• Berita
  • Kekeringan Menguras PDAM, Sumur, dan Mata Air di Cimahi Utara

Kekeringan Menguras PDAM, Sumur, dan Mata Air di Cimahi Utara

Krisis air bersih semakin meluas. Pipa PDAM di Cimahi Utara mati. Sumur dan mata air mengering. Beban ibu-ibu meningkat.

Warga mengisi air ledeng ke galon-galon kosong di halaman perusahaan daerah air minum pelat merah Perumda Tirta Raharja, Cimahi, Senin, 16 Oktober 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Prima Mulia16 Oktober 2023


BandungBergerak.idSudah dua kali balikan Yati (53 tahun) membawa empat botol galon air mineral yang ia jejalkan di sepeda motornya, Senin, 16 Oktober 2023. Setiap hari Yati harus antre air ledeng di halaman perusahaan air minum pelat merah Perumda Tirtaraharja di Kawasan Bandung Utara (KBU), Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Warga Kampung Warung Muncang, Cimahi Utara, ini perlu sekitar 20 galon air per hari untuk kebutuhan mencuci, masak, dan sanitasi. "Untuk minum beli air isi ulang, saya cuma mengandalkan air PDAM di rumah, tapi selama kemarau ini airnya jarang ngocor," katanya.

Yati biasa mengantre bersama puluhan warga. Mereka mengantre sejak pagi, bergantian mengisi galon dan jerigen air. Sebagian naik sepeda motor, sebagian bermobil. Pihak PDAM memasang keran-keran air di halaman luar agar warga mudah mengakses air bersih.

Para ibu juga dengan sigap langsung membawa galon-galon penuh berisi air ke rumah masing-masing, lalu mereka kembali lagi untuk mengisi, begitu terus sampai 4 atau 5 kali balikan.

"Sangat melelahkan tapi mau gimana lagi. Air mah kebutuhan utama, saya juga ngambilnya 2 hari sekali aja, ya dicukup-cukupin aja pemakaiannya," kata Ai (42 tahun) yang tinggal di Kampung Cileutik.

Dari keterangan warga, di musim kemarau tahun-tahun sebelumnya tidak pernah sampai mematikan air PDAM yang tersalur ke rumah-rumah warga di kota yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung itu. Baru kemarau panjang tahun ini kekeringan langsung berdampak pada akses air bersih warga. Bahkan sumur-sumur juga dilaporkan kering. Dua kampung terdampak akses air bersih ini lokasinya tak sampai dua kilometre dari Perumda Tirtaraharja.

Cimahi jadi salah satu daerah terdampak kemarau di Jawa Barat. Dari data yang dilansir BPBD Provinsi Jawa Barat per 10 Oktober 2023, sekitar 287 kepala keluarga (KK) di 23 kabupaten dan kota kesulitan mengakses air bersih. Mereka kesulitan mengakses air bersih dari sumur atau sumber air permukaan lainnya, termasuk dari PDAM.

Suplai air baku untuk Perumda Tirtaraharja dari Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang, dan Situ Cimahi, turun antara sampai 60 persen saat gejala El Nino menguat di bulan Agustus 2023. Dampaknya, Tirtaraharja hanya bisa mengolah air baku 50 persen saja dari kapasitas normal. Sedikitnya 40 persen pelanggan PDAM terdampak oleh penurunan suplai air baku tersebut.

Baca Juga: Tandus Rancaekek
Kerontang
Masalah Air Bersih yang Menjadi Keluhan Berulang Masyarakat Bandung

Warga mengisi air ledeng ke galon-galon kosong di halaman perusahaan daerah air minum pelat merah Perumda Tirta Raharja, Cimahi, Senin, 16 Oktober 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Warga mengisi air ledeng ke galon-galon kosong di halaman perusahaan daerah air minum pelat merah Perumda Tirta Raharja, Cimahi, Senin, 16 Oktober 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Super Mom

Matinya akses air sangat dirasakan oleh para perempuan atau kaum ibu. Saat suami mereka kerja dan anak-anak sekolah otomatis tanggung jawab pengambilan air ada di pundak mereka, di luar masak, mencuci, ngurus anak, dan seabrek kerjaan rumah tangga lainnya.

Seperti yang dialami Eti, warga Kampung Cileutik. Ibu 3 anak berusia 42 tahun ini membatasi pengambilan air 12 galon per dua hari.

"Saya gak mampu kalau tiap hari. Daripada celaka atau jatuh kelelahan saat membawa air mending dua hari sekali saja, diirit-irit. Pokoknya ibu-ibu mah sudah jadi super mom semua," katanya.

Kebalikan dari Eti, Dede (37 tahun) masih bisa bawa air 20 galon sehari. Ibu 2 anak ini bolak balik naik sepeda motor untuk antre dan isi air lalu kembali ke rumah. Ia membagi waktu pengambilan pagi dan sore.

"Untuk urusan mencuci dan mandi itu kan perlu air banyak. Minum mah gampang kan tinggal beli isi ulang saja," katanya.

Dede tak punya sumur di rumahnya, sedangkan tetangga yang masih punya juga airnya kering.

Sumur-sumur di Kampung Cileutik dan warung Muncang sebagian besar ikut kering. Sedangkan air dari sambungan pipa ledeng tak lagi ngocor. Mata air yang menjadi andalan warga juga kering sejak Agustus lalu.

BMKG memperkirakan musim hujan 2023/2024 akan mulai turun di sebagian besar wilayah pada Oktober dan Desember 2023. Dibandingkan terhadap normal awal musim hujan, awal musim hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah di Indonesia diperkirakan mundur. Puncak musim hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024.

*Mari membaca tulisan-tulisan lain dari Prima Mulia, atau artikel-artikel lain tentang Kekeringan dan Krisis Air Bersih

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//