• Nusantara
  • Cara Mencegah Varian Delta Plus tetap dengan Protokol Kesehatan

Cara Mencegah Varian Delta Plus tetap dengan Protokol Kesehatan

Pakar UGM mengingatkan pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.

Poster protokol kesehatan di sepeda onthel Bandung, Jawa Barat, Minggu (14/11/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana16 November 2021


BandungBergerak.idVirus corona varian delta yang disinyalir banyak meluluhkan sistem kesehatan dunia, termasuk di Indonesia, kini melahirkan mutan baru yang disebut varian delta plus atau AY.4.2. Masih perlu dibuktikan secara ilmiah apakah varian ini lebih menular dan berbahaya dibandingkan varian delta.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, Gunadi, mengatakan varian delta plus merupakan hasil  mutasi alamiah yang terjadi pada virus corona (SARS-CoV-2). Namun demikian, hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.

“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (16/11/2021).

Gunadi menyebutkan sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta. Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum menjadi Variant of Interest (VOI) atau Variant of Concern (VOC) yang merupakan pengelompokan oleh WHO untuk varian baru yang berbahaya.  

Meski varian delta plus berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, Gunadi mengingatkan pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.

“Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.

Soal kenaikan lonjakan penularan kasus Covid-19 di Inggris belakangan ini menurutnya belum tentu disebabkan oleh varian tersebut. Sebab, kenaikan penularan juga dipicu oleh longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan.

“Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes,” ujarnya.

Menurutnya, protokol kesehatan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya kekebalan komunal. Sepanjang Covid-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, prokes ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah.

“Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? sampai kekebalan komunal tercapai,” tandas Gunadi.

Baca Juga: Varian Corona VoC Hanya Bisa Ditangkal dengan Protokol Kesehatan Ketat
Menyikapi Varian Covid-19 dari India, Inggris, dan Lainnya Jika Masuk Indonesia
Membedakan Virus Corona Varian India dengan Covid-19 Biasa

Kenakan Masker Ganda

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro, mengatakan masker dianjurkan karena terbukti dapat memperlambat penyebaran Covid-19. Reisa menyebut bahwa penelitian Derek Chu dan koleganya yang diterbitkan pada 1 juni 2020 lalu menyatakan risiko tertular percikan air atau yang kita kenal sebagai droplet dari orang lain dan masuk ke mulut atau hidung kita turun 45 persen dengan memakai masker kain.

“Dan apabila memakai masker bedah, risiko makin turun ke tingkat 70 persen. Terbukti efektif kan?” terang Reisa, dikutip dari laman Covid19.go.id.

Akan lebih efektif lagi jika menggunakan masker ganda (double masking). Pemakaian masker dobel ini artinya memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain.

“Gunanya? Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi. Penelitian Dr. Emily Sickbert Bennet dkk, membuktikan filtrasi masker dobel naik diatas 80 persen,” ujar Reisa.

Reisa juga menambahkan bahwa penelitian penggunaaan masker kain dan masker medis secara bersamaan juga di konfirmasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC di Amerika Serikat. Lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis.

Eksperimen ini menyoroti pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa mengenakan masker yang pas di wajah dapat membantu membatasi penyebaran virus penyebab Covid-19.

Meski masker medis secara substansial mengurangi tetesan droplet, namun pemakaian yang lebih erat dan pas di wajah, tanpa ada ruang yang terbuka, akan membuat partikel aerosol yang mungkin ada pada saat berada di ruang tertutup dengan orang lain dapat tertahan masker kain.

Penelitian CDC tersebut menunjukkan bahwa masker medis memang ditemukan lebih longgar daripada masker respirator seperti N95, namun efektivitas masker kain dan prosedur medis dapat ditingkatkan dengan memastikan bahwa masker tersebut dipasang dengan baik, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker.

Penelitian CDC menemukan bahwa mengenakan masker kain di atas masker medis atau penggunaan masker ganda dapat meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah dan mengurangi paparan penerima terhadap aerosol dan partikel droplet dengan ukuran kecil yang dianggap faktor utama penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

“Penelitian tersebut menyatakan bahwa paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95 persen ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,” terang Reisa.

Temuan lainnya, tambah Reisa, ialah bahwa mengikat tali masker medis dengan bentuk simpul dan meratakan masker medis mengikuti bentuk wajah.

CDC juga menyatakan bahwa sampai dengan kekebalan populasi karena program vaksinasi tercapai, penggunaan masker adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran SARS-CoV-2.

Apabila dikombinasikan dengan tindakan perlindungan lainnya, seperti menjaga jarak aman sekitar dua meter dari orang lain di tempat umum, menghindari keramaian atau kerumunan terutama di ruang tertutup yang ventilasinya tidak baik, mengurangi bepergian keluar rumah atau menurunkan mobilitas, dan rajin mencuci tangan sesering mungkin sehingga terjaga selalu kebersihannya, maka, upaya inovatif memakai masker ganda akan mendatangkan banyak manfaat menurunkan jumlah kasus harian.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//