• Berita
  • Hari Pertama Sekolah di SLB Negeri A Pajajaran

Hari Pertama Sekolah di SLB Negeri A Pajajaran

Wyataguna kini menjadi tempa rehabilitasi bagi ODGJ atau ODGM. Pihak SLB Negeri A Pajajaran Bandung berharap ada penyekatan dengan kawan-kawan difabel.

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Prima Mulia16 Juli 2024


BandungBergerak.idHilya membimbing sejumlah murid baru masuk ke dalam satu ruangan pada hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SLB Negeri A Pajajaran, Bandung, Senin 15 Juli 2024. Guru sekaligus Ketua MPLS SLB di komplek Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra Wyataguna ini sibuk mengatur posisis duduk murid tingkat SD, SMP, dan SMA, dalam satu ruangan.

“Jumlah murid baru yang masuk tidak menentu, ini saja masih terus bertambah, kan ada kelas jauh juga. Ada lima titik kelas jauh yaitu di Pajajaran, Sam'an, Lembang, Moh Toha, sama Batununggal. Jumlah sementara sekarang 97 murid baru, paling banyak tingkat SD," jelas guru berusia 48 tahun tersebut, kepada BandungBergerak.

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Hari pertama MPLS diisi dengan pengenalan murid dan pemberian materi-materi dari beberapa guru. Beberapa murid perempuan terlihat merekam paparan materi dari guru dengan ponsel mereka. Masa orientasi murid terkonsentrasi di ruang kelas di depan lapang utama sekolah. Sejumlah orang tua menunggu di selasar kelas, sebagian lagi ikut masuk ke kelas untuk menemani anak-anaknya yang masih pemalu.

Saat jeda istirahat, murid-murid boleh membuka bekal makanan dan minuman yang mereka bawa sambil berbincang dengan kawan-kawan barunya. Saat jeda istirahat BandungBergerak menyusuri lorong-lorong kelas yang sepi di bagian belakang komplek sekolah.

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Berdekatan dengan asrama-asrama yang dulunya dihuni kawan-kawan disabilitas netra sebelum akhirnya semua asrama harus dikosongkan atas perintah Kementerian Sosial. Beberapa plafon terlihat bolong-bolong. Di dinding-dinding dekat pintu masuk masing-masing kelas menempel kertas print dilaminating bergambar wajah dan nama murid beserta wali kelasnya.

Di ujung lorong terlihat seorang perempuan berjalan menapaki tegel-tegel bertekstur pemandu jalan para disabilitas netra. Perempuan itu penampilannya terlihat kurang terawat, pandangan matanya kosong. Dia terus melihat ke depan, saat mendengar suara rana kamera yang agak berisik ia berhenti melangkah, matanya menatap tajam ke kamera.

Guru memberi materi pada murid baru saat MPLS di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Guru memberi materi pada murid baru saat MPLS di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Perempuan bermata kosong itu berpapasan dengan dua orang perempuan lain berpakaian berseragam, ia mengikuti langkah mereka lalu berhenti dan kembali pandangannya mengarah ke kamera. Tatapannya masih kosong. Saya baru tahu jika perempuan itu adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) setelah bertanya pada seorang pegawai yang kebetulan berpapasan di selasar kelas.

Ternyata asrama-asrama yang dulu dihuni kawan-kawan difabel netra saat ini diperuntukkan oleh ODGJ dan tunawisma. Saya segera kembali ke kelas MPLS. Saat itu murid-murid tingkat SD sudah boleh pulang. Satu per satu mereka keluar kelas, orang-orang tua mereka sudah menunggu di selasar. Kecuali murid tingkat SMP dan SMA masih harus mengikuti beberapa materi MPLS.

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

BandungBergerak menemui Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SLB Negeri A Pajajaran Y Tri Bagio (58 tahun) yang menjelaskan, sekarang asrama-asrama komplek Wyataguna tidak lagi untuk tuna netra saja. 

"Sekarang sama Kementerian Sosial dipaksa tuna netra yang dulu di asrama dikeluar-keluarin, diisi sama ODGM dan orang-orang yang tidak punya rumah hidup di jalanan (tuna wisma),” ungkap Tri Bagio.

Ketiadaan sekat di antara murid-murid difabel dan ODGJ atau orang dengan gangguan mental (ODGM) membangun ketidaknyamanan di antara mereka. Tri menuturkan beberapa kali anak-anak difabel mendapat gangguan dari ODGJ. 

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Baca Juga: Data Tingkat Partisipasi Warga Difabel di Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2018: Tingkat Partisipasinya Lebih Rendah Dibanding pada Pilwalkot 2018
Keceriaan Anak-anak Difabel setelah Mengikuti Prosesi Sunatan Massal di Pusdai Bandung
Menggugat Ruang Ramah Difabel di Kota Bandung

“Itu faktanya. Kami pernah mengirim surat tapi oleh Kementerian Sosial tidak digubris. Selain ganggu di kelas, mereka juga lalu lalang dengan bebas, kalau lagi upacara juga suka ada yang ganggu," papar Tri Bagio.

Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Murid baru mengikuti MPLS secara gabungan di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Di komplek sekolah pendidikan khusus difabel netra tertua di Indonesia ini memang tidak ada penyekatan. Baik murid difabel maupun ODGJ menggunakan akses yang sama tanpa ada pagar pemisah.

Guru memberi materi pada murid baru saat MPLS di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Guru memberi materi pada murid baru saat MPLS di SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di Bandung, 15 Juli 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Menurut Tri Bagio, ODGM yang ditampung di komplek Wyataguna berasal dari beberapa provinsi, bukan dari Jawa Barat saja. Tri mengakatan, Kementerian Sosial sebenarnya masih memiliki lahan dan komplek gedung di Cimahi, Bekasi, dan Cibinong. Dan idealnya mereka tidak bergabung dengan institusi pendidikan seperti di SLB Negeri A Pajajaran atau Wyataguna.  

*Kawan-kawan yang baik bisa menyimak artikel-artikel lain Prima Mulia atau liputan lainnya tentang Kawan-kawan Difabel

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//