• Berita
  • PILGUB JABAR 2024: Menanti Debat Publik yang Tidak Monoton dan Membosankan

PILGUB JABAR 2024: Menanti Debat Publik yang Tidak Monoton dan Membosankan

Debat publik Pilgub Jabar 2024 akan diselenggarakan di kampus Unpad, Bandung. Akankah Gitalis mampu mendulang suara perempuan?

Pasangan Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar Pilgub Jabar 2024 yang diusung PKB, mendaftar ke KPU Jabar, Kamis, 29 Agustus 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah30 Oktober 2024


BandungBergerak.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menetapkan lokasi pelaksanaan debat perdana pasangan calon (paslon) Pilgub Jabar 2024 di Graha Sanusi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Saatnya masyarakat Jabar khususnya calon pemilih untuk mengukur visi, misi, dan program 4 kandidat Pilgub Jabar 2024.

Empat paslon tersebut yakni, pasangan nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat - Gitalis Dwi Natarina; nomor urut 2 Jeje Wiradinata - Ronal Surapradja; nomor urut 3 Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie; dan nomor urut 4 Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan. Gitalis Dwi Natarina menjadi satu-satunya perempuan yang maju dalam konsestasi Pilgub Jabar 2024.

Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni mengatakan, pemilihan lokasi debat di lingkungan pendidikan telah disesuaikan dengan relugasi yang diperbolehkan, syaratnya tidak ada yang membawa atribut kampanye dan mendapatkan izin dari institusi pendidikan tersebut. 

Selain itu, debat di perguruan tinggi dikarenakan jumlah pemilih pemula di Jabar cukup banyak. Materi debat telah disepakati enam tema dan dibahas dalam tiga pelaksanaan debat. 

“Ada tema tentang kesehatan, SDM, dan pendidikan yang akan digabung dalam satu materi debat,” kata Ummi, dilansir laman resmi KPU Jabar, Selasa, 28 Oktober 2024. 

Ummi mengatakan, debat Pilgub Jabar 2024 tidak hanya dilakukan di Kota Bandung melainkan di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Bogor. Debat kedua dilaksanakan di Hotel Patra, Kota Cirebon 16 November 2024. Sementara debat ketiga diadakan di Kabupaten Bogor 23 November 2024. 

“Debat ketiga belum fix. Awalnya ingin di Sentul International Convention Center. Tapi masih perlu koordinasi dengan pengamanan dan panitia lokal, penetapannya masih ada waktu,” ungkap Ummi.

Sebelumnya, KPU Jabar telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pilgub Jabar 2024 sebanyak 35.925.960 lelaki dan perempuan.

Debat Monoton

Debat Publik Pilgub Jabar 2024 harus dijadikan metode kampanye untuk menyakinkan pemilih dalam mengukur kualitas para paslon. Namun, berkaca dari yang sudah-sudah, tahapan debat masih sebatas formalitas.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyato mengatakan, pemilih tidak mendapatkan informasi soal gagasan yang disampaikan karena durasi debat yang singkat. Suasana debat pun lebih bersifat tanya jawab bukan saling adu kritik dan gagasan sehingga jalannya debat terasa monoton.

Padahal Khoirunnisa menegaskan, debat merupakan hal biasa di tengah kultur demokrasi. “Debat di Indonesia masih bersifat formalitas, tidak menggali lebih dalam, ada juga keterbatasan waktu,” kata Khoirunnisa sebagaimana dikutip dari laman resmi, Selasa, 29 Oktober 2024.

Baca Juga:PILGUB JABAR 2024: Pendaftaran Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Dibuka, KIM Plus akan Kesulitan jika Diterapkan di Jawa Barat
PILGUB JABAR 2024: Partai-partai Medioker Bersatu di Jawa Barat, Akankah Mereka Bertaji?
PILGUB JABAR 2024: KPU Merilis Tahapan dan Jadwal Pilkada, Ribuan Anggota PPK dan PPS Dilantik

Kans Kandidat Perempuan di Pilgub Jabar 2024

Gitalis Dwi Natarina menjadi satu-satunya perempuan di ajang Pilgub Jabar 2024. Ia mendampingi Acep Adang Ruhiat yang diusung Partai Keadilan Bangsa (PKB). 

Perempuan yang pernah menjuarai kontes Dangdut TPI pada 2005 ini terjun ke dunia politik menjadi kader PKB. Karier politiknya dimulai di Komisi XI DPR RI membidangi sektor kesehatan, ketenagakerjaan, dan pendidikan.

Gita maju di DPR RI menganti anggota DPR RI Fraksi PKB yang meninggal dunia, Cecep Syafrudin. Di tahun 2014, ia mencoba kembali maju dalam pemilihan legislatif di dapil X Jabar tapi gagal. Kemudian, di tahun 2019, pelantun KDI ini menjadi staf ahli Majelis Permusyawaratan (MPR) RI.

Acep Adang Ruhiat dan Gitalis Dwi Natarina memiliki tagline ‘Jabar Bahagia’. Mereka mengusung kontrak politik berupa program Kartu Keluarga Bahagia, Kartu Wirausaha dan Prakerja, Kartu Pendidikan Bahagia, dan Kartu Insentif Guru Ngaji. 

“Kartu ini merupakan kontrak politik kami dengan masyarakat. Ini adalah solusi untuk program-program yang lebih spesifik dari sisi kesehatan, pendidikan, ekonomi,” ucap Gita, sebagaimana diakses dari laman resmi PKB Jabar, Selasa, 29 Oktober 2024. 

Menurut survei Indikator Politik yang bertajuk ‘Peta Elektoral Terkini Pilkada Jabar’, elektabilitas Acep dan Gitalis lebih rendah ketimbang pasangan nomor urut empat Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan. (https://indikator.co.id/rilis-indikator-jawa-barat-12-september-2024/)

Gita mengatakan, tidak panik dengan hasil survei tersebut. Ia optimis bisa mengejar ketertinggalan elektabilitas melalui program-program yang ditawarkan. Ia menyebut di bagian Jabar Timur akan menjadi lumbung suaranya. “Priangan Timur bisa menyumbang hampir 50 persen,” ungkap Gita.

Kehadiran kandidat perempuan dalam kontestasi Pilgub Jabar menurut pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Mudiyati Rahmatunnisa sebagai momentum penting dan bisa menjadi kesempatan besar. Peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh kandidat perempuan untuk membuat program-program yang bisa menarik hati, terutama pemilih perempuan.  

“Mesin politik harus dijalankan, timnya bisa memanfaatkan peluang sebagai sosok perempuan, ke perempuan,” kata Mudiyati saat dihubungi BandungBergerak, Kamis, 24 Oktober 2024. 

Acep dan Gita dalam visi misinya tidak menyebutkan secara jelas tentang perempuan. Mereka lebih sering mengusung isu kesejahteraan dan kebahagiaan, berikut ini misinya:

  1. Membangun masyarakat Pancasila yang bertaqwa dan berakhlak mulia melalui penguatan peran masjid, rumah ibadah, lembaga pendidikan agama, dan komunitas keagamaan sebagai pusat peradaban; 
  2. Mewujudkan masyarakat yang berdaya, sejahtera, bahagia, dan berbudaya melalui peningkatan kualitas pelayanan publik yang merata dan inovatif; 
  3. Mempercepat pembangunan wilayah berbasis lingkungan yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas dan tata ruang yang mendukung kesimbangan alam dan memberikan kebahagiaan bagi semua lapisan masyarakat;
  4. Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi yang adil dan sejahtera melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi yang menyeluruh;
  5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif dan partisipatif dengan kepemimpinan yang kolaboratif berlandaskan semangat gotong royong antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten atau kota.

*Kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel Pilgub Jabar 2024

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//