PROFIL KOMUNITAS FOTOGRAFER MUSLIM: Hasil Jepretan untuk Dakwah dan Sosial
Komunitas Fotografer Muslim mewakafkan ilmu dan keahliannya untuk kepentingan dakwah dan sosial. Sempat terpukul pandemi, kini mencoba bangkit.
Penulis Awla Rajul7 Januari 2022
BandungBergerak.id - Jemu dengan hasil pemotretan yang hanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan, dua orang jurnalis iseng-iseng membuat akun Instagram untuk memamerkan hasil jepretan sekaligus pesan-pesan dakwah melalui foto. Nama yang dipilih waktu itu terbilang absurd, Halalinaja.
Akun Instagram tersebut kemudian menjelma menjadi sebuah komunitas fotografer yang mengedepankan nilai dakwah dan sosial. Komunitas Fotografer Muslim (FM) namanya, resmi berdiri tahun 2019, sempat kalang-kabut saat pandemi sedang ganas-ganasnya. Namun menjelang dua tahun usia komunitas di awal 2022 ini, FM bertekad mengembalikan semangat seluruh anggotanya.
Komunitas ini bermula ketika ramai media sosial Path. Salah satu pendiri komunitas FM, Ade Bayu Indra kerap memposting foto jepretannya di Path dengan caption berisi kutipan-kutipan ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits maupun quotes-quotes. Ada yang mencemooh, adapula yang mendukung. Salah satu temannya sesama fotografer menyarankan Ade agar lebih serius dengan menyampaikan pesan dakwah lewat badan foto yang diunggahnya.
Ade kemudian berbincang dengan temannya, Ricky Martin, seorang jurnalis foto National Geographic. Ade bilang ke Martin, mereka sudah menggeluti foto sejak tahun 2001, semasa mereka kuliah. Namun, foto-foto mereka hanya sebatas urusan untuk mencari uang (pekerjaan).
“Motret buat cari duit doang, Ki. Manfaat buat orang apaan? Akhirnya kepikiran kita buat bikin konten Instagram. Dulu juga namanya bukan Fotografer Muslim, Halalin Aja. Tadinya kan cuma buat konten-konten syar’i begitu,” kenang Ade, kepada bandungbergerak.id, di sekre FM, Bandung, Selasa (4/1/2022).
Mereka kemudian merasa aneh dengan nama Halalinaja, sebab konotasinya seperti kampanye pemuda hijrah untuk menyegerakan menghalalkan (menikahi) kekasih idaman. Salah satu teman Ade dan Martin kemudian bergabung, dan menyarankan nama baru sebagai Fotografer Muslim. Februari 2019, Fotografer Muslim mulai serius meggoreskan cerita perjalananya.
Ade Bayu waktu itu masih berprofesi sebagai Jurnalis Foto di Pikiran Rakyat. Pada Maret 2019, Ade bersama fotografer lainnya melakukan pameran foto di Bandung Creative Hub. Momentum tersebut dijadikan Ade dan tiga orang lainnya untuk memperkenalkan FM kepada banyak orang.
Ade dan tiga orang lainnya menggunakan kaos FM yang diproduksi dengan modal dana pribadi. Selepas pameran, banyak yang bertanya tentang FM secara langsung maupun via Direct Message (DM). Kemudian bergabunglah dua orang mahasiswa. Dan dari sini, inisiatif untuk merekrut anggota baru dimulai.
“Mahasiswa itu kemudian ajakin buat bikin flyer open recruitment. Akhirnya mereka bikin. Alhamdulillah dari situ mulai banyak (yang masuk). Banyak banget yang masuk waktu itu. Sebulan hingga dua bulan sampai dua grup WhatsApp, belum lagi yang grup Telegram,” ungkap Ade.
Karena terlalu banyak anggota yang masuk dan tidak diketahui latar belakangnya, Ade dan beberapa anggota lainnya berinisiatif melakukan pendataan dan pendaftaran ulang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang anggota, selain untuk menghindari penyalahgunaan komunitas Fotografer Muslim pada hal-hal yang bertentangan. Terlebih komunitas ini menyandang nama “muslim”.
Saat ini, komunitas Fotografer Muslim memiliki 200 member lebih yang terdata. Meski demikian, tidak semua anggota aktif. Menurut Ade, dari data itu ada 40-an orang yang benar-benar aktif.
Baca Juga: PROFIL AKSI KAMISAN BANDUNG: Sewindu Merawat Ingatan
PROFIL AJI BANDUNG: Bukan Sekadar Kumpulan Wartawan Antiamplop
PROFIL PBHI JAWA BARAT: Dari Penggusuran Tamansari sampai Korban Salah Tangkap Polisi
Mengedepankan Nilai Sosial dan Nilai Dakwah
Komunitas Fotografer Muslim aktif memposting foto-foto hasil jepretan anggotanya yang dibubuhi potongan-potongan ayat Al-Quran, hadits atau quotes yang sesuai dengan foto tersebut. FM memiliki dua tagar, #dakwahvisual dan #motretberkahtanparesah. Tagar pertama merupakan aktivitas yang mereka lakukan, yaitu membagikan pesan dakwah Islam melalui visualisasi foto.
Sedangkan tagar yang kedua, memiliki makna filosofis tersendiri. Muhammad Rikiansyah, Humas FM, menyampaikan bahwa tagar #motretberkahtanparesah dimaksudkan agar mendapatkan hidup yang berkah. Riki bilang, hidup yang paling nikmat adalah hidup yang barokah, meskipun tidak memiliki banyak harta. Makanya, member FM menghindari kegiatan yang tidak diperbolehkan oleh agama, misalnya memotret model perempuan.
Riki bilang, dengan melakukan hal tersebut, meskipun materi yang akan diraup bisa banyak, namun keberkahan belum terjamin. Selain itu, ada beberapa kegiatan FM lainnya, seperti Wakaf Motret, pelatihan, sharing, Hunting Foto, Wakaf Quran, dan beberapa kegiatan lainnya. Kegiatan Wakaf Motret menjadi salah satu kegiatan yang membawa nama FM mulai terkenal hingga ke Jakarta dan beberapa wilayah lainnya.
Wakaf Motret merupakan kegiatan FM yang memfasilitasi suatu kajian dakwah untuk didokumentasikan secara gratis. Bukan hanya pada kajian dakwah saja, beberapa kali FM juga melakukan foto wedding kepada marbot mesjid yang tidak mampu membiayai jasa foto.
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh FM, Ade Bayu menarik satu benang merah bahwa dakwah bisa dilakukan cara apa pun, termasuk fotografi. “Ya kita mau dakwah ilmu agama gak ada bekal, lewat materi gak ada, ya sudah kita berdakwah melalui foto saja,” ungkap Ade.
Riki juga menambahkan, member-member FM merupakan fotografer-fotografer handal maupun terkenal. Riki menekankan, uniknya di FM mereka dengan senang hati mewakafkan waktu, kamera, dan keahliannya untuk kegiatan-kegiatan dakwah.
“Jadi uniknya itu, mereka itu mau mewakafkan waktunya, skill-nya untuk kajian dakwah. Bahkan alatnya juga maupun hal lain untuk kepentingan member liputan dakwah,” ungkap Riki.
Kalang-kabut Menghadapi Pandemi
Setahun berjalan sebelum pandemi, komunitas Fotografer Muslim memiliki agenda cukup padat. Dalam sehari, FM melakukan Wakaf Foto hingga dua kali. Belum lagi beberapa kali FM sempat melakukan pelatihan foto di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Barat, seperti di Tasikmalaya.
Kegiatan Wakaf Foto yang begitu padat sejalan dengan agenda kajian-kajian dakwah yang banyak di Kota Bandung. Saat pandemi melanda, banyak kegiatan yang harus terhenti. Hal ini sangat disayangkan oleh Ade, sebab semangat anggota FM sedang dalam kondisi yang prima. Meskipun di awal Pandemi, mereka sempat melakukan penggalangan dana untuk ustaz-ustaz yang terkena dampak.
“Sayang ke temen-temen yang lagi semangat, mereka itu ghirohnya itu lagi tinggi banget mewakafkan alatnya, ilmunya,” ungkap Ade.
Ade menurutkan, FM sudah dikenal baik di kalangan pegiat-pegiat kajian di Bandung. FM dengan sukarela memfasilitasi kajian-kajian dakwah untuk didokumentasikan. Sebaliknya, banyak pegiat kajian yang meminta bantuan dokumentasi FM karena kekurangan alat, SDM maupun kemampuan.
Menurut Riki, kunci dari komunitas adalah berkumpul. Jika tidak berkumpul, maka bukan komunitas. Ia menjelaskan, saat awal pandemi, mereka sempat melakukan beberapa kegiatan. Di kondisi puncak pandemi, member maupun pengurus FM sangat terpukul dengan wabah yang melanda.
“Jujur saja sih, baik member atau pengurus kemarin sempat terpukul banget, dan sekarang sedang mulai merangkak bangkit. Intinya kita mulai konsolidasi untuk kegiatan-kegiatan. Dan sepertinya kita memang sudah harus menyiapkan untuk Wakaf Motret lagi,” ungkap Riki.
Akhir November lalu, FM sudah mulai menghidupkan kembali kegiatannya. Mereka melakukan diskusi foto tentang Persib yang diisi oleh Fotografer Persib, Nurhadi Permana Sutanto. Selain itu, FM melakukan dukungan bantuan dengan Lazis Darul Hikam untuk mendistirbusikan bantun dan trauma healing bagi korban erupsi Gunung Semeru, di Lumajang.
Kegiatan itu sejalan dengan misi sosial yang diemban komunitas, bahwa Fotografer Muslim menjadi wadah bagi fotografer handal maupun fotografer pemula untuk memberikan manfaat kepada orang lain dan menebar kebaikan. Selain itu, Ade bilang, komunitas ini juga sebagai ruang untuk saling mengingatkan, agar member FM ke depannya menjadi sosok yang baik dan bermanfaat bagi sesama.