Mengeksplorasi Rasa dan Aroma Kopi, Teh, dan Rempah dalam Main Aroma Series #1
Main Aroma Series Parfume memberikan pengalaman interaktif terkait personalisasi dan eksplorasi aroma untuk masyarakat. Menggandeng komunitas-komunitas lokal.
Penulis Tofan Aditya12 Agustus 2024
BandungBergerak.id - Bandung lebih dari sekadar surga kuliner. Selain jajanan lokal dan makanan khas yang beragam, Bandung juga memiliki banyak tempat nongkrong untuk makan dan minum dengan konsep unik. Tidak hanya memanjakan lidah, tapi juga memikat indra penciuman.
Tiga dari sekian banyak tempat nongkrong di Bandung yang memiliki konsep menarik adalah Temani Senja, HomageMakes, dan The Goodlife. Masing-masing memiliki fokus yang berbeda: Temani Senja terkait kopi, HomageMakes terkait teh, dan The Goodlife terkait rempah. Ketiganya hadir bercerita dalam gelaran Truck Expedition bertajuk “Main Aroma Series #1: Local Culinary” yang dihelat Uchi Parfume pada Sabtu, 10 Agustus 2024 di halaman Uchi Perfume, Jalan Gatot Subroto No. 235, Bandung.
“Taste dan flavor itu artinya sama, sama-sama rasa. Bedanya, yang namanya taste itu yang kita makan, yang lewat dari lidah. Kalau flavor yang kita rasakan, jadi ada emosional yang bermain,” ucap Fadhlan, pemilik Temani Senja, dalam agenda Fragrance Talk.
Dalam menyajikan sebuah produk makanan dan minuman, rasa bukanlah satu-satunya yang utama. Fadhlan menjabarkan ada empat sensor lain yang bisa dimaksimalkan agar menciptakan emosi dalam hidangan: aroma melalui hidung, temperatur dan tekstur melalui kulit, dan visual melalui mata. Terkhusus dalam sajian kopi, rasa dan aroma memainkan peran amat penting.
Tidak semua kopi memiliki rasa dan aroma yang sama. Laki-laki yang akrab disapa Anyo tersebut menerangkan bahwa proses dari hulu sampai hilir mempengaruhi cita rasa kopi. Mulai dari pertumbuhan biji kopi, pemrosesan biji kopi, hingga ke cara penyajian sampai ke cangkir. Beda suhu, beda air, beda alat, akan menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda pula.
Tidak berbeda jauh dengan kopi, dalam memunculkan aroma dan rasa yang variatif, teh juga tidak kalah kompleks. Ebi, pemilik HomageMakes menjabarkan bahwa sekalipun ada beragam jenis teh seperti green tea, black tea, white tea, dan oolong, semuanya berasal dari satu daun yang sama, yakni Camellia sinensis L.. Seperti halnya kopi, rasa dan aroma teh dipengaruhi pertumbuhan, pemrosesan, dan penyajiannya. Bedanya, teh memungkinkan adanya campuran dengan tumbuhan lain.
“Ada juga (teh) campuran. Kita sebagai konsumen bisa milih, teh yang hanya daun teh atau teh yang kita campur rasa, buah-buah, atau bunga. Itu juga mempengaruhi rasa dan aroma yang kita dapat,” terang Ebi. “Green tea (yang dicampur dengan) rose, serta bunga-bunga lainnya rasanya bakal jauh lebih manis dibandingkan green tea-nya sendiri.”
Untuk mendapatkan campuran teh dengan rasa yang diinginkan, lanjut Ebi, diperlukan banyak uji coba. Harus banyak waktu dan tenaga yang dikorbankan. Selain itu, referensi pun mesti diperkaya. Ebi sendiri banyak mendapatkan ilmu terkait teh dari video-video yang dirinya saksikan di YouTube, diskusi bersama teman, membaca buku, dan mengikuti beragam lokakarya.
Terkait keharusan untuk uji coba yang disampaikan Ebi, Asih mengamininya pula. Pemilik The Goodlife itu menambahkan bahwa tidak ada pakem-pakem baku yang mengikat dunia kuliner. Sekalipun ada, itu semua harus dipertanyakan ulang. Menjadi orang yang lurus-lurus saja, kata Asih, tidak akan menghasilkan sesuatu yang baru. Kuncinya adalah berani menjadi orang yang ngaco.
Ke-ngaco-an menghasilkan kebetulan-kebetulan baru. Satu yang dicontohkan oleh Asih adalah eksperimennya terhadap kecombrang. Bahan baku yang kerap digunakan untuk olahan sambal dan sajian makanan asin itu Asih coba buat menjadi sirup dan es krim. Hasilnya mengejutkan, ternyata sirup dan es krim kecombrang laku dibeli oleh para pengunjung yang mampir ke The Goodlife.
“Kita boleh ngaco, tapi basisnya ilmu pengetahuan. Jadi knowledge itu penting,” jelas Asih yang juga banyak mengeksplorasi merica, cabai, dan rempah-rempah lain dalam panganan yang dibuatnya. “YouTube itu dicari jangan hanya buat gosip artis aja, tapi juga ilmu pengetahuan.”
Namun, Asih juga menggarisbawahi, sebelum mengeksplorasi makanan dan minuman, orang harus mengenali bahannya lebih dulu. Setiap bahan mempunyai karakter unik masing-masing. Selebihnya, Asih menyarankan agar banyak jajan dan banyak mencoba. Nikmatilah hidangan-hidangan yang disajikan dengan cara yang baru, karena itu adalah hidup.
Baca Juga: Menelusuri Ragam Kuliner Lokal Melalui Diskusi Gastronomi Jawa Barat
Eksistensi Kuliner Lokal dalam Menghadapi Menjamurnya Makanan Cepat Saji
Jejak Perpaduan Budaya Kuliner di Masa Hindia Belanda
Main Aroma Series dan Experiment Experience
Main Aroma Series adalah aktivasi perdana yang dilakukan oleh Uchi Parfume untuk memberikan pengalaman interaktif terkait personalisasi dan eksplorasi aroma kepada masyarakat dan ruang kreatif. Dengan menggandeng komunitas-komunitas lokal, ada tiga kata kunci utama dalam kegiatan ini, yakni kedekatan, personalisasi, dan pengalaman.
Fragrance Talk adalah salah satu kegiatan yang hadir dalam Main Aroma Series. Dengan mengundang berbagai komunitas, Uchi Perfume mencoba mengeksplorasi aroma yang sudah melekat sebagai bagian dari gaya hidup dan identitas.
“Karena memang pendekatannya komunitas, harapannya Uchi ini dipandang dekat dengan komunitas, masih bergaul juga (dengan komunitas), masih having fun juga,” ucap Farah Luluk R., Marketing Uchi Perfume, ketika diwawancarai selepas kegiatan. “Harapannya, pelan-pelan bisa ngasih impact juga dengan lingkungan dan orang sekitar.”
Selain Fragrance Talk, aktivasi menarik lain yang ada di lokasi kegiatan adalah Experiment Experience. Melalui sebuah stand yang ada di samping lokasi, para pengunjung yang hadir dalam Main Aroma Series diajak untuk menemukan aroma yang cocok dengan karakter dan keautentikan diri.
Di meja Experiment Experience, ada puluhan botol parfume dengan empat kategori aroma utama: Floral, Woody, Fresh, dan Oriental. Setiap aroma tersebut memiliki tiga subaroma masing-masing. Dari aroma-aroma tersebut, pengunjung diajak untuk memadupadankan aroma-aroma yang ada dengan aroma yang dibahas dalam series perdana ini, yakni kopi, teh, dan rempah.
Putri Reza adalah salah satu pengunjung yang mencoba Experiment Experience. Perempuan berusia 24 tahun tersebut sangat senang bisa mendapatkan pengalaman untuk mengeksplorasi aroma-aroma yang ada. Sebab, baru kali ini Putri mendapatkan kesempatan untuk menggabungkan aroma seperti kopi dan rempah dengan aroma-aroma yang fresh.
“Seru sih, banyak bau-bau yang baru aku cium dan enak. Kayak tadi aku nyobain bau yang cucumber, itu enak,” kata Putri, antusias.
Ke depannya Main Aroma Series akan hadir kembali dengan membawa tema-tema baru dan menghadirkan komunitas-komunitas di lintas isu. Pada 23 Agustus 2024, akan ada tema tentang play and sport. Pada 14 September 2024, akan ada tema tentang music and art. Dan, pada 28 September 2024 akan ada tema tentang back to nature. Selain di Bandung, kegiatan seperti ini juga akan hadir di kota-kota lainnya.
*Artikel ini merupakan bagian dari kerja sama BandungBergerak dengan Uchi Parfume