur manusia yang dipakai oleh psikologi barat, rasionalisasi, puncak kesadaran tertinggi dan unsur-unsur penting di dalamnya. Dalam bahasan lainnya, dikemukaan secara lebih detail dan teknis ketika membahas unsur-unsur dalam psikologi sufi.
Baca Juga: RESENSI BUKU: Pembentukan Seorang Manusia, dari Keluarga Menjadi Sebuah Sejarah
RESENSI BUKU: Kisah Kakek Tua Berburu Macan Kumbang dan Kerusakan Hutan Kita
RESENSI BUKU: Alternatif Belajar Sejarah yang Menyenangkan
Manusia Sebagai Makhluk Spiritual
Pakar sekaligus sensei Aikido –sebuah seni bela diri ala Jepang– ini, membagi bagian buku delapan bab dari mulai bagian yang paling fundamental, bagaimana teori ini terjadi hingga bagaimana cara mempraktikkannya. Tentu saja, pendekatan yang digunakan oleh Frager adalah pendekatan psikologi spiritual. Sebab, segmentasi manusia yang merupakan makhluk spiritual tidak bisa diselesaikan hanya dengan aspek materi diri dan kerja tubuh. Tapi juga ada hal lain yang bernama jiwa dan ruh. Inilah yang dibahas secara menyeluruh antara keterkaitan pendekatan timur dan barat.
Meskipun Frager beberapa mengkritik konsep psikologi barat seperti beberapa kali menyinggung bagaimana landasan psikologi behavioristik berkembang. Dengan usaha adilnya ia tempatkan secara proporsional dalam psikologi sufi pada bagian ruh nabati dan ruh hewani. Karena memang tidak dapat dipungkiri, bahwa masing-masing unsur dalam manusia berpengaruh ke dalam keseluruhan hidup manusia. Serta bahasan dari psikologi behavioristik yang banyak dipakai oleh barat, hanya mengupas sebagian dari pengetahuan tentang manusia.
Syekh Ragip Al-Jerrahi, begitulah panggilan Robert Frager dalam komunitas sufinya membawa konsep sufi ke dalam bukunya. Menurutnya, manusia memiliki beberapa jenis ruh. Di antaranya adalah ruh mineral, ruh nabati, ruh hewani, ruh pribadi, ruh insani, ruh rahasia, ruh maha rahasia. Ruh mineral merupakan ruh paling dasar yang terletak pada kerangka. Ruh Nabati terletak pada jantung dan terkait dengan sistem pencernaan. Ruh hewani terletak pada jantung dan berhubungan dengan peredaran darah. Ruh pribadi terletak pada otak dan terkait dengan sistem syaraf. Roh insani adalah hati spiritual. Ruh rahasia adalah bagian dari diri yang mengingat Tuhan. Ruh rahasia adalah mencakup sesuatu yang benar-benar transendental, melampaui ruang dan waktu.
Ruh yang telah dijelaskan oleh Frager memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Bukan menjadi hierarki yang menjadikannya saling meniadakan. Ia pula mengadopsi metafora kereta kuda untuk menggambarkan keseimbangan masing-masing ruh yang dimiliki manusia. Tujuan dari psikologi sufi ini bukanlah menafikan satu ruh atas ruh yang lain, namun terciptanya keseimbangan dari masing-masing ruh. Ketika satu tidak seimbang dan tidak memiliki hubungan, maka hidup manusia berjalan dengan tidak lancar.
Frager meminjam metafora sufi berupa kereta kuda yang menyamakan ruh-ruh itu berdasarkan fungsinya. Ruh mineral adalah rangka dan as roda dari kereta kuda. Ruh tumbuhan adalah badan dari kereta kuda tersebut. Ruh hewani adalah kudanya, dan ruh pribadi adalah pengendaranya. Ruh insani, ruh rahasia, dan ruh maha rahasia dipadukan menjadi pemilik yang duduk di dalam kereta kuda tersebut. Tujuan dari kereta kuda tersebut adalah kerja sama antar unsur untuk menjadikan semuanya berfungsi dengan baik dan membawa pemiliknya yang sehat dengan selamat.
Latihan Sufi
Frager melengkapi buku ini dengan seperangkat latihan di setiap babnya. Bukan hanya penjelasan mengenai komponen manusia, tetapi pembaca juga didorong untuk menemukan bagian-bagian jiwanya yang sesuai dengan eksplorasi pendekatan sufistik. Di antara latihannya adalah latihan sufi, praktik psikospiritual. Metode tasawuf ini bisa digunakan sebagai Metode penyembuhan jiwa. Praktik ini bermacam-macam seperti berpuasa, mengasingkan diri, adab/berperilaku baik, melakukan pelayanan (berkhidmat), mengingat tuhan, dan mengingat mati.
Frager menulis buku ini pada tahun 1999. Namun baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2013, diterbitkan oleh penerbit zaman dengan judul Obrolan Sufi. Robert Frager pun sempat datang ke Indonesia dan melihat bahwa masyarakat Indonesia merupakan sufi alami. Di barat sudah banyak bahasan psikologi yang berhubungan dengan sufi.
Melalui Frager, pemahaman agama bukan dipandang sebagai alat penghakiman terhadap kondisi mental seorang manusia. Agama, dalam buku ini ajaran sufi, membawa manusia untuk mengenali dirinya sendiri serta mengenal Tuhannya. Sebab, ada bagian lain yang bersifat transenden yang tidak dapat dijangkau oleh materi dan akal manusia. Pengalaman-pengalaman spiritual inilah yang bisa membawa manusia pada taraf yang lebih tinggi dan mampu mendidik jiwanya dengan baik dan benar.
Berkebalikan dengan psikologi barat yang cenderung lebih individualis, psikologi sufi ini menuju kepada peniadaan “aku” dalam dunia ini dan melakukan penyerahan diri kepada Tuhan. Sebab, salah satu bentuk tertinggi dari jiwa manusia adalah berserah diri kepada Tuhannya. Segala bentuk realisasi perilaku dan penyeimbangan batin manusia bukan hanya untuk manusia itu sendiri dan kehidupannya di dunia, namun juga untuk aspek transendensi, hal-hal yang lebih tinggi dan kehidupannya di akhirat.
Informasi Buku
Judul Buku: Sufi Psychology
Penulis: Robert Frager, Ph.D
Penerbit: Qaf Media
Cetakan: I, Juli 2023
Jumlah halaman: 371 hlm.
*Kawan-kawan dapat menikmati tulisan-tulisan lain Laila Nursaliha, atau membaca artikel-artikel lain tentang Resensi Buku