Secangkir Kopi dan Kesehatan Mental dan Pikiran
Kopi sudah menjadi budaya masyarakat populer. Minuman pahit ini punya hubungan dengan kesehatan mental, berdasarkan sejumlah penelitian.
Penulis Iman Herdiana17 Juli 2024
BandungBergerak.id - Stres, depresi, dan gejala kesehatan mental lainnya memiliki kaitan yang erat dengan gaya hidup khususnya makanan. Konsumsi kopi diyakini bisa mengurangi kadar stres. Akan tetapi kelebihan mengkonsumsi kopi juga bisa meningkatkan kecemasan. Kuncinya, jangan berlebihan terhadap segala sesuatu.
Masalah kesehatan mental dan makanan dibahas dalam diskusi “Sehat Mental dengan Makanan Sehat” di kampus Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jalan Merdeka, Bandung, Jumat, 5 Juli 2024.
Yovi Yoanita, dokter ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Unpar menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dengan cara yang aktif dan produktif. “Sama seperti fisik, kesehatan mental kita pasti mengalami fluktuasi dalam kehidupan. Penting bagi kita untuk menghadapi hari demi hari secara produktif dan bahagia,” ujar Yovi, diakses dari laman Unpar, Rabu, 17 Juli 2024.
Yovi juga menyoroti kesalahan umum terkait kebutuhan istirahat. Menurutnya, tidur saja tidak cukup. Otak kita bisa memproses 60.000 hingga 100.000 pikiran sehari dan mengolah data hingga 34 GB. “Tak heran jika kita sering merasa kurang waktu,” tambahnya.
Yovi menekankan pentingnya mengenali kapan harus berhenti dan beristirahat. Banyak orang tidak tahu kapan harus berhenti dan istirahat. Otak manusia sendiri sangat aktif dan sering kali tidak menyadari bahwa dia dalam keadaan stres konstan. Ia juga memperingatkan tentang bahaya yang bisa muncul dari stres berkepanjangan, seperti kelelahan adrenal.
“Ketika kita terus-menerus digempur stres, kelenjar adrenal kita bisa mengalami kelelahan, yang dikenal sebagai adrenal fatigue,” ujarnya. Gejala ini termasuk tidur yang makin larut dan bangun yang makin siang, serta rasa lelah yang terus-menerus.
Kopi Kata Akademisi
Yovi juga menyinggung manfaat kopi sebagai penyelamat dalam menghadapi stres. Menurutnya, kopi memiliki energi tinggi dan dapat meningkatkan hormon dopamin, adrenalin, serta noradrenalin, yang membuat orang lebih bersemangat.
Namun, Yovi juga mengingatkan tentang bahaya kopi instan yang sering dicampur dengan bahan-bahan lain seperti jagung dan gula, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. “Banyak yang mungkin salah kaprah, mereka tidak ketagihan kafein, tetapi ketagihan karbohidratnya,” tegasnya.
Yovi mengingatkan agar konsumsi kopi dibatasi sebanyak satu gelas sehari. Bahkan porsi ini bisa dibagi kembali menjadi beberapa porsi kecil agar efeknya tetap terasa tanpa berlebihan.
Konsumsi kopi yang berlebihan dapat meningkatkan hormon stres kortisol dan menyebabkan kecemasan. “Semua yang berlebihan pasti punya efek tidak baik. Kopi yang diminum terlalu banyak dapat meningkatkan hormon stres dan kecemasan,” ungkapnya.
Narasumber lainnya, Andy Chandra dari Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan Unpar memberikan pandangannya tentang kopi dari sudut teknologi pangan. Ia menjelaskan bahwa kopi mengandung banyak senyawa kimia selain kafein, seperti asam klorogenat yang berfungsi sebagai antioksidan dan vitamin B3. “Proses pengolahan kopi sangat kompleks dan mempengaruhi kandungan serta rasa kopi,” ujarnya.
Andy juga mengingatkan tentang potensi bahaya dari senyawa-senyawa yang muncul saat proses pemanggangan (roasting), seperti akrilamida dan furan, yang dapat berpotensi karsinogenik.
“Proses pemanggangan kopi pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa akrilamida dan furan, yang diketahui bersifat karsinogenik,” jelasnya.
Menariknya, Andy juga menyoroti tren kopi di kalangan anak muda dan bagaimana kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup. “Minum kopi kini sudah menjadi tren, terutama di kalangan anak muda,” katanya.
Ia juga menjelaskan berbagai jenis kopi dan metode pengolahan yang dapat mempengaruhi kualitas dan rasa kopi.
“Ada berbagai metode pascapanen dan pemanggangan yang mempengaruhi hasil akhir kopi, seperti natural, full wash, honey, dan wine process,” tambah Andy.
Andy juga menjelaskan bahwa kopi tidak hanya mengandung kafein, tetapi juga lebih dari 950 senyawa kimia lainnya. “Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa alkaloid, asam klorogenat, diterpena, dan banyak lagi. Semua ini berkontribusi pada manfaat kesehatan kopi,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya memilih kopi berkualitas tinggi dan menghindari kopi instan yang sering kali dicampur dengan bahan lain.
“Kopi instan sering dicampur dengan jagung atau kentang, yang dapat mengurangi kualitas dan manfaat kesehatannya,” jelas Andy.
Diskusi tersebut dipandu Andre Somba Gugun Samosir yang merupakan Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran Unpar.
Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Fomo, Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja
MAHASISWA BERSUARA: Bagaimana Cara Membangun Lingkungan Kerja yang Mendukung Kesehatan Mental?
Great Talk Membuka Ruang Aman untuk Kesehatan Mental
Kopi, Kesehatan Mental, dan Pikiran
Rayi Rustian Ardhi, dokter dari RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang menulis manfaat kopi di laman Kemenkes. Menurutnya, kopi identik dengan minuman yang sering diminum oleh mereka yang begadang karena dapat membantu melawan kantuk. Namun, kini kopi juga banyak dinikmati oleh hampir semua kalangan. Minuman ini bahkan tidak hanya disajikan dalam bentuk hangat namun juga dingin.
“Menurut beberapa penelitian, kopi ternyata memiliki manfaat yang baik bagi mereka dengan masalah mental. Benarkah demikian?” tulis Rayi Rustian Ardhi.
Ia memaparkan, untuk memperoleh manfaat kopi bagi kesehatan, tentu harus diperhatikan kadar jumlah kopi yang dikonsumsi. Dengan kadar yang tepat, kopi bisa menjadi teman kesehatan mental serta pikiran Anda.
- Merangsang Rasa Bahagia
Penelitian yang dilakukan di American University menunjukkan bahwa konsumsi kopi ternyata bermanfaat terhadap rangsangan bahagia serta percaya diri. Konsumsi kopi mampu meningkatkan produksi hormon serotonin dan dopamine yang berperan sebagai pemicu kebahagiaan.
- Untuk Membantu Menurunkan Depresi
Salah satu manfaat mengkonsumsi kopi adalah dapat membantu menurunkan kecenderungan depresi. Konsumsi kopi di pagi hari secara rutin terbukti dapat menurunkan tingkat risiko depresi hingga 20 persen lebih rendah ketimbang orang-orang yang jarang atau tidak pernah mengkonsumsinya. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan riset oleh Harvard School of Public Health.
Manfaat kopi yang dapat melawan depresi ini berasal dari zat antioksidan serta kafein di dalam kopi yang memang memiliki kemampuan dalam merangsang sistem saraf pusat. Alhasil, kecenderungan depresi dapat ditekan dan mood pun meningkat sepanjang hari.
- Terhindar dari Kecenderungan Putus Asa
Tekanan darah tinggi sangat mungkin memicu timbulnya rasa stress pada seseorang. Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan di Swiss dimana mereka yang jarang mengkonsumsi kopi berisiko stress lebih tinggi. Hal ini bisa jadi dikarenakan aroma pada kopi yang terasa nyaman dan menenangkan dapat menurunkan tingkat stress karena gen ditingkatkan aktivitasnya sebagai pelindung sel saraf.
- Menajamkan Daya Ingatan
Kopi ternyata tidak hanya berperan baik terhadap kondisi mental atau psikis seseorang namun juga kesehatan otak jika dikonsumsi secara tepat. Konsumsi kopi mampu meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat. Namun, untuk dapat memperoleh manfaat ini sangat disarankan agar konsumsi dalam jumlah yang tepat dan tidak berlebihan.
- Memperbaiki Fokus
Kafein yang dikonsumsi dari kopi akan mampu berpengaruh terhadap fungsi otak. Kafein ini mampu merangsang produksi sejumlah hormon dalam tubuh saat terbawa aliran darah. Hormon yang dirangsang produksinya oleh kafein seperti dopamine, serotonin, serta noradrenalin. Dengan adanya ketiga senyawa ini, maka fokus Anda pun lebih meningkat. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa mereka yang mengantuk disarankan mengkonsumsi kopi agar kembali fokus.
- Antioksidan untuk Menghindari Risiko Penyakit Saraf
Kopi kaya akan kandungan antioksidan. Antioksidan ini dipercaya mampu mengurangi radang pada sel-sel saraf dalam tubuh.
Manfaat kopi yang telah dijelaskan di atas berasal dari beragam zat bioaktif yang berperan dalam menjaga kesehatan tubuh. Zat bioaktif ini bekerja tidak hanya menenangkan fisik namun juga berperan baik kepada kesehatan otak.
- Asam Klorogenat (CGA)
Asam klorogenat merupakan sejenis antioksidan polifenol yang memiliki manfaat terhadap metabolisme gula darah serta membantu mengontrol tekanan darah tinggi. Karena termasuk antioksidan, zat ini sangat baik untuk melawan radikal bebas penyebab berbagai penyakit pada tubuh.
- Trigonelline
Trigonelline merupakan senyawa alkaloid yang memiliki fungsi sebagai pengolah vitamin B3 yang merupakan asam nikotinat. Trigonelline juga memiliki manfaat yang sangat baik terhadap pencegahan masalah gigi berlubang sehingga sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang memiliki masalah tersebut. Selain itu, trigonelline juga mampu membantu menghambat perkembangan bakteri.
- Kafein
Zat kafein adalah zat yang paling lumrah kita ketahui berada di dalam kopi. Zat kafein ini merupakan zat psikoaktif yang memiliki kemampuan sebagai stimulan sistem saraf pusat.
- Cafestol serta Kahweol
Cafestol serta kahweol merupakan sejenis minyak alami yang berasal dari kopi. Minyak alami ini memiliki kemampuan sebagai pelindung sel tubuh dari kerusakan dan juga sangat baik untuk organ hati.
Meski kopi secara umum memiliki kandungan zat di atas, nyatanya jumlah kadarnya akan sangat bervariasi tergantung dari jenis biji kopi yang dikonsumsi. Cara pengolahan serta jumlah konsumsi kopi juga sangat mempengaruhi.
Itulah beberapa manfaat kopi untuk kesehatan mental, namun bagi anda yang suka meminum kopi dengan gula, waspada pada pemakaian gula yang berlebihan karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
*Kawan-kawan yang baik bisa membaca tulisan-tulisan tentang kesehatan mental dalam tautan berikut ini