• Kampus
  • Tips Mencari Kerja di Masa Pandemi Covid-19

Tips Mencari Kerja di Masa Pandemi Covid-19

Terdapat tiga pandemic skills yang dibutuhkan lapangan kerja, yaitu penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan kolaborasi.

Webinar Dialog Kerja (DI-E-JA) 2022 yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA), Jumat (4/2/2022). (Sumber: Unpar)*

Penulis Iman Herdiana8 Februari 2022


BandungBergerak.idPandemi Covid-19 berkepanjangan menimbulkan banyak perubahan dan ketidakpastian. Situasi ini pun sangat berpengaruh terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Terlebih masa pandemi ini bersamaan dengan laju revolusi industri 4.0 yang menuntut setiap calon lulusan atau para pencari kerja untuk memiliki keterampilan lebih.

Novita Ekawati selaku Human Resources (HR) Mutiara Bunda Group mengatakan, bukan saja pengusaha, tetapi menjadi seorang pegawai juga harus memiliki entrepreneurship skill (keterampilan kewirausahaan). Di mana, keterampilan tersebut mencakup adanya mental percaya diri, dan mental berani mencoba.

“Kalau kita punya entrepreneurship skill, kita akan punya keinginan untuk memajukan perusahaan kita dan itu pasti akan menyenangkan dong buat perusahaan,” kata Novita, mengutip laman resmi Unpar yang diakses Selasa (8/2/2022).

Novita berbicara dalam Webinar Dialog Kerja (DI-E-JA) 2022 yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA), Jumat (4/2/2022). Selain Novita, acara yang bertajuk “Mencari Kerja Di Masa Pandemi” tersebut mengundang Dewiyani dari Lembaga Pengembangan Pemelajaran dan Karier (LPPK) Unpar.

Ia memaparkan, terdapat tiga pandemic skills yang dibutuhkan dalam praktik di lapangan kerja, yaitu, penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan kolaborasi. Penguasaan keterampilan dalam penguasaan teknologi dapat berupa penguasaan teknologi yang semakin berkembang seperti menguasai berbagai macam aplikasi yang bukan saja untuk hiburan, namun bisa sebagai promosi diri, atau memberikan informasi yang bermanfaat bagi khalayak banyak.

Mempunyai keterampilan kolaborasi juga menjadi nilai jual yang harus dimiliki pada masa pandemi ini. “Yang penting adalah bagaimana kita punya jiwa kompetisi yang juga bisa kolaborasi. Yang penting bagaimana kita bisa bekerjasama, menghargai, terbuka untuk mendapatkan masukkan, itu menjadi selling point kita dalam menambah keterampilan,” tutur Novita Ekawati.

Seorang recruiter akan melihat kemampuan kognitif, kepribadian, dan sikap kerja dalam proses seleksi berlangsung. Ketiga hal tersebut juga bukan hanya bagi seorang pelamar, namun hal tersebut juga menjadi penentu seorang pegawai bertahan atau tidaknya dalam dunia kerja.

“Jadi cerdas saja tidak cukup, harus disertai dengan kepribadian dan juga sikap kerja yang positif,” katanya.

Selain persiapan kemampuan, kesiapan berkas menjadi suatu hal penting. Dia juga memberikan tips apa saja yang menjadi hal utama dalam menuliskan Curriculum Vitae (CV), yaitu: mudah dibaca, mudah dimengerti, mudah diingat.

Baca Juga: Sosrokartono (Sumber foto: Buku R.M.P. Sosrokartono: Sebuah Biografi (1987) BANDUNG HARI INI: Akhir Perjalanan Sang Filosof Jawa di Bandung, R.M.P. Sosrokartono
Cara Menghindari Kerugian dari Investasi Saham
Pendidikan Tinggi Harus Menjamin Kualitas Pembelajaran Hybrid

Peran Relasi

Berdasarkan survey Exit Study 2021 di Unpar, Dewiyani mengatakan 22 persen mahasiswa yang diterima kerja adalah melalui relasi. Di mana sebanyak 40 persen diantaranya berasal dari relasi orang tua, saudara, atau keluarga dan sebesar 39 persen berasal dari teman atau alumni.

“Makanya kenapa, teman-teman juga banyak diajak untuk berkoneksi dengan banyak orang pada saat kuliah, aktif berorganisasi, karena dengan keaktifan itu anda punya banyak relasi yang mungkin akan membantu teman-teman dalam proses pencarian kerja,” katanya.

Selain relasi, pencarian kerja juga banyak melalui media cetak atau online yang mudah didapat. Namun, Dewiyani mengatakan, para pelamar kerja harus memperhatikan informasi atau kontak, tata bahasa, website, nama perusahaan, dan lokasi kerja apabila menemukan lowongan kerja lewat iklan supaya tidak terjerat lowongan palsu.

“Biasanya lowongan palsu itu menyasar  ada unsur psikologisnya. Jadi menyasar euforia atau kegembiraan yang  amat sangat dari seseorang ketika misalnya dihubungi oleh perusahaan besar,” tutur Dewiyani.

Untuk mengatasi sedikitnya kesempatan untuk bekerja di masa pandemi, Dewiyani menjelaskan beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya:

Peningkatan soft skill untuk dapat bersaing di dunia industri; mencari pengalaman kerja lewat kerja magang sejak masih kuliah (untuk pengalaman dan koneksi); aktif berorganisasi; memilih bidang pekerjaan yang tersedia, walaupun belum sesuai dengan minat.

Acara webinar ditutup dengan pengumuman pemenang lomba pembuatan poster digital DI-E-JA 2021 dengan pemenang yaitu Gresa Grinaldi sebagai juara satu, Fitri Anggraini sebagai juara dua, dan Sarah Gracella S sebagai juara tiga.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//