Data Jumlah Gereja di Kota Bandung 1993-2020, Bertambah Signifikan dalam Dua Dekade Terakhir
Bandung memiliki sejumlah gereja tua yang kaya akan nilai sejarah. Merujuk data, jumlah total gereja di Kota Kembang ini sempat anjlok pascareformasi 1998.
Penulis Sarah Ashilah25 Desember 2021
BandungBergerak.id - Hari Raya Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember 2021, dirayakan penuh suka-cita oleh umat Nasrani di seluruh dunia. Begitu juga umat Nasrani di Bandung yang melakukan perayaan Natal dengan berbagai tradisi, mulai berkumpul dengan keluarga hingga beribadah di gereja, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan karena Natal tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Pada momen Natal kali ini, menarik berbicara data mengenai keberadaan gereja-gereja di Bandung. Data termutakhir menunjukkan, ada 178 gereja di Kota Bandung pada 2020. Jumlah tersebut mencakup gereja Katolik, Protestan, dan gereja-gereja lainnya.
Jika diamati, jumlah tempat beribadah umat Kristiani di Kota Bandung relatif meningkat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir (1999-2020). Dari 46 gereja di tahun 1999, berangsur-angsur bertambah sebanyak 132 gereja hingga 2020.
Meski begitu, jumlah gereja di Kota Bandung pernah mengalami penurunan yang signifikan, yakni pada kurun waktu 1995-1999. Di tahun 1995, ada sebanyak 107 gereja di Kota Bandung, lalu mengalami penurunan hingga hanya tersisa 46 gereja pada tahun 1999. Tidak diketahui secara pasti, apa yang menyebabkan berkurangnya jumlah gereja pada data tahun 1999 itu.
Baca Juga: Aturan bagi Pelaku Perjalanan Selama Periode Natal dan Tahun Baru 2022
Perayaan Paskah, Warga Jabar Diajak Memperkuat Komunikasi dengan Semangat Silih Asih
Kota berpenduduk sekitar 2,5 juta jiwa ini juga memiliki gereja-gereja tua yang sudah berdiri sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Salah satunya adalah Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Bethel yang diresmikan pada 1 Maret 1925. Menurut Jurnal Lektur Keagamaan: Sejarah, Bentuk, dan Makna Arsitektur GPIB Bethel Bandung, gereja yang terletak di Jalan Wastukencana No. 1 ini, dulunya bernama “De Nieuwe Kerk”. Namun setelah Indonesia merdeka, di tahun 1964 majelis jemaat gereja memutuskan mengubah nama gereja ini menjadi GPIB Bethel.
Jurnal yang ditulis oleh Masmedia Pinem, dari Ilmu Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung, mencatat bahwa gereja GPIB Bethel memiliki orientasi timur-barat, dengan bagian depannya menghadap ke arah timur. Secara garis besar gereja ini memiliki dua ruang utama, yakni ruang jemaat dan konsistori.
Model arstiketur yang diterapkan untuk bangunan gereja ini adalah model arsitektur Gothik. Gaya gothik sendiri memiliki unsur-unsur spiritual kekristenan dan disebut sebagai essential expresion bagi kekristenan Eropa, entah itu Katolik, Protestan, Anglikan, Advent, Ortodok maupun gereja kristen lainnya.
Gereja tua lainnya di Kota Bandung adalah Gereja Katedral Santo Petrus di simpang Jalan Sumatera dan Jalan Jawa. Gereja ini diresmikan 19 Februari 1922 dan diberkati atas nama Santo Petrus oleh Uskup E.S. Luypen. Arsitek terkenal, C.P. Wolff Schoemaker, terlibat dalam pembangunannya, bersama M. Kunst dan P.J.W. Muller, S.J. (pastor).