• Berita
  • Belum Ada Solusi Ampuh Mengatasi Gunung Sampah Pasar Caringin

Belum Ada Solusi Ampuh Mengatasi Gunung Sampah Pasar Caringin

Pengelola Pasar Caringin, Bandung mengklaim sudah melakukan pengolahan sampah sebaik mungkin. Mereka kewalahan menghadapi volume sampah yang terus meningkat.

Sampah menggunung di Pasar Caringin, Kota Bandung, Senin, 16 Desember 2024. (Foto: Muhammad Akmal Firmansyah/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah18 Desember 2024


BandungBergerak.idSampah kembali menggunung di Pasar Caringin, Kota Bandung, Senin, 16 Desember 2024. Tumpukan sampah di TPS pasar induk ini mencapai tiga sampai empat meter dengan volume kurang lebih 1.800 ton. Bau sangat tajam menguar sampai keluar area TPS. Sampah tersebut diperkirakan sudah tiga bulan menumpuk. Pengelola mengklaim sudah berusaha mengelola sampah pasar ini.

Pengawas Lapangan Kebersihan Pasar Caringin Dede Soeparman mengatakan, tumpukan sampah di Pasar Caringin terjadi setelah diberlakukan pembatasan ritase ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Dede menyebut saat tidak ada pembatasan pembuangan ke TPA Sarimukti, per hari pengangkutan sampah dari Pasar Caringin bisa mencapai 10 ritase.

Menurutnya, upaya pengelola melakukan pengolahan sampah sudah dilakukan, mulai dari pemilahan sampah organik untuk pakan maggot hingga pemrosesan sampah menjadi briket. Namun, tingginya produksi sampah membuat tumpukan sampah di Pasar Caringin tak bisa dihindari.

"Kami udah nawarin jadi kompos, tapi enggak semua mau. Jadi pasarnya belum terbentuk. Malah sudah tawarin ke pedagang di sini, tapi belum ada yang mau," ungkap Dede, saat ditemui BandungBergerak. 

Ia mengatakan, olahan kompos di Pasar Caringin sudah berjalan. Per harinya, kata Dede, Pasar Caringin bisa mengolah 3 ton sampah. Ia juga menegaskan, pihaknya selalu bertanggung jawab atas pengelolaan sampah.

Timbulan sampah di Pasar Induk Caringin pernah diteliti oleh Julinda Djafari, Siti Ainun, dan Mila Dirgawati dalam Reka Lingkungan: Jurnal Institut Teknologi Nasional (2014). Para peneliti menyatakan timbulan sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan upaya pengelolaan lakukan. 

Para peneliti menjelaskan, masalah pengelolaan sampah ini akibat operasional pembagian yang tidak merata seperti armada pengangkutan yang tidak layak dan tempat sampah yang tidak merata di area los dan laki lima sehingga menjadikan sampah tercecer lalu menumpuk di TPS.

Hal ini yang menyebabkan areal Pasar Caringin menjadi bau dan perlu penanganan secara serius mengingat sampah merupakan hasil buangan yang bersifat rutinitas dan akan menyebabkan dampak negatif.

Peneliti juga memaparkan, timbulan sampah organik (sayuran dll) lebih besar ketimbang pedagang plastik. Disebabkan masing-masing pedagang mempunyai tingkat aktivitas yang berbeda-beda, di mana sayur merupakan kebutuhan pokok yang wajib dibutuhkan, sementara pedagang plastik tidak menjadikan kebutuhan yang wajib dibeli setiap hari.

Pemkot Bandung Lepas Tangan Kasus Pasar Caringin?

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Duddy Prayudi mengatakan, sampah di Pasar Caringin harus dikelola sendiri karena pasar ini milik swasta, bukan milik pemerintah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah.

Untuk pasar-pasar di bawah dinas, sampah diolah lebih lanjut melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebelum dikirim ke TPA. Namun, Duddy juga menjanjikan akan melakukan investigasi untuk mengindentifikasi penyebab tumpukan sampah di Pasar Caringin.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa kapasitas TPA Sarimukti saat ini terbatas, sehingga diperlukan koordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Barat untuk pengiriman sampah ke sana.

Duddy juga meminta agar para pedangan bisa mendukung pengelolaan sampah. Para pedagang diminta untuk memilah sampah organik dan anorganik dari sejak sumbernya kemudian dipilah dan dikelola oleh pengelola kawasan serta diangkut ke TPS3R.

“Paling utama adalah memilah sampah dari sumbernya,” kata Duddy sebagaimana dilansir dari keterangan resmi.

Baca Juga: Bandung Kembali Menghadapi Darurat Sampah
Penanganan Sampah Kota Bandung dengan Cara Dibakar Memerlukan Biaya Mahal, Selain Membahayakan Lingkungan
Pengelolaan Sampah Kota Bandung Membingungkan, dari Sistem Tidak Ramah Lingkungan RDF hingga Tersendatnya Kang Empos

Bukan yang Pertama

Bulan Oktober lalu, sampah di Pasar Caringin sudah menggunung. Krisis sampah di Pasar Caringin tidak lepas dari kelebihan kapasitas TPA Sarimukti. Diketahui, seluruh sampah dari Kota Bandung dibuang ke TPA di Kabupaten Bandung Barat itu.

Lonjakan sampah di Pasar Caringin sempat ditinjau Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Selasa, 8 Oktober 2024. Sekda meminta seluruh kepala daerah di Bandung Raya bekerja optimal untuk melakukan pengelolaan sampah.

Selain mengoptimalkan kapasitas sampah di daerah masing-masing di kawasan Bandung Raya, Herman meminta untuk tonase sampah yang dikirimkan ke TPA Sarimukti dari empat daerah tersebut dikurangi jumlah pengirimannya.

"Dari 1.750 ton untuk dua bulan ke depan sampai dengan 30 November 2024, kami mengharapkan turun 500 ton sehingga posisi akhir di TPA Sarimukti pada November hanya 1250 ton per hari," ujarnya, dalam keterangan resmi.

Khusus mengenai tumpukan sampah di Pasar Induk Caringin,  Herman meminta pihak pengelola segera mengatasinya karena akan mengganggu aktivitas masyarakat yang datang untuk membeli bahan pokok.

 

*Kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel Sampah

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//