Banjir Bandung Selatan, BMKG Memprediksi Hujan Masih Akan Turun Selama Beberapa Hari ke Depan
Sedikitnya tujuh kecamatan terendam banjir luapan Sungai Citarum. Musim hujan bertepatan dengan Pilkada serentak di Jawa Barat.
Penulis Muhammad Akmal Firmansyah12 September 2024
BandungBergerak.id – Hujan lebat pertama di awal musim ini menimbulkan bencana banjir tahunan di sejumlah kecamatan di Bandung Selatan. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur Bandung Raya selama beberapa hari ke depan.
Menurut BMKG, banjir beberapa titik di Bandung disebabkan hujan yang turun sejak Selasa sore dan terus menerus sampai malam, 10 September 2024. “Awan terpantau bertahan hingga sekitar pukul 02.30 WIB dan keluar dari wilayah Kabupaten Bandung. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya hujan sedang hingga lebat pada sore hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten Bandung,” kata Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, Rabu, 11 September 2024.
Pertumbuhan awan konvektif itu, lanjut Teguh, mengindikasikan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada sore dan malam hari di Kabupaten Bandung.
BMKG juga merilis, hujan akan turun selama tiga hari ke depan, 11-13 September 2024. Dalam periode ini terdapat potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Oleh karena itu, Teguh mengimbau agar daerah yang memiliki topografi curam atau rawan longsor untuk waspada. Dataran di dataran rendah untuk mewaspadai potensi banjir.
“Selain itu, waspada dengan adanya pohon, reklame, atau benda lain yang bisa roboh saat terjadi angin kencang,” tutur Teguh.
Sebelumnya, BPBD Kabupaten Bandung merilis terdapat kurang lebih 7 titik bencana banjir di Bandung selatan, dengan daerah terparah di Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Katapang, dan Kecamatan Bojongsoang. Di Kampung Bojong Salak RT 06 RW 22 Desa Cilampeni Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung Barat sebanyak 50 rumah terendam genangan air dengan ketinggian 120 centimeter. Sedikitnya 180 jiwa dari 66 KK terdampak banjir.
Bencana banjir karena meluapnya Sungai Citarum tak lepas dari krisis daerah aliran sungai (DAS) Citarum dan anak-anak sungainya. Kota Bandung termasuk kawasan DAS Citarum yang memiliki sedikitnya 40 sungai yang mengalami penyempitan badan sungai, sedimentasi oleh lumpur dan sampah.
Selain itu, kondisi kawasan Bandung utara juga kian memprihatinkan karena alih fungsi lahan. Kawasan yang mestinya menjadi tangkapan air dan paru-paru kota, kini justru terdesak oleh hutan beton.
Bencana banjir Bandung selatan selalu dipicu hujan deras yang meluas di Bandung Raya. Ketika daerah tangkapan air sudah berubah fungsi menjadi bangunan, maka air hujan tersebut tak terserap dan mengalir ke dataran lebih rendah, yaitu Bandung Selatan seperti kawasan Dayeuhkolot dan sekitarnya. Sungai Citarum pun tak sanggup mengalirkan tingginya volume air kiriman tersebut dan akhirnya meluap.
Baca Juga: Musim Hujan Ini sudah Dua Kali Sungai Citarum Menimbulkan Banjir Besar Bandung Selatan
Data 8 Kolam Retensi di Kota Bandung 2020, Bukan Solusi Paripurna Menuntaskan Banjir
Bandung Selatan Terendam Banjir Luapan Sungai Citarum, 7 Kecamatan Terdampak
Bencana Menjelang Pilkada 2024
Musim hujan bertepatan dengan penyelenggaraan Pilkada 2024 yang dilakukan serentak. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 8386/PEM.05/BPBD tanggal 21 Agustus 2024 mengenai Kesiapsiagaan Bencana pada Penyelenggaraan Pilkada Tahun 2024, yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota se-Jabar selaku Kepala BPBD.
Pesta demokrasi ini dikhawatirkan terdampak bencana hidrometeorologi musim hujan. Merespons hal itu, Plh Kepala Pelaksana BPBD Jabar Anne Hermadienne Adnan menyebutkan, pihaknya telah menyusun rencana aksi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi saat Pilkada 2024.
“Semoga pelaksanaan Pilkada 2024 dapat berjalan lancar. Upaya kesiapsiagaan yang dilakukan ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang timbul dari kejadian bencana yang berpotensi terjadi pada musim penghujan agar pemilihan tetap dapat dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan,” kata Anne, dalam keterangan resmi.
Anne mendorong pembentukan pos komando di wilayah kabupaten dan kota bila diperlukan, serta menggelar apel dan rakor kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi untuk mendukung pelaksanaan Pilkada 2024.
“Kami mendorong pula pemda kabupaten dan kota mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang ada di daerah berdasarkan rencana kontingensi yang telah disusun, serta mengecek kesiapsiagaan untuk dimobilisasi pada saat diperlukan,” jelas Anne.
*Kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel tentang Banjir Bandung Selatan