• Berita
  • Tersendatnya TPA Sarimukti Menunjukkan Rapuhnya Pengelolaan Sampah Kota Bandung

Tersendatnya TPA Sarimukti Menunjukkan Rapuhnya Pengelolaan Sampah Kota Bandung

Masalah operasional di Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti langsung terasa dampaknya di TPS-TPS Kota Bandung.

Pemulung membawa karung sampah plastik daur ulang lewati alat berat yang mangkrak kehabisan bahan bakar di tempat pembuangan akhir sampah Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggi (7/11/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Bani Hakiki8 November 2021


BandungBergerak.idKota Bandung kembali dihadapkan pada masalah sampah. Masalah muncul dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang terkendala masalah operasional pengangkutan dan pengelolaan sampah sejak Jumat (5/11/2021) hingga Minggu (7/11/2021). Kondisi ini sempat mengakibatkan menumpuknya sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) Kota Bandung.

Sebagai kota penghasil sekitar 1.500 ton sampah per hari, Bandung amat tergantung pada TPA Sarimukti yang lokasinya di Kabupaten Bandung Barat. Setiap hari sampah yang diproduksi warga Bandung dibuang ke TPA ini. Tidak heran jika TPA Sarimukti mengalami masalah, maka pembuangan sampah di Kota Bandung pun akan ikut terdampak.

Menurut salah satu petugas TPS Cikadut, Aji Sutoyo (40), sudah sekitar dua hari tidak ada pengangkutan sampah keluar area tersebut. Sementara kiriman sampah terus berdatangan dari lingkungan sekitar. Alhasil, tumpukan sampah itu bertahan hingga Senin (8/11/2021) pagi.

Kendala serupa juga terjadi di lokasi TPS lainnya, antara lain TPS Ujung Berung, Antapani, Jalan Ambon, Kosambi dan sejumlah titik lainnya. Kondisi tumpukan sampah terpantau baru mulai menyusut pada siang menuju sore hari.

“Dari kemarin gak ada yang ngangkut sampah ke pusat, dari hari Sabtu. Ini juga masih lumayan numpuk tapi berkurang banyak, tadi pagi sudah mulai ada (truk sampah) yang datang,“ kata Aji di TPS Cikadut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi mengonfirmasi bahwa kendala yang dihadapi di TPA Sarimukti dikarenakan alat berat kehabisan bahan bakar minyak (BBM). Sejak Jumat lalu, ada sebanyak 57 truk pengangkut sampah yang tidak beroperasi. Hal inilah yang membuat rotasi pengangkutan sampah menuju Sarimukti tersendat.

DLHK juga meminta bantuan kepada warga Kota Bandung agar lebih cermat dalam mengatasi sampah, khususnya sampah rumah tangga. Cara paling mendasar yakni memilah sampah organik dan non-orgnik sejak dari rumah. Imbauan ini juga berlaku bagi para pelaku industri di Kota Kembang.

Dudy mengatakan, saat ini TPA Sarimukti telah kembali beroperasi normal. Meskipun demikian, Dudy mengungkapkan bahwa tumpukan sampah di sejumlah TPS Kota Bandung masih memerlukan proses pengangkutan secara bertahap agar TPS kembali normal.

 “Ada kendala operasional di TPA Sarimukti, katanya BBM-nya habis. Sekarang sedang menuju normal karena kemarin sempat ada waktu off dua hari. Diatasi bertahap,” ungkapnya, saat dihubungi, Senin (8/11/2021).

DLHK Kota Bandung memastikan bakal terus berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Barat dalam memantau kelancaran operasional TPA Sarimukti.

Truk BBM dikirimkan ke TPA Sarimukti untuk mengisi bahan bakar  alat berat, Minggi (7/11/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Truk BBM dikirimkan ke TPA Sarimukti untuk mengisi bahan bakar alat berat, Minggi (7/11/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Baca Juga: Bandung Kota Rawan Bencana (3): Kang Pisman vs Bom Waktu Sampah
Jutaan Lembar Sampah Plastik Cemari Laut Indonesia
Data 5 Jenis Sampah Harian Terbanyak di Kota Bandung 2020, Sisa Makanan dan Plastik di Urutan Teratas
Data Produksi Sampah Harian Kota Bandung 2009-2020, Total 22 Juta Meter Kubik
Selain Program, Masyarakat Butuh Edukasi Pengelolaan Sampah

Lingkungan Warga Cikadut Tercemar

Tumpukan sampah yang membludak disertai cuaca ekstrem yang mengguyur Bandung akhir-akhir ini menyebabkan pencemaran lingkungan di sekitar TPS. Salah satunya di TPS Cikadut di mana genangan air pascahujan menimbulkan bau menyengat.

Aliran air hujan yang mengguyur lokasi TPS itu mengaliri jalur drainase yang melintasi permukiman warga. Bahkan, seringkali sampah dari TPS berserakan di tengah jalan karena terbawa angin kencang dan hujan.

Seorang warga Cikadu, Sulis (49), mengatakan keadaan tersebut sudah terjadi beberapa pekan sebelum sampah membludak di TPS. Ia mengkhawatirkan kondisi demikian berpotensi membawa virus dan penyakit bagi warga.

“Setiap beres hujan, bau sampah nyengat pisan, sampah berserakan di jalan kalau deras. Jadi, air hujan yang dari TPS teh kan turun ngalirnya ke selokan warga. Takutnya bawa penyakit,” ujarnya saat di temui di sekitar TPS Cikadut, Senin (8/11/2021).

Sulis mendesak agar Pemkot Bandung segera menindaklanjuti kondisi tersebut. Sementara DLHK berjanji bakal segera melakukan observasi lapangan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kondisi serupa TPS Cikadut di sejumlah titik TPS lainnya di Kota Bandung.

Menurut Dudy Prayudi, salah satu langkah yang akan dilakukan ialah dengan memastikan porsi waktu pengangkutan sampah yang seimbang dari TPA ke TPS-TPS.

“Saya baru mendengar soal kabar itu. Nanti tugas kita selanjutnya akan menindaklanjuti. Yang jelas, kita terus berkoordinasi dengan (pekerja) operasional TPA Sarimukti, kita harus mengestimasi waktu (pengangkutan sampah),” tutur Dudy.

Peringatan dari Sarimukti

Sampah Kota Bandung menjadi masalah laten yang belum terpecahkan hingga kini. Berbagai program penanggulangan dan pengurangan sampah terus dilakukan, tetapi belum membuahkan hasil maksimal.

Sehingga begitu terjadi masalah di TPA Sarimukti, seperti kekurangan BBM yang dialami alat berat dan truk-truk pengangkut, maka dampaknya bisa langsung terasa di TPS-TPS Kota Bandung. Hal ini terjadi karena Kota Bandung tidak punya TPA sendiri. 

Sedangkan TPA Sarimukti sudah lama kewalahan menghadapi kiriman sampah dari Bandung Raya. TPA ini hanya berkapasitas 1.200 ton per hari, namun harus menerima sampah sebanyak 2.000 ton per hari. Sementara pengangkutan sampah Kota Bandung ke TPA di Kabupaten Bandung Barat akan berakhir pada 2023. Setelah Sarimukti ditutup, belum diketahui Kota Bandung akan membuang sampah ke mana.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//