• Komunitas
  • PROFIL SAYAP KIRI SQUAD: Berlari untuk Berbagi

PROFIL SAYAP KIRI SQUAD: Berlari untuk Berbagi

Sayap Kiri Squad merupakan komunitas lari di Bandung dengan anggota dari beragam kalangan. Mereka mengampanyekan hidup sehat dan semangat berbagi.

Komunitas Sayap Kiri Squad dibentuk tahun 2019. Selain menjalankan hobi lari, komunitas ini juga gemar berbagi. (Foto: dokumentasi Sayap Kiri Squad)

Penulis Awla Rajul12 November 2021


BandungBergerak.idTahun 2019 lalu, sekelompok orang dengan latar belakang yang berbeda bertemu di acara freeletics GOR Saparua, Bandung. Mereka belum saling mengenal satu sama lain. Saat kegiatan freelatic berlangsung, sekumpulan orang ini berada di sebelah kiri, menghadap kepada pelatih. Mereka kompak, bukan soal freelatic-nya, melainkan kompak berbincang dan ribut. Hingga pelatihnya berseru, “Sayap Kiri, jangan ribut!” Dan dari situlah nama sebuah komunitas lari bermula.

Sayap Kiri Squad merupakan komunitas lari di Bandung. Bukan sebatas aktivitas olahraga, komunitas ini juga menjadi support system bagi anggotanya dalam menjalani aktivitas lain. Belakangan, Sayap Kiri Squad mulai gencar melakukan aksi berbagi.

Tidak memiliki hierarki, Sayap Kiri Squad menjelma menjadi komunitas layaknya keluarga, dan bertujuan memiliki hidup yang lebih sehat.

BandungBergerak.id berkesempatan berbincang dengan empat orang anggota Sayap Kiri Squad pada Rabu (10/11/2021) malam. Keempat anggota tersebut adalah Adi Winarko, Okky Nurhidayat, Tria Tangkudung, dan Lano Penta. Mereka bercerita bagaimana komunitas yang sudah berumur dua tahun itu mulai berdiri.

Pada saat olahraga bebas jenis freeletic di GOR Saparua itulah komunitas ini bermula, kata Okky Nurhidayat. Waktu itu belum berlangsung pandemi Covid-19. Beberapa nama di angkatan pertama komuniatas ini di antaranya Rudi, Tria, JK, Adi, dan lain-lain.

Okky mengatakan, sebagian peserta freeletic itu pelari, namun ia bukan salah satunya. Ia datang ke acara tersebut karena memang ingin berolahraga freeletic. Mereka pun janjian untuk bertemu setiap Selasa dan Kamis malam. Okky mengaku belum menyukai lari waktu itu.

“Kompaknya (kita) bukan kompak bagus, (tapi) kompak berisik, kompak ribut, kompak yang main-main, dan bercandalah. Coach-nya terus bilang: ‘Sayap kiri tolong serius, jangan bercanda!'” cerita Okky.

Seruan pelatih memanggil mereka dengan “sayap kiri” pun berlangsung berkali-kali. Akhirnya mereka dikenal sebagai sekelompok orang yang berada di sayap kiri lapangan.

Adi dan Dancun mengajak lari kelompok "sayap kiri" itu tidak di GOR Saparua saja, melainkan ke gunung. Dari situlah mereka mulai menggeluti olahraga lari bersama.

“Akhirnya kita mulai lari-lari naik gunung, lari-lari. Karena di freeletic itu kita dipanggil sayap kiri, ya udah kepake sama kita Sayap Kiri Squad itu. Karena juga setiap ada acara, banyak yang mau ikut ke sayap kiri. Yang bukan sayap kiri juga pada mau ikut. Jadi di situlah mulai, kita bikin grup WhatsApp,” cerita Okky.

Selain bikin grup WA, mereka juga membuat akun Instagram. Kegiatan mereka terbuka untuk siapa pun. Okky bilang, memang mereka mendaku sebagai komunitas lari trail, namun lari jalanan juga tidak menutup kemungkinan.

Pelari utama Sayap Kiri Squad, Adi Winarko, mengungkapkan bahwa dirinya bukan atlet, meski hobi lari. Kebetulan ia yang pertama menggeluti lari dibandingkan anggota komunitas yang lain. Uniknya, kata Adi, komunitasnya tidak pernah membuka pendaftaran. Saat mengumumkan mereka akan melakukan lari trail, banyak orang-orang baru yang tiba-tiba ikut.

“Misalnya mau nanjak ke Dago, nanti ketemu orang. Belum kenal. Misalnya kemarin itu ketemu Hendra. Kita kenalan, terus kita ajak lari bareng daripada sendirian kan. Terus dia tanyain, kapan ada acara begitu lagi. Sabtu depan. Nah nanti pas lagi perjalanan lagi, ketemu orang-orang (baru) lagi. Awalnya emang dari belum kenal sama sekali, beberapa bahkan yang tidak sengaja ketemu di jalan,” ungkap Adi.

Tiap orang baru yang sudah mengikuti lari bersama acap kali mengajak teman-temannya untuk ikut bergabung. Alhasil, ketika Sayap Kiri Squad mau mengadakan acara lari, peminatnya selalu meningkat. Mereka biasa mengunggah informasinya di Instagram, termasuk mengabarkan titik kumpul dan tujuan. Kini, Sayap Kiri Squad beranggotakan sekitar 50 orang.

Komunitas Sayap Kiri Squad dibentuk tahun 2019. Selain menjalankan hobi lari, komunitas ini juga gemar berbagi. (Foto: dokumentasi Sayap Kiri Squad)
Komunitas Sayap Kiri Squad dibentuk tahun 2019. Selain menjalankan hobi lari, komunitas ini juga gemar berbagi. (Foto: dokumentasi Sayap Kiri Squad)

Berlari Berbagi Bandung-Pangandaran

Akhir Oktober 2021 lalu, tepatnya tanggal 29-31, Sayap Kiri Squad mengadakan kampanye berbagi dengan tajuk “Sayap Kiri Squad Berlari Berbagi”. Rute yang ditempuh tidak main-main, yaitu Bandung-Pangandaran dengan jarak 213 kilometer. Inisiasi acara ini bermula dari nazar ulang tahun Adi Winarko yang ingin berlari dari Bandung ke Pangandaran.

Adi sebagai pelari utama Bandung-Pangandaran, harus berlari siang dan malam selama dua hari. Ia didampingi oleh pelari pendamping yang bergantian setiap 20 kilometer. Titik pertama ditentukan di Tasikmalaya sekaligus menjadi tempat seremoni bagi pemberian donasi bagi Panti Asuhan. Selain nazar Adi, acara ini juga dilangsungkan sekaligus sebagai ulang tahun kedua Sayap Kiri Squad.

Adi sudah menjalani olahraga lari sejak akhir 2018. Ia bilang kalau yang bisa lari sejauh 100 kilometer itu banyak. Maka, ia ingin membuat sesuatu yang fenomenal, yaitu Bandung-Pangandaran.

“Tapi gak cuma lari. Soalnya kalau lari yang lebih jauh, lebih jago daripada saya itu banyak. Jadi setelah ngobrol sama anak-anak Sayap Kiri, (ide) disambut baik. Akhirnya acara lari itu dibungkus dengan berbagi. Jadi lelahnya kami gak cuma untuk kami, tapi bermanfaat buat orang-orang,” tutur Adi.

Lano Penta, anggota komunitas sekaligus Ketua Acara Sayap Kiri Squad Berlari Berbagi, menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan kampanye untuk mengajak orang bersedekah. Sebagai komunitas lari, maka kampanye yang bisa mereka lakukan adalah dengan acara berlari yang fenomenal.

“Dalam perjalanannya, kita ngobrol-ngobrol. Kenapa enggak acaranya lari Adi dijadikan kampanye kebaikan, mengajak orang untuk berdonasi. Alhamdulilah dalam waktu yang relatif singkat, selama dua bulan acara ini bisa terselenggara dengan jumlah donasi yang di luar dugaan, animo sponsor juga cukup baik. Alhamdulillah acara sukses, tidak ada yang cidera begitu berarti, dan donasi tersalurkan dengan baik,” ungkap Lano.

Seluruh donasi yang terkumpul diberikan kepada Panti Asuhan Az-Zahra di Tasikmalaya, berupa uang tunai, mi instan, dan beras. Lano mengungkapkan, Sayap Kiri Squad Berlari Berbagi dapat dijadikan ajang untuk berbuat kebaikan. Makna yang bisa diambil dari acara ini salah satunya adalah berlari bukan hanya untuk sehat diri sendiri, tapi bisa memberikan dampak kepada orang banyak dengan mengajak berbagi.

Lano berharap, kampanye berbagi ini dapat diselenggarakan oleh Sayap Kiri Squad sebagai acara tahunan. Dengan semangat berbagi yang sama, tapi menu larinya dapat berbeda-beda. Mereka mengharapkan animo masyarakat dan sponsor dapat tumbuh lebih baik lagi di tahun yang akan datang.

Baca Juga: PROFIL PHOTO’S SPEAK: Kawah Tempa Jurnalis Foto Bandung
PROFIL MATABUMI: Dari Kumpul Alumni ke Penjelajahan Bumi
PROFIL SRIKANDI PASUNDAN: Wadah Aspirasi dan Aksi Transpuan
PROFIL WALHI JAWA BARAT: untuk Kerja-Kerja Penyelamatan Lingkungan

Kegiatan lari komunitas Sayap Kiri Squad. Selain menjalankan hobi lari, komunitas ini juga gemar berbagi. (Foto: dokumentasi Sayap Kiri Squad)
Kegiatan lari komunitas Sayap Kiri Squad. Selain menjalankan hobi lari, komunitas ini juga gemar berbagi. (Foto: dokumentasi Sayap Kiri Squad)
Berbagi Berlari Menjadi Agenda Tahunan

Selama pagebluk, kegiatan rutin Sayap Kiri Squad antara lain program Sabtu Nanjak, yaitu lari malam ke Cartil di Kawasan Bandung Utara. Mereka juga memproduksi konten-konten di kanal YouTube yang isinya mewawancarai komunitas-komunitas olahraga maupun atlet-atlet untuk berbagi cerita dan pengalaman.

Rencananya jika pandemi berakhir, Sayap Kiri Squad hendak memulai lagi agenda-agenda rutin yang pernah dilakukan, termasuk berencana untuk mengadakan rangkaian acara menuju Sayap Kiri Squad Berlari Berbagi tahun depan. Agenda terdekat, mereka hendak mengadakan Virtual Run bersama Indonesia Mandiri.

Anggota Sayap Kiri Squad memiliki latar belakang profesi dan umur yang beragam. Contohnya, ada Tria Tangkudung yang kesehariannya merupakan Ibu Rumah Tangga. Dia bergabung bersama Sayap Kiri karena punya hobi berlari.

Lalu ada Lano Penta yang kegiatan sehari-harinya adalah dosen desain interior di Telkom University dan Sekolah Tinggi Desain Indonesia (STID). Setengah berkelakar, ia mengaku  termotivasi untuk kurus.

Hubungan sesama anggota komunitas ini berlangsung cair, dan di antara mereka selalu berusaha membangun suasana yang nyaman.

Adi Winarko menyampaikan, walaupun anggota komunitasnya datang dari latar belakang berbeda, namun mereka bisa kompak membahas apa saja. Bahkan mereka cenderung jarang membahas perihal lari. Hal itulah yang membuat hubungan anggota komunitas relatif cair, kompak, tidak ada senioritas, dan tidak bias.

Adi, yang relatif memiliki pengalaman lebih banyak di bidang lari, tidak serta-merta menggurui teman-teman anggota yang lain. Sebab menurutnya, berlari bisa berangkat dari pengalaman masing-masing.

Selepas acara Sayap Kiri Squad Berlari Berbagi kemarin, ia memaknai komunitasnya bukan hanya sebagai komunitas lari yang fokus pada lari, namun fokus pula pada pengembangan diri anggota.

“Jadi (kami) mendukung individu lain. Yang bisa kami support, kami support. Kalau ini saya bilang, selama aktivitasnya baik, kami dukung,” ungkap Adi.

Okky menimpali, bahwa ia menemukan keluarga baru dengan karakter anggota yang berbeda-beda selama bergabung di komunitas. Ia juga bisa mengembangkan diri, seperti dari sebelumnya tidak bisa lari jadi bisa lari.

“Kayak misalkan bikin interview di YouTube, kan gak ada nyambungnya. Tapi ya itulah kita. Selagi bisa berkarya dan positif, kita kerjakan,” ungkap Okky, sepaham dengan Adi.

Tria juga merasa menemukan keluarga baru bersama Sayap Kiri Squad. Menurutnya, Sayap Kiri Squad menjadi wadah yang mendukung segala aktivitas positif dari anggotanya. Sayap Kiri Squad juga mencoba mengajak lingkungan sekitar untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan lebih baik.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//