• Berita
  • Warga Kiaracondong Kesulitan Air Bersih di Musim Hujan, Ledeng PDAM tidak Ngocor Berbulan-bulan

Warga Kiaracondong Kesulitan Air Bersih di Musim Hujan, Ledeng PDAM tidak Ngocor Berbulan-bulan

Warga Kiaracondong mengeluhkan aliran air PDAM sudah bermasalah sejak Oktober. Pengeluaran warga membeli air pun membengkak.

1Warga Kiaracondong Kesulitan Air Bersih di Musim Hujan, Ledeng PDAM tidak Ngocor Berbulan-bulan Warga mendorong roda galon berisi air bersih yang diambilnya dari masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Prima Mulia6 Desember 2024


BandungBergerak.idFitria bergegas mendorong roda berisi lima jerigen air bersih yang barusan diambilnya di tempat wudhu masjid Miftahul Jannah di RT 5 RW 17 Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis pagi, 5 Desember 2024.

Gadis 20 tahun tersebut mendorong roda air bersih kembali ke rumahnya di RT 4. Fitria mengatakan, air PDAM tak lagi mengalir ke rumahnya sejak Oktober lalu.

"Mumpung libur kerja saya bisa bantuin bawa air, kakak laki-laki saya pada kerja. Air ini untuk kebutuhan masak dan mandi," kata pegawai sebuah rumah makan di Kabupaten Bandung ini.

Warga bergantian mengisi air ke jerigen di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga bergantian mengisi air ke jerigen di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Beberapa kali air PDAM di rumah Fitria harus disedot pakai pompa air agar bisa keluar. Itu pun harus dilakukan saat tengah malam dengan asumsi peluang sediaan air lebih besar. “Tapi nggak lama, setelah itu mati lagi," katanya.

Meski demikian, Fitria tetap membayar tagihan air PDAM sebesar 101.000 rupiah walau airnya lebih sering mati. Selama dua bulan terakhir ini Fitria harus mengeluarkan anggaran ekstra sebesar 20.000 rupiah per hari sebagai kompensasi pengambilan air di masjid sebesar  1.000 per botol galon atau jerigen.

Keluhan serupa diungkapkan seorang wanita berusia 36 tahun yang minta namanya tidak disebut. Ia orang tua tunggal bagi tiga orang anak perempuannya. "Ya, berat di dompet ya, berat di tenaga,” kata perempuan tersebut. “Kalau PDAM ngocor, ia biasanya membayar tagihan 60.000 rupiah sebulan.”

Warga mengisi air ke jeriken di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga mengisi air ke jeriken di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Apalagi menurutnya di rumah semua perempuan, tidak ada laki-laki yang bisa diandalkan untuk mengangkat beban berat. Kalau sudah tidak kuat mengangkat air, ia terpaksa harus ngasih upah orang yang mengambil air di masjid untuk diantar ke rumah. Jasa mengangkut air ke rumahnya tentu tidak gratis.

“Kalau aliran air mati kan harus ngupah orang lagi untuk ambil air di masjid," katanya.

Hal yang sama dirasakan Wasidi (72 tahun), warga RW 17 Mekarsari yang baru saja memenuhi enam botol galon di instalasi air masjid di dekat tempat wudu wanita. Usianya yang mulai renta dipaksa kebutuhan untuk melakukan angkat berat.

Antrean warga mengisi air bantuan PDAM ke jerigen dan botol galon di Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Antrean warga mengisi air bantuan PDAM ke jerigen dan botol galon di Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Istirahat dulu sebentar. Ya sudah bukan usia saya sebenarnya buat angkat-angkat galon lalu mendorongnya bolak balik dari masjid ke rumah. Tapi mau gimana lagi, PDAM-nya mati sejak Oktober lalu," kata Wasidi.

Pagi ini Wasidi sudah membawa 12 galon air bersih. Sehari ia membutuhkan lebih dari 18 galon air untuk kebutuhan masak dan mandi keluarganya di rumah. "Tahun lalu juga kendalanya seperti ini. Tapi tidak separah sekarang. Kalau kemarau air PDAM susah ngalir ya wajar. Saat ini kan musim hujan, banjir malah di mana-mana, ini kok air ledengnya (PDAM) malah nggak ada,” keluhnya. 

Dalam suasana ironi itu, ketika musim hujan warga justru kesulitan air, masyarakat sekitar Kiaracondong sering terjaga tengah malam dengan harapan air PDAM mengalir. Mereka menyalakan mesin sedot agar bisa menarik air.

Warga membawa jeriken kosong untuk diisi air di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga membawa jeriken kosong untuk diisi air di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

“Di sini semua harus disedot pakai pompa air kalau tidak ledengnya nggak akan ketarik. Tapi sering kali nggak ada airnya padahal sudah disedot pompa. Yang bikin kesel lagi tagihan air sampai 300 ribu rupiah, bisa mahal gitu tapi airnya jarang ngocor," jelas Wasidi.

Sadar warga kampungnya menghadapi krisis air bersih, marbot Masjid Miftahul Jannah Kasno (57 tahun) menyediakan dua roda dan 15 jerigen yang bisa digunakan bergantian oleh warga untuk mengangkut air bersih dari instalasi air masjid. Instalasi air masjid ini melayani pengambilan air bagi warga di Sembilan RT yang ada di RW 17. Warga dari RW lain yang kesulitan air bersih pun dipersilakan mengambil air dengan membawa galon atau jerigen sendiri.

Kasno menjelaskan, instalasi air masjid bisa menyediakan 5.000-6.000 liter per hari untuk kebutuhan warga RW 17. Pengambilan air dibatasi hanya sampai jam 9 malam dengan tarif 1.000 per jerigen atau galon.

“Tarif ini digunakan untuk perawatan instalasi pompa air dan listrik. Perawatan sumur pompa masjid ini sekitar 5 juta per tahun," kata Kasno.

Baca Juga: Kekeringan Menguras PDAM, Sumur, dan Mata Air di Cimahi Utara
Dibutuhkan Terobosan dari Pamkot Bandung untuk Mengantisipasi Dampak Kemarau
Warga Bandung Keberatan dengan Rencana Kenaikan Tarif PDAM Tirtawening

Warga membawa jeriken kosong untuk diisi air di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga membawa jeriken kosong untuk diisi air di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Respons PDAM Tirtawening

Menanggapi krisis air bersih para pelanggannya di Mekarsari, PDAM Tirtawening melakukan solusi jangka pendek dengan mengoperasikan truk bantuan air bersih untuk warga di RW 17 sejak pekan lalu. Saat dikonfirmasi pihak Perumda PDAM Tirtawening tidak bersedia memberikan pernyataan resmi tanpa persetujuan Direktur Utama PDAM Tirtawening Sonny Salimi.

Namun, Wasidi truk tangki PDAM tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan air warga. Seingat Wasidi, minggu ini saja baru sekali truk PDAM mengirim air. Menurutnya, tanggal 2 Desember lalu pimpinan PDAM sempat meninjau lokasi dan mereka menjanjikan akan memasang tangki air PDAM ukuran 20 kubik.

Warga mengisi air ke jeriken di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga mengisi air ke jeriken di masjid Miftahul Jannah, Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Dikutip dari rri.co.id, tersendatnya pasokan air baku PDAM disebabkan adanya perawatan dan perbaikan di turbin-turbin PLTA pemasok air baku PDAM Tirtawening di dataran tinggi Bandung selatan dan Bandung utara. Aliran air ke turbin dihentikan dan harus ada pengurasan. Otomatis pasokan air baku terhenti.

Sore harinya sebuah truk tangki PDAM berkapasitas 4.000 liter datang Mekarsari. Warga bergegas membawa jerigen, botol galon kosong, ember besar, atau apapun yang bisa dipakai untuk menampung air. Mereka berbondong membentuk antrean agar penampung air mereka segera terisi. 

Menurut Manisah (60 tahun), satu truk tangki PDAM bakal habis hanya untuk sebagian kecil warga, sebagian besar warga tidak akan kebagian. “Udah capek habis tenaga buat mikirin masalah air yang mati dan bolak balik ambil air di masjid,” ucapnya.

Warga mengisi air bantuan PDAM ke jeriken dan botol galon di Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga mengisi air bantuan PDAM ke jeriken dan botol galon di Mekarsari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, 5 Desember 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Ia berharap PDAM memprioritaskan warga yang aliran airnya mati sama sekali. Truk PDAM bukan hanya beroperasi di bagian depan, tetapi mengutamakan warga yang ada di dalam kampung.

“Mending bayar aja di masjidlah daripada rebutan begitu, bayar 100 ribu sebulan bisa bebas ambil asal kuat ngangkat sama dorong roda tiap hari tapi air terjamin ada terus," kata Manisah.

Sebelumnya, dalam siaran pers 18 Oktober 2024, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara menyampaikan sejumlah program prioritas yang akan dijalankan hingga akhir masa jabatannya. Salah satu fokus adalah kebutuhan air bersih Kota Bandung yang mencapai 8 juta kubik per bulan. Namun kapasitas PDAM Tirtawening belum mampu memenuhi permintaan tersebut. 

“Kami berencana untuk memperbaiki jaringan distribusi air dan meningkatkan kapasitas PDAM. Ini akan melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan Pemkot Bandung. Pasokan air yang tersedia masih sangat terbatas. Ini memerlukan solusi jangka panjang,” jelas Koswara. 

*Mari membaca tulisan-tulisan lain dari Prima Mulia, atau artikel-artikel lain tentang Krisis Air Bersih

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//