Banjir Genangan di Jalan Suci sudah Bertahun-tahun Terjadi
Jalan Suci selalu dilanda banjir genangan kala musim hujan. Warga sudah mengadukan masalah ini ke Pemkot Bandung.
Penulis Bani Hakiki2 November 2021
BandungBergerak.id - Kota Bandung telah memasuki musim penghujan, volume air yang disertai cuaca ekstrem menimbulkan banyak genangan di sejulah wilayah. Salah satunya di Jalan Suci, Kelurahan Sukapada yang telah menjadi langganan macet total karena banjir setiap tahunnya
Banjir di ruas jalan tersebut cukup mengganggu aktivitas warga Kota Bandung. Jalan Suci termasuk ke dalam jalur utama lintas kota dan provinsi. Mobilitas kendaraan yang melintasi jalan ini cukup padat setiap harinya sehingga sering terjadi kemacetan setiap musim hujan datang. Tidak hanya itu, banyak pula para pedagang kaki lima dan toko permanen di sepanjang jalan kegiatannya teruik dan terhambat setiap banjir menggenang.
Ujang (52), salah seorang pemilik bengkel reparasi di bilangan Jalan Suci berharap banjir genangan perlu segera diatasi oleh pihak berwenang. Setap tahun, Ujang selalu menyiapkan dana mitigasi pascabanjir karena bengkelnya selalu terendam minimal setinggi 30-40 sentimeter.
“Di sini mah hujan kecil juga banjir, kalau hujan gede yang sampai naik ke toko airnya. Jalanan juga pasti macet, padat. Makanya setiap musim juga, saya pasti udah jaga-jaga duluan. Saya gak mau rugi terus,” ujarnya ketika disambangi di bengkelnya, Senin (1/11/2021).
Kesaksian serupa juga dituturkan, Hendarwan, ketua RT 08 di Gang Sukaharja kelurahan setempat, yang telah beberapa kali mencoba menanggulangi permasalahan banjir secara mandiri bersama warga lainnya. Inisiatif mandiri ini sengaja dilakukan karena tak kunjung ada tindakan perbaikan dari pemerintah kota.
Permasalahan utama yang menyebabkan genangaan dan banjir di sepanjang Jalan Suci yakni sempitnya drainase atau selokan yang seharusnya berfungsi untuk mengalirkan air ke sungai yang terletak di balik permukiman Sukapada bagan utara. Diketahui, sungai yang melintasi sepanjang wilayah itu bernama Ci Haralang yang juga menyumbang volume air ke aliran sungai Ci Kapundung Kolot.
Namun, Hendarwan dan warga lainnya tidak memahami sepenuhnya jalur seluruh letak dan jalur drainase utama yang diasumsikan tersendat sehingga menyebabkan banjir. Apalagi upaya yang telah dilakuan sebagian warga tidak berpengaruh secara signifikan. Sebab penanggulangan banjir di wilayah ini memerlukan tenaga kerja yang banyak dan merata di seluruh wilayah. Artinya, diperlukan kebijakan Pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi bajir di Jalan Suci.
“Kita pernah berkali-kali bersihin gorong-gorong, selokan sendiri tapi kekurangannya ya kami gak tahu betul jalur drainasenya. Tapi, usaha kita gak terlalu banyak pengaruh, kayaknya harus dikerjakan sama satu kelurahan atau kecamatan biar beres,” kata Hendarwan.
Saat ini, mayoritas warga RW 08 sedang memantau kondisi banjir yang diakui dapat disaksikan setiap hari selama musim hujan. Pantauan dilakukan bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan demi mempersiapkan jalur mitigasi jika kondisinya semakin memburuk.
Baca Juga: Bandung Kota Rawan Bencana (1): Kebakaran dan Sesar Lembang
Ketahanan Bencana ala Warga +62
Dampak Bencana Perubahan Iklim Diperkirakan Lebih Dahsyat dari Pandemi Covid-19
Bandung Kota Rawan Bencana (3): Kang Pisman vs Bom Waktu Sampah
Lambatnya Penanganan Banjir di Kota Bandung
Dalam menangani permasalahan banjir, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengandalkan para pejabat kewilayahan untuk mengatasi titik-titik banjir di wilayahnya masing-masing. Strategi ini dinilai bakal efektif dalam menanggulangi permasalahan luapan air berlebih yang kini sedang dihadapi.
Akan tetapi, usaha itu dianggap telah terlambat dan tidak membuktikan apa pun di lapangan. Titik-titik banjir genangan di kala hujan mengguyur terpantau semakin sering dan banyak terjadi di sejumlah ruas jalan. Bahkan, banjir pun sudah kembali terjadi dan mengintai wilayah lainnya, termasuk Arcamanik, Antapani, Babakan Ciparay, dan beberapa titik lainn.
Menurut Hendarwan, Pemkot Bandung seharusnya sudah menyiapkan upaya-upaya antisipasi banjir jauh sebelum Kota Bandung memasuki musim hujan. Seharusnya perbaikan bisa dilakukan sebelum warga mengalami kerugian yang diakibatkan banjir itu sendiri.
“Harusnya mah kalau niat mau benerin, ya dari dululah sebelum musim hujan pas lagi panas-panasnya. Sekarang mah telat, kelurahan, kecamatan juga gak berindak,” tegasnya.
Sementara itu, Pemkot Bandung mengklaim telah mengantisipasi banjir, salah satunya memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) agar menjalankan pekerjaan rutinnya seperti membersihkan sejumlah drainase, mengeruk dasar sungai, dan mengangkut penumpukan sampah.
Salah satu penyebab banjir genangan di Kota Bandung ialah meluapnya sungai akibat tingginya pendangkalan (sedimentasi). Sedimentasi ini terjadi di semua sungai yang melintas di Kota Bandung. Setidaknya ada 40 sungai yang mengalir di Kota Kembang ini. Beberapa sungai bersifat lintas wilayah, sehingga penanganannya membutuhkan peran pemerintah daerah di luar Pemkot Bandung.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial berjanji bakal bekerja sama dengan pemda lainnya di Bandung Raya untuk mengantisipasi gelombang volume air yang kian meningkat. Upaya tersebut dilakukan demi memastikan permasalahan banjir dapat dituntaskan sejak hulu hingga hilir.
“Nanti (perbaikan) itu tugasnya DPU. Terutama kan ini sudah masuk musim hujan, saya sudah instruksikan kewilayahan. Ini juga jadi pekerjaan lintas wilayah,” ungkapnya di Balai Kota Bandung, Senin (1/11/2021).