• Kolom
  • CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #68: Cerita Jalan Raya Baron Cicalengka

CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #68: Cerita Jalan Raya Baron Cicalengka

Unggahan video edukatif sejarah Jalan Baron menjadi media untuk mengekspresikan kritik warga Cicalengka pada pemerintah setempat atas kondisi jalan yang saat itu rus

Andrian Maldini Yudha

Pegiat Literasi di RBM Kali Atas

Jalan Raya Baron Cicalengka yang penuh nilai historis dan sedang dalam tahap perbaikan. (Foto: Andrian Maldini Yudha)

14 Oktober 2024


BandungBergerak.id – Jalan raya adalah sebuah kata yang sarat dengan makna akses penunjang bagi aspek kehidupan. Eksistensi atau keberadaannya begitu penting bagi masyarakat yang lekat dengan aktivitas kolektif. Tak pelak pelbagai roda kehidupan masyarakat tentu tidak bisa lepas dari sebuah jalanan. Seperti anak-anak sekolah yang hendak bepergian ke sekolahnya tentu ditopang oleh sebuah keberadaan jalan raya. Seorang pegawai, buruh, atau pedagang yang hendak pergi ke tempat kerja atau usahanya juga persis sama ditopang oleh sebuah jalan raya.

Maka dari itu, jalan raya adalah inti kehidupan bermasyarakat. Kehadirannya menjadi detak jantung dari pelbagai hiruk-pikuk kesibukan masyarakat. Maka jalan raya menjadi sebuah fasilitas publik yang sangat utama untuk masyarakat.

Apabila sudah kita tahbiskan bahwa jalan raya adalah sebagai fasilitas publik, maka keberadaan jalan raya itu menjadi sebuah tanggung jawab dan milik bersama. Karena, jalan raya itu sendiri memang dipakai secara kolektif oleh masyarakat itu sendiri. Apabila fasilitas publik yang satu ini didapati dalam keadaan rusak, maka dengan serta merta publik akan memasang matanya pada jalan yang mereka miliki secara bersama itu yang membuat tidak nyaman semua orang yang menggunakannya.

Seumpama kita menghancurkan sarang lebah, maka dengan serta merta kerumunan lebah akan menyerang secara kolektif kepada siapa saja yang menghancurkan rumah dan habitatnya. Begitu pula dengan masyarakat. Apabila fasilitas seperti jalan raya dalam keadaan rusak dan tidak layak pakai, maka dengan serta merta mereka akan padu dalam kesatuan yang kolektif dan merasa geram karena fasilitasnya dalam keadaan hancur.

Memang sebuah jalan raya adalah sebuah fasilitas publik yang menjadi tangung jawab bersama. Akan tetapi, keberadaan jalan raya  dikelola oleh pemerintah yang memiliki otoritas dan wewenangnya. Maka apabila terdapat sebuah jalan raya yang berlubang, bergelombang, dan tidak layak untuk pakai, publik akan berkerumun seumpama lebah dan menyenggat pada instansi atau lembaga pemerintah yang memang memiliki kewajibannya dalam pengelolaan dan penjagaan fasilitas publik.

Fenomena kegeraman dan rasa sebal itu, dapat terasa spektrum dan nuansanya pada masyarakat Cicalengka. Kegeraman dan kekesalan publik Cicalengka pada waktu itu adalah tiadanya gubrisan dalam penanggulangan jalan raya yang rusak di sana. Mereka padu secara kolektif dalam mengekspresikan kritik atas ketidaknyamanan fasilitas publik yang tidak layak pakai pada waktu itu. Ada yang membuat konten edukatif dengan menyisipkan nilai satir di dalamnya tentang jalan raya itu, ada yang menamainya sebagai wisata off road pada jalan raya itu, dan ada pula yang menamainya sebagai wahana ombak jalan raya pada jalan itu. Karena memang jalan rayanya memiliki lubang, gelombang, dan aspal yang sudah terkelupas.

Adalah Jalan Raya Baron. Kini ekspresi kritik atau rasa geram dan kekesalan masyarakat Cicalengka sudah tuntas. Mereka telah bergembira karena Jalan Raya Baron yang terletak di arah Timur Cicalengka kini sedang dalam tahap perbaikan.

Yang menjadi keunikan tersendiri adalah jalan yang terletak di sebelah timur Cicalengka ini memiliki nilai historis yang barangkali tidak semua orang tahu, atau bahkan penduduk setempat pun belum banyak yang mengetahui. Jadi jalan ini, selain menjadi jantung bagi aktivitas masyarakat Cicalengka, jalan ini telah menjadi saksi sejarah.

Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #65: Warga Kampung Babakan Dka yang Terhalang Tembok PembangunanCATATAN DARI BANDUNG TIMUR #66: Perjalanan Membuat SejarahCATATAN DARI BANDUNG TIMUR #67: Pesona Cicalengka dan Cerita di Balik Perbaikan Infrastrukturnya

Jalan Baron Dipusaran Sejarah Cicalengka Tahun 1980-an.

Dikutip dari akun Instagram @nmsisillia atau dengan nama lengkap Nurul Maria Sisillia, seorang pengajar dan pegiat Komunitas Lingkar Literasi Cicalengka, dapat kita jumpai dalam salah satu kanal video edukatif unggahannya yang menceritakan Jalan Raya Baron yang ada di Cicalengka.

Pada era tahun 1980-an seorang pengusaha dengan darah Tionghoa membuka sebuah usaha bioskop rakyat dengan nama Bioskop Baron. Di era tahun 1980-an itu, Bioskop Baron sering kali memutar film-film yang tren pada masanya, seperti film India, film kungfu, dan dari Indonesia sendiri film yang dibintangi artis Rhoma Irama. Pada masa itu adalah sebuah masa rezim Orde Baru yang anti terhadap ideologi kiri, rezim yang mewajibkan bioskop-bioskop di nusantara untuk memutar film G30S PKI. Bioskop Baron salah satu yang memutar film G30S PKI itu. Banyak di antara kalangan pelajar atau mahasiswa pada masa itu yang menyambangi Bioskop Baron untuk menuntaskan tugasnya menonton film G30S PKI itu. Dengan harga tiket Bioskop Baron pada waktu itu dibanderol Rp 400 saja.

Kini Bioskop Baron memang sudah tidak ada, tetapi namanya abadi dan menjadi saksi mata sejarah Cicalengka di era tahun 80-an. Bahkan sampai sekarang, namanya pun abadi sebagai Jalan Baron Cicalengka.

Unggahan dari kanal video edukatif akun Instagram Nurul Maria Sisillia itu, dimaknai sebagai wahana ekspresi kritik satir yang kreatif bagi kondisi Jalan Raya Baron yang pada waktu itu kondisinya sungguh tidak layak pakai. Kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang sangat membuat geram dan kesal masyarakat Cicalengka. Unggahan video edukatif Nurul Maria Sisillia di media sosialnya itu menjadi arena penyampaian kritik masyarakat Cicalengka atas rasa kesal dan kegeramannya pada kondisi Jalan Baron. Lebih dari 200 komentar yang memenuhi kolom akun Instagram Nurul Maria Sisillia. Video tersebut menjadi viral dan di repost berulang-ulang kali dalam konsumsi media di Cicalengka. Tampaknya, video yang sempat viral di Cicalengka itu menggelitik pemerintah setempat untuk memberi perhatian lebih banyak pada kondisi Jalan Baron.

Diperlukan waktu kurang lebih setahun untuk perbaikan Jalan Baron ini. Dengan begitu warga Cicalengka pun dapat memudar rasa kesal dan geramnya, karena Jalan Baron yang penuh dengan kisah historis itu kini dalam proses perbaikan.

Ide kreatif dalam bentuk video yang kemudian viral tersebut menjadi salah satu cara dalam menyampaikan pendapat. Selain memberikan nilai edukatif tentang sejarah Jalan Baron pada masa 80-an, di sela-sela itu, rupanya menjadi sebuah media ekspresi dengan gaya satir untuk menunjukkan kondisi Jalan Baron yang sedang tidak baik-baik saja. Penyampaian pendapat yang dikemas dalam satu video humor yang renyah dan efektif untuk mendobrak kesadaran pemerintah setempat.

* Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi BandungBergerak.id dan Lingkar Literasi Cicalengka. Simak tulisan-tulisan lain Andrian Maldini Yudha atau artikel-artikel lain tentang Cicalengka.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//