• Narasi
  • Perjalanan Mengoleksi Karya Ajip Rosidi, Sebuah Memoar

Perjalanan Mengoleksi Karya Ajip Rosidi, Sebuah Memoar

Ajip Rosidi adalah sosok yang memiliki kontribusi besar dalam dunia sastra dan budaya Indonesia. Karyanya memperkaya wawasan dari berbagai perspektif kehidupan.

Didin Tulus

Penulis penggiat buku, editor buku independen CV Tulus Pustaka. Tinggal di Cimahi.

Bersama Ajip Rosidi. (Foto: Dokumentasi Didin Tulus)

12 Juli 2024


Bandung Bergerak.id – Pagi ini baru saja selesai mengantar anak dan istri ke sekolah. Dalam perjalanan pulang dengan motor, pikiranku melayang ke masa-masa ketika saya sering blusukan ke toko-toko buku dan pameran buku di berbagai kota.

Saya selalu menyempatkan diri untuk mencari buku di stan teman-teman yang menarik perhatian. Pikiran saya saat itu, siapa tahu saya bisa menemukan karya Ajip Rosidi. Ternyata benar.

Di salah satu stan, saya menemukan dua jilid buku "SALIM, Pelukis Indonesia yang Tinggal di Paris" yang ditulis oleh Ajip Rosidi. Buku tersebut tersedia dalam dua bahasa, Perancis dan Indonesia. Tanpa ragu, saya membeli empat set buku tersebut.

Kesempatan seperti ini jarang datang; harga buku sedang murah dan kebetulan saya memiliki uang. Meskipun sebenarnya uang itu adalah jatah untuk makan sehari-hari, saya merasa pembelian ini penting.

Mengapa saya membeli banyak? Pertama, saya ingin membagikannya kepada teman-teman dan juga perpustakaan Ua Sasmita di Bandung.

Satu set buku "SALIM" saya berikan kepada Teddi Muhtadin, sekaligus memberikan buku "Mereka yang Dilumpuhkan" karya Pramoedya. Di pasar online, buku-buku karya Pram dijual dengan harga yang sangat mahal. "Mereka yang Dilumpuhkan" saja dibanderol Rp 500 ribu. Wadow!

Buku  SALIM, Pelukis Indonesia yang Tinggal di Paris karya Ajip Rosidi. (Foto: Dokumentasi Didin Tulus)
Buku SALIM, Pelukis Indonesia yang Tinggal di Paris karya Ajip Rosidi. (Foto: Dokumentasi Didin Tulus)

Baca Juga: Menggali Warisan Ajip Rosidi
BUKU BANDUNG (25): Si Pucuk Kalumpang, Dongeng Sunda Buhun dari Ajip Rosidi
Benang Merah Ajip Rosidi, Hasan Mustapa dan Pantun Sunda

Karya-karya Ajip Rosidi

Dalam perjalanan panjang saya mengoleksi dan membaca karya-karya Ajip Rosidi, awalnya tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk menulis buku tentang Ajip. Namun, banyak teman yang menyarankan dan mendorong saya untuk menuliskan pengalaman-pengalaman saya dalam mencari karya-karya Ajip.

Pada awalnya, saya merespons saran tersebut dengan malas-malasan. Saya bukan tipe orang yang bisa menulis cepat. Namun, pada penghujung tahun 2017, saya mulai serius mengumpulkan tulisan tentang Ajip.

Tema yang saya kumpulkan pun berbeda. Kalau dulu saya hanya mengumpulkan buku karya Ajip, sekarang saya mengumpulkan tulisan tentang Ajip, apa pun bentuknya. Hampir dua tahun saya mencari dan mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut.

Perjalanan ini akhirnya membuahkan hasil saat peresmian gedung perpustakaan Ajip Rosidi di Bandung. Saya meluncurkan buku berjudul "Membaca Dunia Ajip", sebuah bunga rampai yang meliputi surat, esai, catatan, dan wawancara Ajip. Buku ini diterbitkan oleh Epigraf dan Rumah Baca Ajip Rosidi.

Saya masih ingat dengan jelas kata-kata nyinyir seorang pengarang yang bertanya, "Keur naonlah ngoleksian Ajip (Buat apa mengoleksi karya Ajip)?” Dengan tenang saya menjawab, "Ah, hanya untuk bacaan sendiri saja." Namun, dalam hati saya tahu bahwa perjalanan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam.

Bagi saya, mengoleksi karya Ajip Rosidi bukan hanya soal memiliki buku-buku fisik. Ini adalah perjalanan intelektual dan emosional. Ajip Rosidi adalah sosok yang memiliki kontribusi besar dalam dunia sastra dan budaya Indonesia. Karya-karyanya tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga membuka mata dan hati saya terhadap berbagai perspektif kehidupan.

Buku Membaca Dunia Ajip karya Didin Tulus terbitan Epigraf dan Ruma Baca Ajip Rosidi. (Foto: Dokumentasi Didin Tulus)
Buku Membaca Dunia Ajip karya Didin Tulus terbitan Epigraf dan Ruma Baca Ajip Rosidi. (Foto: Dokumentasi Didin Tulus)

Bertemu Banyak Orang

Mengoleksi karya Ajip Rosidi juga membawa saya bertemu dengan banyak orang baru dan menambah jaringan pertemanan. Dari teman-teman sesama kolektor hingga para akademisi dan pecinta sastra, semuanya memberikan warna dalam perjalanan saya. Setiap buku yang saya temukan memiliki kisahnya sendiri, dari bagaimana saya menemukannya hingga cerita di balik buku itu sendiri.

Saya juga belajar banyak dari proses ini. Kesabaran, ketekunan, dan kecintaan terhadap sastra adalah hal-hal yang terus mendampingi saya. Mengoleksi karya Ajip Rosidi telah menjadi bagian dari hidup saya, sesuatu yang tidak bisa saya lepaskan begitu saja.

Kini, ketika saya melihat rak buku di rumah yang penuh dengan karya Ajip Rosidi, ada perasaan bangga dan puas yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Setiap buku adalah saksi bisu dari perjalanan panjang dan penuh arti. Perjalanan ini mungkin belum selesai, dan saya yakin masih banyak karya Ajip yang menunggu untuk ditemukan dan dinikmati.

Dalam setiap halaman buku Ajip Rosidi, saya menemukan inspirasi dan semangat untuk terus belajar dan mencintai sastra. Dan bagi saya, itulah makna sejati dari mengoleksi karya Ajip Rosidi.

*Kawan-kawan dapat membaca tulisan lainnya tentang sastra

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//