• Berita
  • PILGUB JABAR 2024: Membaca Langkah Dedi Mulyadi Setelah Ridwan Kamil Meninggalkan Jabar

PILGUB JABAR 2024: Membaca Langkah Dedi Mulyadi Setelah Ridwan Kamil Meninggalkan Jabar

Dedi Mulyadi disebut-sebut sebagai calon kuat untuk mengisi peta Pilgub Jabar 2024. Bagaimana rekam jejak pemilik saluran Youtube KDM ini?

Dari kiri, Dedi Mulyadi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ridwan Kamil di Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri para kepala desa se-Jawa Barat di GOR C-Tra Arena, Bandung, 23 November 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah22 Agustus 2024


BandungBergerak.idSituasi politik di Jawa Barat mulai beriak setelah Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jabar periode sebelumnya, dipastikan tidak mencalonkan lagi di Pilgub Jabar 2024. Dia maju dalam pencalonan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang didukung koalisi raksasa KIM Plus. Koalisi Indonesia Maju alias KIM Plus merupakan koalisi partai-partai pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ditambah partai-partai politik yang bergabung menjelang Pilgub DKI Jakarta. 

Di Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut kemungkinan KIM Plus akan terbentuk. “Ya, politik mungkin saja KIM Plus di Jakarta ada di Jawa Barat sangat mungkin,” ujar pria yang disebut-sebut bakal maju di Pilgub Jabar 2024, kepada wartawan di Lapangan Tegallega, Bandung, Minggu, 18 Agustus 2024. 

Dedi Mulyadi sendiri merupakan mantan Bupati Purwakarta yang duduk di DPR RI. Sementara itu, pengamat Politik dari Universitas Jendral Ahmad Yani (Unjani) Arlan Siddha menyebut, politik barter antara Ridwan Kamil ke Jakarta dan Dedi Mulyadi ke Jabar bagian dari skenario para elite partai politik (parpol).

“Saya melihat seolah ada persoalan barter. Rasional menurut saya, bagaimana Gerinda dan Golkar mau bersepakat membelah dua kekuatan, keduanya baik Dedi atau RK (Ridwan Kamil) dengan elektabilitas yang kuat,” ujar Arlan, saat dihubungi BandungBergerak, Selasa, 20 Agustus 2024. 

Meski demikian, Arlan mengatakan politik yang berkembang di Jawa Barat tak mungkin membiarkan jalan mudah bagi Dedi Mulyadi. Ia memprediksi kotak kosong atau lawan tunggal tidak akan terjadi di Jabar. 

“Saya pikir partai politik tidak mungkin melenggangkan Kang Dedi dengan kotak kosong. Partai para pengusung lain jauh lebih berani mengambil risiko, seperti PKS di Jabar belum mengambil keputusan. Satu minggu ke depan dinamikanya berubah-berubah karena perhitungannya sangat diperhitungkan sekali, karena mengingat waktu yang cukup pendek dalam pilkada serentak,” jelas Arlan. 

Meski Dedi Mulyadi merupakan orang lama di panggung politik Pilgub Jabar, tetapi Arlan mengingatkan bahwa Deddy harus memperhatikan suara-suara dari berbagai lapisan mulai dari kalangan bawah, kalangan atas, pemilih pemula atau gen Z, dan lain-lain. 

Ia memetakan bahwa konstelasi di Jawa Barat terdiri dari dua lapisan pemilih, yaitu pemilih akar rumput yang terdiri dari kalangan bahwa dan pesisir; pemilihan aristokrat menengah atas; ada juga gen Z. Ada pula kombinasi suara parpol yang terbagi ke golongan religius dan nasionalis. Suara parpol-parpol tersebut tersebar di berbagai penjuru di provinsi berpenduduk sekitar 50 juta jiwa ini. 

Dedi Mulyadi dalam Citra Media Sosial 

Dedi Mulyadi dikenal juga sebagai youtubers yang berhasil mendulang banyak pengikut. Dia bukan orang baru di panggung politik Jabar. Tahun 2018 ia diusung menjadi Wakil Gubernur dari Partai Golkar berpasangan dengan Deddy Mizwar. Kandas menjadi Wakil Gubernur, pria yang akrab dipanggil Kang Dedi ini terpilih menjadi Anggota DPR RI Komisi VI Periode 2019-2023 melalui dapil VII mewakili Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. 

Sebelum dikenal sebagai Bapak Aing, sesuai sapaan di Youtube, karier politik dimulai saat terjun menjadi Anggota DPRD Purwakarta periode 1999-2004 dan terpilih menjadi Wakil Bupati Purwakarta 2003-2008 berpasangan dengan Lily Hambali Hasan. Ia kemudian memimpin Kabupaten Purwakarta selama dua periode 2008-2018.

Menggaet hati rakyat dengan cara konvensional tidak lagi relevan. Dedi memahami betul hal tersebut, maka ia mulai membangun citranya di Youtube. Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi (KDM) Channel pertama kali mengudara 17 November 2017, per 21 Agustus 2024  telah ditonton 1.620.891.748 kali dan memiliki 5,33 juta subscriber.

Ayu Sabrina Barokah, Gunawan Hendra, dan Faisal Fadilla dalam New Social Media dan Imagologi Politik Analisis Framing terhadap Konten Politik pada Kanal Youtube Dedi Mulyadi Periode 2021 menyebut keaktifan Dedi membuat konten Youtube bikin popularitasnya melambung. Para penulis bahkan menyebut kesohoran Dedi mengalahkan popularitas Ridwan Kamil. 

Tema di Youtube “Bapak Aing: Ngurus Desa Nata Kota” disebut sebagai bukti pendukung Dedi Mulyadi mempunyai agenda politik yang lebih besar untuk maju dalam kontestasi. Para peneliti dari Universitas Siliwangi Tasikmalaya tersebut memandang, setiap tahun akun Youtube Dedi sering menggunakan tema yang berbeda untuk membangun citra dan dibikin dengan terencana.  

“Hal ini sepadan dengan yang dikatakan Milan Kundera dalam teori Imagologi (citra politik), bahwa politisi bukan lagi memikirkan bagaimana ia akan menang, tetapi diksi dan medium apa yang akan digunakannya  untuk  memenangkan  hati  rakyat,” tulis Ayu dkk, diakses Rabu, 21 Agustus 2024.

Channel YouTube Dedi Mulyadi. KDM, demikian ia biasa disapa, mencitrakan diri dekan dengan rakyat di Youtube-nya. (Sumber: Youtube)
Channel YouTube Dedi Mulyadi. KDM, demikian ia biasa disapa, mencitrakan diri dekan dengan rakyat di Youtube-nya. (Sumber: Youtube)

Permasalahan Jawa Barat Menurut Dedi Mulyadi 

Dedi Mulyadi menyebut banyak permasalahan sosial yang terjadi di Jawa Barat, mulai anak-anak terlantar, pengamen, dan orang yang meminta-minta. Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jabar tidak lepas juga dari masalah ini. 

Menurut Dedi, harus ada alokasi anggaran dari provinsi untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Ia tidak setuju jika provinsi hanya fokus membangun infrakstruktur. Dedi juga menyoroti masalah lingkungan di Jawa Barat, bahwa hutan-hutan tidak boleh digunduli. 

“Gunung harus dibenahi karena ke depan bisa jadi ancaman gak dihijaukan akan longsor. Peradaban berbenton kemajuan kalau ada musibah selesai semua gak ada artinya,” kata Dedi, usai acara Safari Cinta KDM di Tegallega, Minggu, 18 Agustus 2024. 

Hutan dan lingkungan erat kaitannya dengan masyarakat adat. Dedi menyebut mereka sebagai penjaga ekosistem dan keberlangsungan kehidupan baik dari sumber air, perlindungan pohon, hingga melakukan konservasi alam. 

”Jadi saya termasuk dari dulu konsen terhadap masyarakat adat, kan tahu bagaimana saya bergaul dengan masyarakat adat,” bebernya. 

Baca Juga: PILGUB JABAR 2024: Partai-partai Medioker Bersatu di Jawa Barat, Akankah Mereka Bertaji?
PILGUB JABAR 2024: Sosialisasi Pilkada Masyarakat Adat Cigugur, Pemenuhan Hak-hak Politik Suku-Suku Minoritas Sering Kali Terkendala
PILGUB JABAR 2024: Jalan Terjal Calon Independen di Panggung Politik Jawa Barat

Kritik terhadap Konten KDM

BandungBergerak.id pernah menurunkan liputan khusus yang menelaah konten-konten YouTube KDM. Beberapa konten menunjukkan kedekatan atau keberpihakan Dedi Mulyadi pada perempuan.

Divisi Strategi Eksternal Gender Research Student Center (Great) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Shela Amelia menilai banyak masyarakat yang menonton konten KDM disebabkan aksinya yang memberi bantuan kepada masyarakat. 

Namun, Shela meragukan keberpihakan KDM kepada perempuan. Pasalnya, KDM dinilai kerap menggunakan perkataan maupun candaan yang cenderung mengarah kepada hal-hal yang seksual.

Shela juga mengkritik pemberian judul-judul konten YouTube yang melanggengkan stigma pada persoalan-persoalan yang dihadapi perempuan. KDM memberi judul konten-konten YouTubenya dengan pelabelan-pelabelan tertentu, seperti, “perawan tua”, “janda tua”, “nenek perawan”, “tukang nasi uduk cantik”, “remaja cantik”, “gadis cantik”, hingga “mahasiswi cantik”.

“Nah itu kan berarti ada apa ya, tadi stigma terhadap perawan tua, terus stigma terhadap perempuan-perempuan yang menjanda. Kayak kenapa sih yang sangat disorotnya itu, si perawan tuanya, si jandanya, stigma-stigma yang emang ada gitu terhadap perempuan. Kenapa itu yang disorot sih,” tanya mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI ini.

*Kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel tentang Pilgub Jabar 2024 atau Pilwalkot Bandung 2024 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//