Hiruk Pikuk Tahun Baru, untuk Apa Kita Merayakannya?
Momen tahun baru adalah tentang menjadi lebih baik. Ia adalah kesempatan untuk melepaskan beban masa lalu dan menyambut harapan dengan hati yang tenang.
Didin Tulus
Penulis penggiat buku, editor buku independen CV Tulus Pustaka. Tinggal di Cimahi.
8 Januari 2025
BandungBergerak.id – Tahun baru sering kali dianggap sebagai momen istimewa –sebuah transisi simbolis dari masa lalu menuju harapan baru. Namun, di tengah gegap gempita pesta kembang api, trompet memekakkan telinga, dan kemeriahan yang dibuat-buat, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: untuk apa semua ini dirayakan? Mengapa kita merasa harus memeriahkan malam yang sebenarnya sama seperti malam-malam lainnya, hanya dengan angka yang berubah pada kalender?
Saat kita berdiri di tengah gemerlap kembang api, suara bising itu seakan mengaburkan sesuatu yang jauh lebih berharga: ketenangan batin. Ketenangan yang, ironisnya, sering kali menjadi hal paling sulit ditemukan dalam kehidupan modern. Kita terjebak dalam rutinitas kerja, disibukkan oleh gadget, dan terus-menerus dihantui oleh hiruk-pikuk kota yang tidak pernah tidur. Maka, bukankah lebih bermakna jika tahun baru dimulai dengan refleksi dan kesunyian daripada kebisingan pesta?
Berjalan di tengah pepohonan yang menjulang tinggi dan mendengar gesekan daun yang seolah berbisik, kita diajak kembali kepada esensi hidup yang sebenarnya. Di tengah keindahan alam, waktu seakan melambat. Kita tidak perlu lampu sorot atau musik yang menggelegar untuk merasa hidup. Cukup dengan suara burung bernyanyi atau desiran angin yang sejuk, jiwa kita bisa menemukan kedamaian yang hilang.
Ada kekuatan magis di alam, sesuatu yang sulit dijelaskan tetapi mudah dirasakan. Ia mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari pesta besar atau perayaan hedonis, melainkan dari momen sederhana yang menghubungkan kita dengan diri sendiri dan lingkungan. Saat kita berdiri di tengah hutan, jauh dari suara bising kota, kita diingatkan bahwa hidup tidak perlu serumit itu. Kita tidak perlu bersaing untuk terlihat bahagia atau terlibat dalam euforia massal demi validasi sosial.
Baca Juga: Melupakan Sejarah, Satu Langkah Menuju Kehancuran Bangsa
Refleksi atas Kebudayaan Sunda dalam Era Digital
Apa Enaknya Mendapat Gelar Honoris Causa dengan Instan?
Mengapa Kita Rayakan Tahun Baru?
Tradisi perayaan tahun baru sering kali dikaitkan dengan harapan baru dan kebahagiaan. Namun, realitasnya, banyak dari kita yang hanya ikut-ikutan tanpa benar-benar memahami maknanya. Tahun baru bukanlah tombol ajaib yang otomatis menghapus kesalahan masa lalu atau memberikan keberuntungan instan. Ia hanyalah simbol waktu yang terus berjalan, terlepas dari ada atau tidaknya perayaan.
Lalu, mengapa kita merayakannya dengan cara yang terkadang kontradiktif? Di satu sisi, kita menginginkan awal yang baru, tetapi di sisi lain, kita menghabiskan malam pergantian tahun dengan mabuk-mabukan, pesta besar, atau bahkan membakar uang untuk kembang api. Bukankah lebih baik momen ini digunakan untuk introspeksi? Untuk bertanya pada diri sendiri: apa yang benar-benar kita inginkan dari hidup ini? Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya di tahun baru tetapi setiap hari?
Bagi sebagian orang, pelarian dari hiruk-pikuk pesta adalah bentuk perlawanan terhadap tekanan sosial. Mereka yang memilih untuk menghabiskan malam tahun baru di tempat sunyi mungkin dianggap "anti-sosial" oleh masyarakat. Namun, sebaliknya, keputusan ini bisa menjadi momen terbaik untuk memulihkan jiwa yang lelah.
Melangkah jauh dari pesta-pesta murahan memberikan ruang untuk refleksi diri yang mendalam. Kita belajar mendengarkan suara hati yang selama ini tenggelam oleh kebisingan dunia luar. Dalam keheningan, kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang mungkin selama ini kita hindari. Kita belajar menerima kekurangan, merangkul mimpi, dan merancang langkah-langkah kecil menuju hidup yang lebih bermakna.
Awal Baru, Tanpa Kebisingan
Mungkin sudah saatnya kita mendefinisikan ulang cara merayakan tahun baru. Alih-alih membuang energi untuk pesta yang melelahkan, kita bisa memulai tahun baru dengan ketenangan. Pergi ke alam, merenung, menulis harapan, atau sekadar duduk diam dengan secangkir teh hangat bisa menjadi ritual yang jauh lebih berarti. Ketenangan ini tidak hanya memulihkan jiwa, tetapi juga memberikan kita arah yang jelas untuk melangkah ke depan.
Karena pada akhirnya, tahun baru adalah tentang menjadi lebih baik, bukan tentang menjadi lebih ramai. Ia adalah kesempatan untuk melepaskan beban masa lalu dan menyambut harapan dengan hati yang tenang. Jadi, untuk apa kita rayakan tahun baru dengan pesta yang melelahkan, jika ketenangan justru memberikan kebahagiaan yang lebih tulus?
Hidup sering kali terasa seperti lomba tanpa garis akhir. Kita terus berlari tanpa tahu apa yang sebenarnya kita kejar. Namun, di tengah hiruk-pikuk ini, kita selalu bisa memilih untuk berhenti sejenak, bernapas, dan mendengarkan suara alam yang penuh kebijaksanaan.
Tahun baru adalah momen untuk memulai dari awal, tapi bukan berarti harus dirayakan dengan kebisingan. Kadang-kadang, jarak dari keramaian adalah yang kita butuhkan untuk benar-benar mendengar suara hati kita sendiri. Jadi, jika tahun ini Anda memutuskan untuk menghabiskan malam pergantian tahun dengan tenang, anggaplah itu bukan pelarian, melainkan sebuah langkah menuju kebahagiaan yang lebih sejati.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Didin Tulus, atau artikel-artikel lain tentang literasi